PSIKIS

DISIPLIN ITU WUJUD KASIH SAYANG ORANGTUA, BEGINI PENJELASANNYA

ORANGTUA IDAMAN – Pembenaran perilaku buruk terjadi akibat pembiaran. Agar hal itu tak terjadi berlarut-larut, berdisiplin harus diajarkan sejak usia dini.

Disiplin itu bukan kekerasan, bukan hal yang negatif, juga tidak dilakukan secara otoriter. Kedisiplinan tidak sama artinya dengan menghukum dan mengekang.

Disiplin dan ketegasan adalah bentuk kasih sayang dan perhatian. Anak yang terlatih berperilaku disiplin akan memperoleh rasa aman dan perlindungan di bawah naungan peraturan yang adil.

Disiplin bertujuan supaya anak belajar dan terampil mengatur perilaku diri sendiri, serta mampu mengambil keputusan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Tak selamanya anak dapat bergantung dan merengek kepada orangtua. Anak yang selalu dimenangkan dan senantiasa dituruti keinginannya cenderung tumbuh menjadi pribadi penuntut, dan egois. Ia akan melakukan segala cara agar keinginannya bisa dipenuhi.

Sementara itu, orangtua yang selalu mengalah justru dapat merugikan anak. Sebab, anak tak akan dapat berlatih mandiri.

Orangtua harus dapat berkata ‘tidak’ agar anak tidak tumbuh menjadi pribadi penuntut dan manipulatif. Penolakan terhadap keinginana anak dilakukan saat anak mulai bersikap keterlaluan. Penilakan seperti ini adalah pengendalian agar anak terbiasa mengendalikan diri.

Saat bermaksud mengabulkan permintaan, ada baiknya anak dilatih bersabar. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menunda atau memberi jeda pengabulan permintaan itu.

Misalnya saat anak meminta mainan, Bunda sebaiknya tak langsung mengabulkan permintaan itu. Namun, bisa menundanya dengan memberikan alasan akan dibelikan setelah kenaikan kelas, atau setelah orangtua menerima gaji.

Cara seperti ini dapat melatih anak bersabar, memahami kondisi orangtua, serta memacu semangat agar anak berupaya dalam meraih keinginan.

Yang lebih penting, cara ini dapat mengajarkan anak berdisiplin. Memperkenalkan kepada anak batasan-batasan yang pantas dan tidak, sehubungan dengan hak dak kewajiban mereka serta hak dan kewajiban orangtua.

Penolakan terhadap keinginan anak dapat dilakukan dengan ekspresi tubuh. Misalnya dengan nada suara lebih tegas, mengerutkan wajah, atau berpaling dan tidak memberi perhatian.

Bermurah hati kepada anak bukan berarti mengorbankan diri sendiri. Memberikan perhatian, banyak waktu, pengawasan, dan perlindungan lebih bijak daripada hanya sekadar membelikan mainan atau makanan.

Butuh keseimbangan orangtua agar tidak menjadi terlalu pemurah, juga tidak menindas dan menekan anak.

HAL YANG WAJIBNDIPERHATIKAN: 1. Kepribadian, perkembangan, dan kemampuan mempelajari atau menerima aturan. 2. Pengawasan dan kontrol yang terlalu lama dapat membuat anak menjadi tidak punya rasa percaya diri. 3. Bimbing pula agar anak menghormati diri sendiri dan orang lain.

Anak yang belum bijak terkadang melakukan sikap manipulatif. Contohnya, ia akan menangis agar keinginannya dikabulkan. Dibutuhkan sikap yang bijak dari orangtua agar tidak terjebak dalam sikap manipulatif anak.

Sebagai orangtua, sebaiknya bijak memilah dan memilih tuntutan keinginan anak yang wajar dan yang tidak wajar. Kenakalan anak bermula dari orangtua yang tidak dapat mengidentifikasi kewajaran tuntutan secara tepat, justru memenuhi tuntutan keinginan kurang wajar.

Rumah adalah lingkungan sosial paling kecil bagi seorang anak. Dari sini lah anak belajar berdisiplin. Agar kelak anak tidak kaget, aturan yang diterapkan di rumah seyogyanya mengacu kepada peraturan yang dianut oleh sekolah, dan masyarakat.

Proses belajar disiplin dan memahami nilai baik dan buruk itu butuh waktu yang tak sebentar. Sehingga dibutuhkan sikap konsisten orangtua dalam menerapkan aturan standar secara jelas dan tegas. (orangtuaidaman.com)

error: Content is protected !!