3 POIN PENTING MELATIH ANAK MENGELOLA KEUANGAN SEJAK DINI
ORANGTUANIDAMAN – Salah satu kunci sukses yang pokok yaitu kecerdasan mengelola keuangan. Tanpa hal itu, kehidupan seseorang riskan mengalami keterpurukan.
Kecerdasan mengelola keuangan tak bisa ditemukan di sekolah formal. Karakter bijak mengelola uang dicetak sejak kecil saat anak berada di rumah. Oleh karena itu keteladanan dari orangtua dan orang-orang di sekitar anak punya peran penting.
K ebiasan mengelola keuangan, tabiat dan pola konsumsi di rumah juga harus ditata secara baik. Dengan demikian anak dapat meneladani hal tersebut.
Seorang anak yang dibesarkan dalam keluarga yang konsumtif, mudah tergoda oleh hasutan-hasutan konsumerisme, panic buying, besar kemungkinan akan menjadi anak yang hedon dan konsumeris pula.
Sebaliknya, seorang anak yang dibesarkan dalam keluarga yang bijak mengelola keuangan serta arif menyikapi pergolakan gaya hidup, tentunya juga akan tumbuh menjadi individu yang bijak dan cakap mengelola keuangan.
Seberapa pun besar gaji atau pendapatan seseorang tidak akan pernah terasa mencukupi jika orang yang bersangkutan tidak cakap mengelola keuangan.
Demikian pula sebaliknya, seseorang yang dikaruniai pendapatan tidak terlalu besar, namun cakap mengelola dan mengembangkan pendapatan itu, pastinya justru akan menemukan keberlimpahan.
Berikut dipaparkan beberapa cara membimbing anak mengeloka keuangan:
1. Tahu Asal Usul Uang, Lantas Menghargainya
Banyak orangtua beranggapan bahwa anak kecil tak perlu negetahui dari mana orangtua memperoleh uang. “Kamu masih kecil, nanti kalau sudah besar ya,” jawaban seperti itu yang umumnya dilontarkan oleh orangtua saat anak bertanya tentang asal-usul uang.
Menceritakan asal-usul uang bukan berarti mengajak anak bekerja. Justru dengan mendengar kisah jerih-payah orangtua selama bekerja, diharapkan anak menjadi lebih menghargai uang.
Anak dapat mengetahui bahwa uang diperoleh melalui upaya dan perjuangan. Tanpa bekerja dan berusaha, uang tidak akan diperoleh, sehingga tidak bisa menikmati barang-barang yang diinginkan.
Nilai jerih-payah juga dapat membuat anak menjadi lebih berhati-hati dan cermat mengelola keuangan.
Agar anak dapat lebih menghayati dan menghargai uang, Bunda bisa melatih Ananda mencari uang dengan cara sederhana.
Langkah ini bisa diawali dengan berbekal hobi yang digeluti anak. Contohnya bisa disimak dalam kisah berikut:
Bayu adalah seorang anak yang gemar membaca. Tak heran jika banyak buku di rumahnya. Saking banyaknya buku yang dimiliki, orangtuanya menyediakan ruang khusus di belakang rumah sebagai perpuatakaan.
Tak sedikit kawan-kawan Bayu tertarik ikut menikmati komik, buku, dan majalah di Perpustakaan dengan nama Menur 7 itu.
Melihat fenomena itu, orangtua Bayu melatihnya menangkap peluang. Anak yang masih duduk di bangku kelas 4 SD itu didorong agar mengkomersialkan perpustakaan miliknya.
Bayu dilatih membuat katalog buku, dan buku khas. Pengelolaan perpustakaan itu sepenuhnya di bawah kendali Bayu. Orangtuanya secara periodik melakukan kontrol dan koreksi terhadap langkah yang sudah dijalani.
Tarif sewa buku di tempat itu tak mahal. Hanya Rp1.000 untuk setiap peminjaman buku selama 1 minggu. Sementara jika dibaca di tempat, tidak dipungut biaya.
Tak sedikit teman-teman Bayu yang tertarik meminjam komik, majalah, dan buku-buku. Uang hasil bisnis kecil itu disimpan dalam sebuah kaleng biskuit bekas.
Dari hasil perpustakaan itu, Bayu bisa membeli sepeda sebagai alat transportasi pergi ke sekolah.
Perpustakaan milik Bayu hanya lah contoh dari sekian banyak peluang yang bisa diajarkan kepada anak. Hobi memasak dan aneka hobi lainnya juga bisa digunakan sebagai sarana melatih anak mengelola keuangan.
2. Budaya Menabung & Berinvestasi
Sama seperti yang sudah dilakukan oleh Bayu. Anak sebaiknya dibimbing menyisihkan uang untuk keperluan masa depan dan juga untuk investasi atau pengembangan diri.
Sejak kecil, seharusnya anak dibiasakan merancang pos-pos keuangan sederhana. Misalnya, pos untuk jajan, untuk menabung, dan untuk keperluan sosial atau berbagi.
Khusus untuk pos menabung, Bunda bisa memperkenalkan Bank kepada anak sejak usia dini. Uang yang telah dikumpulkan dapat disetorkan ke Bank.
Penting untuk memberi tahu alasan mengapa ia perlu menabung uangnya.
3. Membedakan Kebutuhan dan Keinginan
Mainan dan makanan adalah permintaan yang paling diidolakan anak. Latih lah anak membedakan kebutuhan yang harus dibeli dan mana yang merupakan keinginan.
Paparkan kepada anak bahwa kebutuhan adalah segala sesuatu yang harus dipenuhi agar dapat bertahan hidup. Misalnya makanan, minuman, dan tempat tinggal.
Sementara keinginan itu bisa ditunda. Kalau pun tidak dipenuhi kita masih bisa bertahan hidup (orangtuaidaman.com)