MERAJUT KARAKTER

BERJUANG MENGALAHKAN DIRI SENDIRI

ORANGTUA IDAMAN – Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau dari rumput milik sendiri. Iri, dengki, dan sombong adalah buah yang dituai akibat gemar membandingkan kesuksesan diri dengan sukses orang lain. Kesuksesan seharusnya membuat seseorang bertumbuh dan berkembang menjadi pebih manusiawi.

Gondes adalah seorang pemuda kampung yang kerap dipandang sebelah mata. Bahkan, ia tak jarang dibuli oleh lingkungannya. Di kampung, Gondes dicap sebagai pemuda urakan. Pasalnya tampilannya yang nyentrik, berambut gondrong, berjaket surjan lurik, dan selalu menenteng tas yang dia buat dari celana jeans bekas.

Soal prestasi di sekolah, Gondes juga tergolong pemuda yang biasa-biasa saja. Namun demikian, Gondes tak pernah memikirkan terlalu dalam cemoohan orang-orang di sekitarnya. Ia berusaha tetap baik dan menjadi dirinya sendiri.

Setelah lulus berkuliah, Gondes mengadu nasib di Ibu Kota. Pengalaman dibuli diubah menjadi kekuatan positif dan motivasi. Gondes berjuang di Ibukota berbekal kerendahan hati. Singkat cerita, kerendah hatian itu akhirnya justru mengangkat kehidupan Gondes.

Gondes tak pernah menganggap dirinya sukses. Pemuda itu tetap ingin menjadi pribadi sama seperti saat meninggalkan kampung halaman. Tercermin dari penampilannya yang tak berubah. Meskipun penampilan seperti itu yang dulu membuatnya kerap dicemooh.

Beberapa kawan lalu mengisahkan kehidupan yang diraih Gondes saat ini, lalu mengisahkan kepada kawan-kawannya yang lain. Mendengar cerita tentang Gondes di kota, banyak yang tidak mempercayainya. Tak sedikit kawannya yang berlomba-lomba bersaing menunjukkan kesuksesan. Bahkan beberapa di antaranya terpaksa mengada-ada, tak menjadi dirinya sendiri, memamerkan gaya hidup palsu, hanya sekadar pencitraan.

Perubahan nasib menjadi lebih baik, cemoohan, dan ketidak percayaan kawan-kawan terhadap pencapaiannya tak lantas membuat Gondes sombong. Ia berjuang mengalahkan dirinya sendiri. Tak membeberkan bukti dan menjawab ketidakpercayaan itu. Pemuda itu tetap fokus kepada langkah awal.

Tetap fokus kepada tujuan awal dan menjadi diri sendiri dapat membentengi diri dari rasa iri hati dan sombong.

Kesuksesan tak bisa dibanding-bandingkan. Puncak kesuksesan ada dalam rasa syukur. Membandingkam kesuksesan hanya akan membuat kita terjebak ke dalam jerat iri dan dengki, ketika melihat orang lain lebih sukses. Sebaliknya akan membuat diri sombong saat merasa lebih sukses dibandingkan dengan orang lain.

Cerita kesombongan juga dikisahkan oleh seekor burung merak dan bangau. Sang Merak mengolok-olok bangau. Ia mengatakan bahwa bulu bangau jelek tak seindah bulu merak. Memdemgar ejekan itu, bangau menjawab, “Buluku memang tak seindah bulumu, namun aku bisa terbang tinggi, sementara angkau hanya bisa mengais-ngais tanah.

Membandingkan kesuksesan pribadi dengan kesuksesan orang lain hanya akan menutupi potensi diri. Rasa iri dan dengki menggiring kita ke dalam kehidupan orang lain. Sehingga kita tidak bisa menjadi diri sendiri serta menemukan talenta yang tersembunyi di dalam diri. Begitu pula ketika kita terbius rasa sombong. Menjadi lengah kemudian berhenti mencoba dan berjuang menjadi lebih baik lagi. Banyak orang sombong pada gilirannya tumbang dan runtuh.

Hendaknya kesuksesan diri menjadikan seseorang bisa selalu bertumbuh karena bersaing dengan diri sendiri. Membandingkan kesuksesan masa lalu dengan kesuksesan saat ini bisa mengantar kita kepada kesuksesan masa depan yang bersinar penuh pamor.

Namun demikian, pengejaran kesuksesan sebaiknya tak membuat kita menjadi budak ambisi. Banyak orang ambisius tak memiliki kepedulian. Mereka hidup dalam pengejaran dalam hidup mereka sendiri. Hidup seperti ini tak memiliki harmoni spdan keseimbangan. Jauh dari kehidupan sosial dan Tuhan. Hidupnya kering dan tandus.






error: Content is protected !!