PSIKIS

ANAK BERPERILAKU MENYIMPANG KERAP TAK DISADARI ORANGTUA, INI CIRINYA

ORANGTUA IDAMAN – Anak berperilaku menyimpang kerap tidak disadari oleh orangtua. Gangguan emosi ini seharusnya diwaspadai. Berikut dipaparkan beberapa kelompok penyimpangan perilaku tersebut beserta gejalanya.

Anak berperilaku menyimpang, mereka haus perhatian. Diselimuti krisis jati diri. Selalu berusaha menarik perhatian orang lain agar mengakui eksistensi (keberadaannya).

Galang adalah anak berusia 6 tahun. Sepintas, ia nampak seperti kawan-kawan pada umumnya. Namun jika dicermati secara seksama, segera terlihat keluarbiasaan pada diri anak tersebut.

Perilakunya agresif. Kerap berbuat usil kepada kawan-kawannya. Bahkan, tak jarang pula kelakuannya membahayakan teman. Mendorong, memukul, dan menendang kawan di sekitarnya. Berlagak bak tokoh film dalam siaran tivi.

Agresifitas itu kian memuncak ketika Galang berang lantaran kecewa. Sembari menangis, ia mengamuk plus menyerang kawannya.

Saat berada di dalam kelas, perilakunya pun kontras dengan kawan-kawannya. Suka menggangu, memanjat jendela kelas, dan bersuara gaduh.

Orangtua yang tak memahami psikologi anak, menganggap karakter seperti itu sebagai hal lumrah. “Ah, maklum dia kan masih kecil”, atau “Ah, enggak apa-apa, dia kan anak laki-laki jagoanku”, demikian anggapan yang mungkin muncul membela dan membenarkan anak tersebut.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1991, tunalaras adalah gangguan atau hambatan atau kelainan tingkah laku, sehingga kurang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Secara garis besar, tunalaras menunjukkan gejala ketidakmampuan menjalin hubungan menyenangkan dengan teman, guru, serta berlaku tidak pantas.

Gejala lain yang mencirikan anak penyandang tunalaras yaitu perilaku yang tidak dapat diterima oleh masyarakat, melanggar norma budaya, aturan keluarga dan sekolah. Anak ini juga kerap mengganggu, membangkang, menentang, serta tidak dapat bekerja sama.

Selain tuna laras, terdapat golongan anak yang mengalami penyimpangan perilaku. Meskipun gejalannya tidak terlihat sekontras tunalaras.

Penyimpangan-penyimpangan perilaku itu di antaranya yaitu: anak gemar jahil, iri hati, mencela, rewel, agresif, suka protes dan malas belajar.

KEBIASAAN NGERJAIN KAWAN. Usil, suka ngerjain kawan saat ini cenderung menjadi hal yang biasa ditemukan di banyak sekolah. Padahal, sikap usil termasuk perilaku menyimpang. Pembiaran sikap usil mengakibatkan pembenaran sikap usil tersebut. Pembenaran sikap tak benar yang dilakukan berulang-ulang dalam kurun waktu yang lama mengakibatkan perilaku tak benar itu seolah-olah menjadi hal yang benar. Sikap usil berpotensi menjadi akar masalah bullying yang banyak terjadi di sekolah.

Sidik seorang jahil. Ia bahagia, menikmati dan merasa puas melihat kawannya menjadi korban kejahilannya. Contoh kebiasan usil yang kerap dilakukan yaitu memindahkan kursi milik kawannya dengan tujuan agar terjatuh, memasukkan sampah, kerikil ke dalam tas kawan, serta membuat jebakan-jebakan lain yang membuat kawan celaka dan menderita.

Perilaku menyimpang lain yaitu iri hati. Saat masih kecil, ditunjukkan dengan kebiasaan merebut mainan, dan suka membantah pendapat kawan. Memaksakan pendapat dan menganggap diri paling benar.

Anak seperti itu umumnya dibesar dalam keluarga yang tidak pernah memberi kesempatan berpendapat.

Pemicu sepele kerap membuat anak iri hati menjadi agresif lantas menyerang kawannya.

Anak yang iri hati terkadang juga merasa tidak puas terhadap dirinya. Sehingga anak tersebut cenderung suka menyendiri dan mengurung diri.

Iri hati tumbuh subur di lingkungan materialis. Lingkungan yang selalu menonjolkan kekayaan materiil. Lingkung ini bisa di sekolah, maupun di rumah. Umunya melanda anak-anak di kota besar.

Kelainan perilaku berikutnya yaitu suka menyela pembicaraan orang lain. Anak seperti ini kerap memaksakan diri menyela pembicaraan orang, meskipun orangtua sudah memintanya pergi dan menjauh secara baik-baik.

Perilaku agresif juga tak boleh dilupakan. Karakter ini pun termasuk perilaku menyimpang. Contohnya, merebut mainan, makanan, dan agresif akibat diolok.

Pemicu Perilaku Menyimpang
Berbagai perilaku luarbiasa itu umumnya dipicu oleh rasa ingin diperhatikan. Latar belakang kondisi keluarga dan lingkungan turut mencetak perilaku menyimpang.

Anak yang tumbuh dalam keluarga kurang perhatian, lingkungan yang selalu menyepelekan, tak menganggap eksistensi anak, tak pernah memberi kesempatan berperan, serta takut kehilangan peran akan membuat anak tumbuh menjadi individu berperilaku menyimpang.

Kondisi keluarga dan lingkungan tersebut membentuk pola pikir anak. Sehingga dimana pun ia berada, akan merasa terancam. Lantas melakukan perbuatan-perbuatan yang dianggap dapat menarik perhatian orang lain.

Anak berperilaku menyimpang sesungguhnya adalah anak yang haus perhatian. Ia mengalami krisis jati diri. Sehingga senantiasa berusaha menarik perhatian orang lain agar mengakui eksistensi (keberadaannya).

Nah, mulai sekarang marilah kita memberi perhatian kepada anak kita lebih baik. Membimbingnya berkegiatan positif yang dapat membuatnya berprestasi serta memiliki rasa bangga. (orangtuaidaman.com)

error: Content is protected !!