GUNUNG PAPANDAYAN: PADANG EDELWEISS, HUTAN MATI, DI SELA KEPUL KEPUNDAN
WALAU TAK SETINGGI PUNCAK-PUNCAK GUNUNG TENAR DI TANAH JAWA, PAPANDAYAN PUNYA PADANG EDELWEISS MENAWAN PLUS HUTAN MATI EKSOTIS.
Enggak perlu berlama-lama menapaki tanjakan terjal, cukup 3- 4 jam perjalanan pendakian, pemandangan molek itu sudah di depan mata.
Tak jauh dari roda kendaraan diparkir, kawah aktif menyambut langkah kaki. Uap sulfatar tak bosan berembus dan mendesis, dari dalam lembah yang membentang di sisi kiri jalur pendakian.
Menjemput Pemandangan Molek
Santai saja, Bro. Usah tergesa. Disini, pemandangan elok tersaji di setiap ayunan kaki. Rugi rasanya bila diacuhkan.
Makanya, yuk awali perjalanan pada pagi hari, sekitar pukul 08.00. Agar, tak ada celah yang membuat bentang alam rupawan itu lolos dari pandangan mata.
Setelah menunjukkan KTP, mendaftarkan diri di pos, serta segala perbekalan siap, kini saatnya memulai pendakian.
Jalan setapak berundak berlapis semen menjadi menu pembuka berpetualang. Hmmm,… sejauh ini, belum ada pemandangan mengesankan. Monoton dan terasa sedikit menjemukan.
“Bersabarlah sejenak…
Pelan-pelan jalur berlapis semen itu berlalu. Ditelan langkah kaki yang telah lalu. Pemandangan mulai mengasyikkan. Kawah aktif kian merapat.
Ketika jalur semen habis dilewati, berikutnya langkah kaki harus melahap jalur berundak berbatu. Kadang, jalan setapak itu berupa cerukan.
Berangsur-angsur haluan yang kita lalui kian berimpit dengan lembah berkawah. Cobalah hentikan langkah kaki sejenak, menoleh ke belakang, sedikit serong ke arah lembah…
Nah lho… beneran kan, enggak usah menggerutu dulu. Pemandangan elok pasti dijumpai. Lembah berkawah itu menggelar pemandangan rupawan.
Kira-kira 1 – 2 jam menyusuri punggungan di bibir kawah, sampai lah kita di alun-alun pertama.
“Sekarang, silakan menghela napas untuk beberapa saat.
Di gunung ini Rupiah masih berlaku kok. Dijumpai beberapa pondok penjaja makanan. Tak perlu ragu memesan kopi panas, jahe hangat, dan makanan alakadarnya.
Bagi yang menghendaki makan besar, dihidangkan pula nasi goreng spesial telur di pondok tersebut.
Makanya, sebaiknya enggak perlu membawa banyak-banyak makanan. Agar tak membuang bungkus dan mengotori gunung yang relatif masih bersih ini.
Tak ada minuman dingin, es adalah menu lelucon di sela hawa dingin di tempat ini.
Alun-alun pertama begitu strategis sebagai tempat berkemah. Selain datar, di tanah lapang ini juga mudah memperoleh air.
Dataran ini banyak ditumbuhi pohon mutiara putih dan Edelweiss. Ketika malam tiba, rumpun flora ini menjadi benteng dari tiupan angin gunung yang dinginnya menyengat. Memayungi kita dari terik matahari tat kala cakrawala cerah.
“Bila napas sudah tertata, yuk kita awali langkah kaki lagi!
Mirip Suryakencana
Berlanjut menuju alun-alun kedua. Padang edelweiss berjuluk Tegal Alun tersebut dapat dicapai dari alun-alun pertama selama 2 – 3 jam.
Tegal Alun adalah lembah. Mirip Suryakencana yang menghampar di dasar kaldera Gunung Gede. Kondisinya masih alami dan besih.
Menghampar luas puluhan hektar, ditumbuhi koloni edelweiss. Sebelum mencapai tempat ini, terlebih dahulu kita harus melalui puncak Gunung Papandayan.
Lebatnya pepohonan membuat langkah pendakian menjadi tak mudah. Berhati-hatilah, sebab vegetasi yang begitu rapat itu berpotensi menyulitkan navigasi. Cermat-cermatlah memilih jalur benar.
Menikmati Hutan Mati
Beberapa saat menjelang alun-alun kedua, gersangnya hutan mati setia menanti.
Hutan mati adalah jejak amuk kepundan Papandayan pada tanggal 13 – 20 November 2002. Aktivitas vulkanik ini mengakibatkan bagian atas Kawah Nangklak longsor.
Awan panas pun menghempas. Mengakibatkan hangusnya hutan cantigi di areal itu.
Pohon-pohon meranggas itu tetap berdiri kokoh. Bagian bawahnya tertimbun endapan piroklastik.
Ada dua jalur turun yang bisa dilewati. Pilihan pertama yaitu kembali lewat jalur semula, alternatif kedua melalui jalan berbeda menuju sisi utara Gunung Papandayan.
Jalur sisi utara berpemandangan relatif lebih indah daripada jalur semula. Menyusuri hutan mati (orangtuaidaman.com)
TRANSPORTASI
Perjalanan dapat diawali dari terminal Kampung Rambutan, Jakarta atau Terminal Baranangsiang, Bogor. Dengan menumpang bus antar kota menuju Terminal Garut, ditempuh kira-kira 5 jam perjalanan.
Dari Terminal Garut kita menyambung perjalanan dengan angkutan desa menuju Cisurupan, sebuah desa di kaki Gunung Papandayan. Nah, dari tempat ini kita kemudian menumpang ojek atau mobil pickup menuju pos pendakian.
PELANGI ADVONTUR
GUNUNG GEDE – PANGRANGO: PESONA EDELWEIS JAWA DI DASAR KALDERA PURBA
“SEJAUH INI INSIDEN PALING MENARIK DALAM KUNJUNGANKU KE JAWA ADALAH PERJALANANKU KE PUNCAK GUNUNG PANGRANGO DAN GUNUNG GEDE” – (ALFRED
PESONA ANAK KRAKATAU: HIDUP SELARAS DAN DINAMIS
ORANGTUAIDAMAN.COM Letusan yang kerap terjadi, merombak habitat yang sudah ada. Kemudian menyajikan kehidupan baru dan pemandangan yang dramatis. Di tempat
TN GUNUNG HALIMUN – SALAK: PESONA HUTAN BERKABUT
ORANGTUAIDAMAN.COM Di areal hutan pegunungan seluas 113.357 ha ini kabut menjadi suguhan harian menawan. Dalam bahasa Sunda, Halimun berarti kabut.
INGIN PETUALANGAN LEBIH NIKMAT? PILIH MUSIM YANG TEPAT
ORANGTUAIDAMAN.COM Berpetualang itu tidak identik dengan kenekatan. Kecermatan, ketelitian, dan kedisiplinan menjadi bekal utama berpetualang. Salah satu faktor utama yang wajib
MENGAIS REZEKI DI DASAR KAWAH SUNYI
ORANGTUAIDAMAN.COM Banyak urusan di dunia ini yang bisa ditunda, tapi tidak untuk urusan perut. Perut “keroncongan” harus segera diisi, kebutuhan
Comments are closed.