JAJAN ITU BOLEH, BERLATIH MENGATUR ANGGARAN KEUANGAN ITU WAJIB
ORANGTUAIDAMAN.COM Salah satu faktor kesuksesan adalah manajemen atau pengelolaan hidup yang baik dan benar. Kalau mau sukses, anak sebaiknya dilatih mengelola keuangan sejak dini.
Banyak ibu mengeluhkan kebiasan jajan anaknya. Namun realitanya, meski kerap mengeluh, mereka tak bisa mengarahkan saat sang anak merengek minta jajan. Pembiaran seperti ini dapat merugikan anak. Pasalnya, anak tidak dibimbing cara mengelola kebiasan konsumsi. Kegiatan konsumsi dibutuhkan untuk menggerakkan roda perekonomian. Namun gaya hidup konsumeris, tak terkendali dan boros pada gilirannya dapat menjerat seseorang dalam kesusahan hidup.
Umumnya, orangtua lebih suka memberikan uang jajan kepada anak secara harian. Orangtua tersebut menganggap anak belum memiliki kemampuan mengelola keuangan jika uang saku diberikan bulanan.
Padahal, banyak nilai positif yang dapat dituai jika anak dibiasakan menerima uang saku bulanan. Melalui cara itu, anak menjadi terbiasa menyusun perencanaan penganggaran. Anak dibimbing mengalokasikan dana berdasarkan skala prioritas. Mendahulukan kebutuhan yang paling urgen. Terampil menyusun pos-pos keuangan.
Melalui konsep penganggaran uang saku tersebut, anak bisa diarahkan agar memanfaatkan dana untuk hal positif. Misalnya untuk mendukung hobi yang dapat mengembangkan bakat, dan minat.
Jika anak sudah tercetak dan fokus kepada hobi dan pengembangan diri, mereka akan terhindar dari kebiasaan jajan yang konsumeris dan boros.
Melalui anggaran keuangan, anak ditantang sekaligus dilatih agar mampu mencapai tujuan keuangan di masa depan. Jika mereka boros dalam mengelola keuangan, maka mereka tidak akan memiliki uang untuk satu bulan kedepan.
Anak yang tidak terbiasa mengelola keuangan secara disiplin menjadi mudah tergoda membeli permainan baru, aksesoris, makanan, dan keinginan konsumeris yang lain.
Penganggaran uang saku melatih anak memilih hal-hal yang bersifat postif dan produktif. Di luar semua itu, pengagaran tetap memungkinkan anak dapat menikmati uang saku untuk keparluan hiburan dan kesenangan secara proporsional.