KREASI OLAHAN ABON LELE
ORANGTUA IDAMAN – Ati Burdaningsih warga Babakan Sari, Cianjur, mendapat ide membuat abon lele atas bimbingan mahasiswa Prasetya Mulya, Jakarta. Untuk memperkenalkan makanan baru ini, diangkatlah kandungan nutrisi fosfor dalam lele yang bermanfaat untuk ibu hamil.
Satwa air yang selama ini hanya dikenal dalam menu pecel lele, kini naik pamor setelah diolah jadi abon. Apalagi selain kandungan proteinnya tinggi, rasanya pun enak tidak kalah dengan rasa abon sapi dan abon ayam. Dipasarkan dengan merek Boni Basari, abon ini dihadirkan dalam dua variasi rasa, yaitu original dan pedas. Nama Boni Basari berasal dari singkatan Abon Ikan Babakan Sari. Mengapa? Karena tempat pembuatannya di Kampung Babakan Maleber Desa Babakan Sari, Cianjur.
Dengan bimbingan para mahasiswa Prasetiya Mulya angkatan tahun 2008 yang terdiri dari Adrianta Pratama, Albertus Febrianto , Mariska Fardhiani, Carlo Mario, Mirza Arizki, Nela Ligianto, Euthalia Ginting, dan Jean Paul De Ponti, Ati terdorong untuk memajukan bisnisnya.
Manfaatkan sumberdaya
Ketertarikan para mahasiswa memilih jenis makanan olahan lele, disebabkan oleh potensi sumber daya perikanan yang cukup melimpah di Cianjur. Beberapa hasil perikanan adalah ikan nila, mas dan lele. “Selama ini sudah banyak orang menggarap ikan nila dalam berbagai olahan. Kita mau buat sesuatu yang beda. Kenapa lele? Karena ini tantangan buat saya, gimana caranya meningkatkan nilai lebih pada ikan lele” papar Adrianta.
Proses pembuatan abon lele tak sulit, sama seperti membuat abon pada umumnya. Tetapi yang membuat spesial adalah kandungan bumbu di dalamnya. “ Abon lele ini sangat cocok dinikmati pada saat malam atau siang hari. Saya percaya suatu hari nanti abon Boni Basari bisa menjadi sahabat baru bagi nasi” imbuh Ati sambil tersenyum. Abon buatan Ati dikemas dalam ukuran 100 gram. Dijual Rp 15.000 /bungkus.
Meski baru menjalankan usaha ini 4 bulan, keuntungan Ati lumayan. Dengan modal awal Rp 2 juta, untungnya Rp 2,5 juta/ bulan. Padahal out let yang menampung produk ini baru 4 kios yang di sekitar rumahnya. Oleh karena itu Ati terus membuka kesempatan kerja sama kepada para toko dan kios yang ingin menjual produknya.
Nutrisi sebagai strategi pemasaran
Untuk memasarkan produk ini, strategi yang ditempuh adalah mengangkat nutrisi yang terkandung dalam lele. “ Kandungan fosfor pada lele lebih tinggi daripada yang terdapat pada telur yang hanya 100 mg. Peran mineral fosfor menempati urutan kedua setelah kalsium. Fosfor bagus untuk ibu hamil yang membutuhkan fosfor lebih untuk perkembangan tulang pada janin. Selain fosfor, ikan lele juga mempunyai kandungan protein cukup tinggi, sekitar 17 %. ” jelas Adrianta.
Tak gampang memperkenalkan jenis makanan baru di masyarakat. Apalagi gengsi lele kalah dibandingkan dengan nila, atau ikan mas. Awalnya sebagian besar masyarakat Cianjur terkejut mendengar abon lele. Mereka ragu akan kekayaan gizi dan rasa abon tersebut. Agar cepat dikenal dan digemari, yang ditempuh Ati dan pembimbingnya cukup unik. Caranya, mereka membuat kostum/T-shirt tentang abon lele, dan mendirikan stand berisikan produk mereka pada salah satu bazaar yang diadakan di Cianjur. Hasilnya cukup menggembirakan. Dalam bazaar itu, nyaris semua stock abon lele habis terjual. (orangtuaidaman.com)
Proses Pembuatan
Proses pembuatan abon lele tidak sulit, sama seperti membuat abon pada umumnya. Yang menjadikannya spesial adalah kandungan bumbu di dalamnya. Berikut langkah-langkahnya.
*). Langkah awalnya lele dikukus. Dagingnya dipisahkan dari duri. *). Daging yang sudah tak berduri tersebut dicampur dengan bumbu yang sudah diblender terlebih dahulu.
*). Ramuan bumbunya adalah ketumbar, serai, bawang merah dan lada. Untuk menambah rasa pedas digunakan cabai merah yang sudah diulek kemudian dicampurkan ke dalam adonan bumbu.
*). Setelah pencampuran bumbu selesai, baru dimasukin ke penggorengan.
*).Olahan lele yang sudah digoreng kemudian dikeringkan, memanfaatkan panas dari matahari pagi yang terik. Rasa amis dari lele dapat dihilangkan sehingga hanya rasa gurih dan pedas yang terasa.
*). Langkah terakhir adalah pengepakan. Abon lele Boni Basari dikemas dalam ukuran 100 gram.
Survei calon konsumen
Sebelum merilis produk ke pasar. Para mahasiswa Prasetya Mulya ini terlebih dahulu membuat survei yang ditujukan kepada ibu-ibu rumah tangga. Tujuannya, mendapatkan respon dari para ibu jika mereka diminta mengkonsumsi lele tanpa diberitahu dulu nilai gizi ikan lele ini. Benarlah. Sebanyak 22 responden tidak mau mengkonsumsi lele tersebut. Namun setelah diberitahukan bahwa asupan gizi dari lele ini tinggi l, dan akan diolah sebagai abon, barulah mereka mau menikmatinya.