MOBIL OVERHEATING? KEPALA TETAP DINGIN WALAU MESIN PANAS
ORANTUAIDAMAN.COM – Jika tidak diwaspadai, overheat yang terjadi secara mendadak dan di luar kendali dapat berakibat fatal pada mesin kendaraan. Cek rutin air radiator saja tidak cukup untuk mengantisipasi terjadinya overheat.
Problem ini dipicu banyak penyebab. Misalnya, fan radiator dan extra fan yang tidak bekerja semestinya akibat tali kipas terlalu usang atau kendor. Pemicu lain yaitu thermostate yang tidak bisa membuka secara sempurna, terjadinya kebocoran sistem pendingin coolant, radiator tersumbat, tutup radiator kendor, sehingga pendingin (water coolant) menguap, serta sirkulasi angin yang tidak lancar gara-gara tertutup aksesoris maupun lampu tambahan.
Lalu separah apa sih akibat yang bisa dituai dari overheat? Suhu yang tinggi akan merusak bagian-bagian lunak mobil. Misalnya, seal yang akan mengalami kebocoran oli. Pada kondisi yang lebih parah overheat juga bisa memicu terjadinya baret pada cylinder bore. Bahkan tak jarang piston menjadi lepas dari stang karena memuai dan tak bergerak lagi, namun tetap ditarik oleh crankshaft. Nah, lo… Kalau sudah begini mobil pasti masuk UGD, kocek pun akhirnya kempes.
Tak ingin mengalami hal seperti itu? Berikut tips yang harus Anda ketahui:
1. Waspadai gejala awal
Periksa alat pengukur panas mobil secara berkala saat mengemudi. Waspadai temperatur gauge (sensor suhu) yang tidak wajar. Gejala lain yang muncul yaitu saat mesin sudah panas, justru tenaganya berkurang. Mobil sering mengalami ngelitik berkepanjangan setelah menempuh perjalanan jauh.
2. Menepi, berhenti, segera matikan mesin
Bila mobil menunjukan gejala-gejala seperti pada poin 1, jangan paksa kendaraan “sakit” itu terus melaju. Menepi, berhenti, lalu matikan mesin. Tak perlu panik, tangani mobil Anda dengan kepala dingin sembari menunggu mesinnya menjadi adem.
3. Matikan AC
Jika kondisi lalu lintas dan medan tidak memungkinkan Anda untuk segera berhenti, kurangi beban kerja mesin. Matikan AC. Sebab, ketika AC dinyalakan beban mesin otomatis meningkat, penambahan beban tersebut tentu diikuti dengan bertambahnya pembakaran bahan bakar yang lebih banyak. Sehingga secara tidak langsung meningkatkan temperatur mesin. Meroketnya suhu mesin akibat AC sebenarnya tidak menjadi masalah, selama sistem pendinginan juga tidak bermasalah. Jadi, segera matikan AC ketika Anda merasakan gejala overheating pada mobil.
4. Buka kap mesin
Setelah mobil berhenti, buka kap mesin. Lakukan secara berhati-hati. Pastikan tidak ada kebocoran tutup radiator yang ditandai dengan keluarnya uap panas dari mesin. Jika hal tersebut terjadi, pastikan semburan uap panas dari radiator tidak membahayakan keselamatan Anda.
5. Memeriksa radiator
Biarkan mesin dingin. Disarankan tidak membuka tutup radiator ketika masih dalam keadaan panas. Tambahkan air dan water coolant ke dalam radiator. Jadi, disarankan untuk membawa water coolant untuk persiapan dalam kondisi darurat. Cairan tersebut bisa dibeli di toko. Berfungsi untuk menekan titik didih air dan antioksidan atau antikarat.
6. Pemeriksaan Lanjutan
Cek sistem pendingin lainnya. Meliputi, kipas tambahan, pompa air, dan kemungkinan terjadinya kebocoran pelumas. Jika kerusakan terjadi pada kipas, Anda bisa melanjutkan perjalanan. Pastikan sirkulasi udara melalui grill depan tidak terhalang oleh benda-benda lain. Lebih baik, jika Anda memulai perjalanan pada saat kondisi lalu lintas tidak macet. Sehingga mesin dapat memperoleh sirkulasi udara pendingin yang cukup.
Jika overheat terjadi karena adanya kebocoran air, perjalanan bisa dilajutkan, asalkan kebocoran tidak terlalu parah. Lakukan penambahan air dan coolant secara periodik hingga Anda sampai di tujuan.
Tips
1. Air ledeng dan air sumur tidak disarankan untuk mengisi radiator. Gunakan aquadest yang dicampur dengan coolant (50% aquadest : 50% coolant).
2. Setelah mencapai usaia pakai 4-5 tahun, tutup radiator harus diganti. Pilih tutup radiator orisinil.
3. Bersihkan OH radiator, saluran bagian dalam, ganti radiator head dan thermostat jika sudah berusia 8 tahun.