IDE EDU

NAK, SAKIT ITU SALAH SATU CARA KITA BELAJAR

ANAK PANDAI MATEMATIKA DAN ILMU “PASTI” MENJADI IMPIAN BANYAK ORANGTUA. ANEHNYA, HANYA SEDIKIT ORANGTUA MENYADARI SEJATINYA HIDUP INI PENUH KETIDAK PASTIAN SERTA TAK DAPAT DIHITUNG.

Nasib buntung dan malang itu lebih pasti daripada sekadar ilmu berhitung yang diajarkan di bangku sekolah.

“Siapa pun tak bisa mengelak dari suka maupun duka”

Sama seperti siang dan malam, suka dan duka pun enggak dapat ditolak atau dipilih salah satu. Suka dan duka adalah dua hal berbeda yang menjadi satu kesatuan.

Benar adanya, bahwa kebahagiaan dan kesenangan anak itu dicita-citakan orangtua.

Akan tetapi, hendaklah hal itu tak menumpulkan keberanian orangtua mendidik anak belajar adil dalam memahami kehidupan. Adil menyikapi rasa suka dan duka.

Sama seperti rasa suka dan duka di hati. Kondisi sehat dan sakit pun tak bisa diminta, juga tidak dapat ditolak.

Oleh sebab itu, belajar tidak harus selalu dilakukan dalam kondisi sehat. Dalam keadaan sakit pun selayaknya anak diajak belajar.

“Nak, sakit adalah cara belajar agar menjadi lebih kuat”

Sesungguhnya sakit adalah cara alam mendidik anak menjadi lebih kuat.

Secara alami, tubuh ini dikaruniai kemampuan membentuk kekebalan diri dan daya beradaptasi.

Setelah sembuh, anak berhasil mengoleksi satu jenis antibodi baru di dalam tubuhnya. Antibodi ini kelak memberikan kekebalan terhadap serangan penyakit yang pernah diderita.

Secara alami, sakit adalah cara tubuh belajar beradaptasi terhadap lingkungan yang selalu berubah-ubah, penuh ketidak pastian.

“Nak, sakit adalah cara belajar menjadi lebih baik”

Mengajak anak merenungkan pola hidup yang telah dijalani serta penyebab sakit.

Kebersihan, kedisiplinan makan dan kecukupan minum, gizi seimbang, serta ketertiban menjalankan jeda istirahat layak dikaji ulang.

Kondisi sakit harus menjadi pembelajaran yang baik. Sekaligus jeda waktu beresolusi serta membangun komitmen pola hidup lebih baik.

“Pak, gara-gara sakit saya tak dapat ikut ujian tengah semester, juga gagal meraih kejuaraan sepak bola”

Hidup memang harus penuh perencanaan dan diperhitungkan. Namun bukan berarti perencanaan tersebut membuat kita congkak.

Kondisi sakit seyogyanya dipahami sebagai bentuk sapaan Tuhan. Menyadari eksistensi Tuhan serta peran-Nya yang senantiasa berkarya dalam hidup.

Sakit hendaklah membuat manusia selalu melibatkan  rencana Tuhan dalam setiap urusan kehidupan.

Tak lagi menjadi manusia congkak yang hanya mengandalkan rencana pribadi yang egois. Mengabaikan peran utama Tuhan yang penuh cinta kasih bagi keselamatan orang-orang di sekitar kita.

“Nak, sakit adalah cara kita belajar berpengharapan, sekaligus kesempatan bonus. Agar dapat melakukan sesuatu secara maksimal”

Kondisi sakit kerap memaksa kita menunda atau membatalkan agenda hidup yang sudah direncanakan.

Sembari mendorong anak menjalani masa pemulihan, ada baiknya kita mengajak anak menatap realita hidup dari sudut pandang positif yang berbeda.

Bukankah akibat sakit, anak menjadi memiliki kesempatan belajar lebih panjang untuk menghadapi unjian dan ulangan di sekolah?

Bukankah akibat sakit, anak menjadi berkesempatan lebih banyak berlatih untuk menghadapi pertandingan yang diselenggarakan pada musim mendatang?

Tertundanya agenda hidup akibat sakit juga bisa ditangkap sebagai bentuk penyelamatan Tuhan terhadap diri kita, dari kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa naas di luar nalar yang tak terduga.

Nah, kalau begitu pelajaran sakit di dalam bilik rumah sakit seperti itu tentunya tak ditemukan di ruang kelas sekolahan.

Belajar dari sakit adalah belajar hidup. Membuat anak bijak. Tak hanya sekadar pintar matematika dan ilmu pasti di tengah hidup yang penuh ketidak pastian ini (orangtuaidaman.com).


error: Content is protected !!