KONSERVASI

REVOLUSI SECARIK KERTAS

AGAR TERCAPAI GREEN ECONOMY INDONESIA, LEMBAR SEJARAH BARU INDUSTRI KERTAS HARUS LEBIH MEMBERDAYAKAN, LESTARI, DAN MANUSIAWI.

Ketika gelombang teknologi digital menggila, seolah kertas tenggelam di bawah isu pelestarian lingkungan hidup. Dituding menjadi pemicu kerusakan lingkungan.

Rumor itu membuat nasib kertas tergilas teknologi digital.

Saat aktivitas manusia merasuki peradaban paperless, akankah hidup baru di era digital menjadi lestari pun lebih baik dari peradapan kertas?

Nyatanya, malah Ironi yang terjadi. Banyak orang tak sadar, jutaan gadget yang mereka genggam justru mengancam kelestarian lingkungan hidup.

Atas nama isu paperless, limbah logam berat dalam catu daya gadget siap meracuni ibu pertiwi.

Limbah baterai ponsel berpotensi mencemari dan meracuni lingkungan.

Melalui aktivitas pertambangan nikel dan cadmium, industri catu daya sebagai salah satu kebutuhan pokok teknologi digital berkontribusi terhadap kerusakan alam.

Teknologi digital juga mendorong eksploitasi bahan semi konduktor dari rahim pertiwi.

Penerapan teknologi digital secara massal mensyaratkan konsumsi energi yang satuannya kian meledak pula.

Sebaliknya, kertas berpeluang menjadi produk yang lebih hijau dan lestari.

Artikel ini tak bertujuan mengadu kertas dengan produk teknologi digital.

Melainkan menawarkan sebuah revolusi industri kertas yang lebih memberdayakan dan peduli sustainability.

Tak Sebatas Teknis

Artikel ini menyodorkan pola industri kertas alternatif yang ‘hijau’. Bukan saja berdasarkan ilmu teknis, yang hanya memaparkan mekanisme unsur-unsur biologis, fisik, dan kimiawi belaka.

Bukan juga berlandaskan ilmu praktis, buah perkawinan pengetahuan biologi dan ekonomi. Hanya fokus kepada peningkatan produktivitas ekosistem hutan. Tanpa melibatkan unsur manusia di dalamnya.

Pola alternatif yang dipaparkan dalam artikel ini dikaji dari sudut pandang ‘ilmu kritis’. Meliputi penguatan (empowering) kelompok masyarakat yang lemah posisinya. Sehingga, mereka dapat terbebas dari posisi itu.


Kertas itu Selalu Hijau
Ketika jargon sumber daya alam terbarukan diserukan, kita tak boleh lupa, kertas termasuk di dalamnya. Kertas diracik dari sumber daya hayati, non-tambang, bukan mineral, serta bersifat terbarukan.

Akasia adalah flora primadona penghasil pulp. Selama ini, spesies Acacia Mangium paling banyak dibudidayakan oleh perkebunan negara maupun perkebunan skala kecil milik rakyat.

Sebagai perusahaan kertas kelas kakap, selain memanfaatkan Acacia Mangium , APRIL Group juga memberdayakan spesies  Acacia Crassicarpa.

Revolusi 1 Kertas 1 Akasia
Edukasi adalah pemberdayaan. Selain sebagai produsen kertas, hendaknya APRIL Group menjadi pionir pemberdaya masyarakat terhadap kertas.

Acacia mangium ditanam di halaman rumah (Foto: indiabiodyversity.org)

Tudingan kerusakan lingkungan akibat pola konsumsi kertas adalah bukti ketidak berdayaan masyarakat terhadap kertas.

Selama ini pasokan kertas tergantung kepada hutan tanaman industri. Padahal, kebutuhan kertas kian bertambah dari waktu-kewaktu. Sedangkan satuan luas hutan tanaman industri tak mungkin ditambah lagi.

Revolusi 1 kertas 1 akasia, mengedukasi masyarakat menjadi konsumen bertanggungjawab. Tak hanya menuai, namun wajib menabur.

Revolusi 1 kertas 1 akasia mendorong masyarakat meraih ‘swasembada kertas’. Bukan saja menjadi konsumen yang selalu bergatung, namun juga menjadi konsumen mandiri, turut menyediakan bahan baku kertas.

Di sisi lain, revolusi 1 kertas 1 akasia berpotensi  membuka lapangan pekerjaan. Menjadi penggerak perekonomian anak negeri.

Ada banyak tegal dan pekarangan bisa dimanfaatkan sebagai lahan menanam akasia. APRIL Group menjadi motor penggerak lahan tidur itu.

Gerakan ini memungkinkan APRIL Group memiliki lumbung bahan baku pulp yang lestari. Lumbung itu adalah keterlibatan masyarakat.

Keterlibatan adalah pemberdayaan. Di baliknya ada kekuatan besar dan sustainability. Langkah awal menuju APRIL 2030.

Agroforestry Partisipatoris
Selain pekarangan di sekitar tempat tinggal, masih banyak lahan marginal yang dapat diberdayakan.

Salah satu lahan termarginalkan yaitu lahan di sekitar jalan tol.

Faktanya, Jalan tol trans-Jawa telah mengonversi 655.400 hektar lahan pertanian.

Salah satu contoh agroforestry tanaman keras dengan tanaman pangan.

Daya dukung lahan di Pulau Jawa semakin rendah. Lahan hijau kian ciut. Sehingga tidak mengherankan jika lokasi banjir dan tanah longsor bertambah.

Jika tidak berhati-hati, langkah pembangunan ini berpotensi memperluas lahan marginal, kian memarginalkan petani, dan memicu kerawanan pangan.

Pupuk Gratis

Akasia termasuk leguminosa. Tanaman ini berperan sebagai soil builder (pembenah tanah). Berkemampuan mengikat nitrogen.

Di lahan kritis, akasia menjadi flora perintis. Mempersiapkan kesuburan bagi tumbuhan lain.

Agroforestry akasia mengurangi ketergantungan petani terhadapnpupuk sintetik. Sehingga, ongkos budidaya bisa ditekan.

Budidaya akasia dapat diterapkan secara terpadu bersama tanaman pangan, melalui sistem agoforestry yang melibatkan petani.

Ekologi agroforestry lebih mantap dibandingkan sistem persawahan. Produktivitasnya pun lebih besar.

Berkat agroforestry dan revolusi 1 kertas 1 akasia, petani beserta masyarakat dapat ikut menangguk laba dari tanaman akasia. Alam pun tetap lestari.

Bersama rakyat, APRIL Group semakin kuat.


SIMAK JUGA ARTIKEL KONSERVASI INI

SRI TAK PERNAH INGKAR JANJI: BERKAH PARA KUCING JALANAN

SRI TAK PERNAH INGKAR JANJI: BERKAH PARA KUCING JALANAN

Teguh Jiwa BrataMar 1, 20235 min read

HAMPIR SEMUA ORANG BERDOA MENGHARAP BERKAH. NAMUN TAK SEMUA ORANG SUDI MENJADI BERKAH BAGI SEMESTA. Menjadi berkah bagi sesama manusia

BADAI SAMPAH MENERJANG TELUKAWUR & TEGALSAMBI

BADAI SAMPAH MENERJANG TELUKAWUR & TEGALSAMBI

Teguh Jiwa BrataJan 9, 20233 min read

USAI DIHAJAR BADAI, WAJAH PASISIR MOLEK BERPARAS PUTIH…

KULINER DAGING MERAK KHAS WONOSALAM KINI TINGGAL KENANGAN

KULINER DAGING MERAK KHAS WONOSALAM KINI TINGGAL KENANGAN

Teguh Jiwa BrataNov 4, 20224 min read

DULU POPULASI MERAK PERNAH BERLIMPAH. WONOSALAM TERNYATA KONON…

PEMANASAN GLOBAL & WABAH DEMAM BERDARAH

PEMANASAN GLOBAL & WABAH DEMAM BERDARAH

Teguh Jiwa BrataAug 22, 20222 min read

PEMANASAN GLOBAL TERNYATA BERPOTENSI MEMPERBESAR RISIKO WABAH DEMAM…

KULINER BURUNG PIPIT: BUDAYA, MITOS & NAFSU PRESTISIUS

KULINER BURUNG PIPIT: BUDAYA, MITOS & NAFSU PRESTISIUS

Teguh Jiwa BrataJul 13, 20227 min read

ORANGTUA IDAMAN – Tongseng, oseng-oseng, krengseng, dan satai…

Load More

GreenEDU

MEMUPUK KECERDASAN ALAM ANAK

MEMUPUK KECERDASAN ALAM ANAK

Teguh Jiwa BrataSep 29, 20222 min read

ANAK BERUSIA 7-9 TAHUN BERPOTENSI BESAR MENJADI INDIVIDU ARIF TERHADAP ALAM. Salah satu dari sembilan multiple intelligencer (kecerdasan majemuk) manusia

PESAN SEBUTIR NASI BAGI ANAK NEGERI

PESAN SEBUTIR NASI BAGI ANAK NEGERI

Teguh Jiwa BrataApr 11, 20215 min read

ORANGTUA IADAMAN – Mengajak anak bersikap hidup hijau itu tak hanya dilakukan dengan jalan menanam pohon dan tak membuang sampah.

JALAN PANJANG EVOLUSI MANUSIA SAMPAH MENJADI MANUSIA BERSIH

JALAN PANJANG EVOLUSI MANUSIA SAMPAH MENJADI MANUSIA BERSIH

Teguh Jiwa BrataMar 30, 20217 min read

ORANGTUA IDAMAN – Agar bisa diuraikan di dalam tanah, plastik dan kaleng minuman ringan yang isinya kita tenggak butuh waktu

MENYULUT API RADIKALISASI PENDIDIKAN LINGKUNGAN, DIMULAI DARI DIRI SENDIRI

MENYULUT API RADIKALISASI PENDIDIKAN LINGKUNGAN, DIMULAI DARI DIRI SENDIRI

Teguh Jiwa BrataNov 18, 20207 min read

ORANGTUAIDAMAN.COM – Menjadi pemimpin itu tak perlu menunggu dan berandai-andai. Menjadi pemimpin dimulai dari diri sendiri dan sekarang juga. Perubahan

PRAMUKA SEHARUSNYA MENJADI INKUBATOR PECINTA LINGKUNGAN HIDUP

PRAMUKA SEHARUSNYA MENJADI INKUBATOR PECINTA LINGKUNGAN HIDUP

Teguh Jiwa BrataOct 27, 20203 min read

ORANGTUAIDAMAN.COM Penanaman kesadaran lingkungan terhadap anak di sekolah formal menjadi kunci penting bagi proses pelestarian lingkungan hidup di masa kini

error: Content is protected !!