MAHLIGAI

TUMBUH, BERKEMBANG, DAN BERBUAH DALAM CINTA SEJATI

ORANGTUA IDAMAN – Saat ditanya, alasan Anda menikah dengan calon pasangan hidup, niscaya akan menjawab lantaran sayang dan cinta. Umumnya, kesan pertama yang membius seseorang sehingga jatuh cinta. Barangkali, cinta bermula lantaran melihat sosok yang seksi, badan yang gagah-tegap, atletis, wajah molek, cantik, imut dan manis.

Alasan lain yang banyak membuat seseorang jatuh cinta yaitu gara-gara melihat berbagai perhatian dan perjuangan yang gigih dari seseorang. Ada pula seseorang jatuh cinta lantaran sering saling curhat. Bahkan ada yang saling curhat tetang keluahan pasangan hidup.

Namun, ketika direnungkan lebih dalam, apakah cinta itu sebenarnya? Apakah cinta hanya sebatas daya tarik erotis lahiriah yang kenyataannya tidak sebanding dan seawet inner beauty.

Cinta bukan sekadar perasaan yang bisa mengalami pasang surut. Cinta adalah keputusan kehendak dalam pengharapan yang terbaik bagi yang dikasihi dan seoptimalnya mewujudkannya. Sehingga ketika Anda mengasihi pasangan hidup, Anda menghendaki yang terbaik baginya dan juga berusaha membantu mewujudkannya.

Permenungan yang bermanfaat bukanlah apakah dia mengasihi aku, melainkan sejauh mana aku mengasihi pasangan hidup. Sehingga sudah selayaknya jika kita merefleksikan ciri-ciri cinta. Mari kita renungkan:

1. Cinta Itu Sabar
Apakah aku cukup bersabar terhadap pasangan dan menyampaikan saran dengan cara yang baik dan pada waktu yang tepat?

2. Cinta Itu Murah Hati
Apakah aku kikir dalam memberikan waktu, perhatian, pujian, dan dukungan kepada pasangan?

3. Cinta Itu Tidak Cemburu
Apakah aku percaya bahwa dia setia? Atau justru sebaliknya, aku terlalu over protective, terlalu mengekang, mengontrol berlebihan, sehingga membuat pasangan jengah, tak nyaman, dan tidak percaya?

4. Cinta Itu Tidak Sombong Atau Memegahkan Diri
Apakah aku terlalu sering ngotot, memaksakan pendirianku, tidak mau menerima masukan dan saran-saran dari pasangan hidup? Apakah aku terlalu membanggakan masa lalu dan latar belakang keluargaku, sehingga membuat pasangan merasa minder?

5. Cinta Itu Tidak Melakukan Yang Tidak Sopan
Bagaimana aku dan pasangan mengungkapkan kasih? Masih dalam koridor kesucian dan kekudusan, ataukah sengaja mengobyekkan didorong oleh nafsu belaka?

6. Cinta Itu Tidak Egois dan Mencari Keuntungan Diri
Sejauh mana aku mau berkorban dan memberi perhatian untuk pasangan hidup?

7. Cinta Itu Tidak Pemarah
Apakah aku mudah tersinggung, merajuk, gampang marah, bahkam seringnmelakukan kekerasan?

8. Cinta Itu Tidak Menyimpan Kesalahan
Tuluskah aku memaafkan kesalahan-kesalahannya? Apakah ada dendam dan trauma dalam hati atas perlakuan pasangan hidup terhadapku?

9. Tidak Bersukacita Dalam Ketidakadialn
Apakah aku bersikap adil kepadanya, ataukah aku selalu senang menang sendiri?

10. Cinta Itu Menutupi Segala Sesuatu
Apakah aku sanggup menutupi segala rahasia pribadinya, entah masa lalu, kelemahan-kelemahannya, maupun aib keluarganya, ataukah terkadang kugunakan sebagai senjata untuk mempermalukan dia?

12. Cinta Itu Percaya Segala Sesuatu
Apakah aku percaya terhadap segala sesuatu keputusan yang diambilnya, bahwa itulah yang terbaik bagi dia dan dia akan sanggup melakukannya secara maksimal?

13. Cinta Itu Mengharapkan Segala Sesuatu
Apakah aku mempunyai harapan bahwa dia akan berkembang menjadi lebih baik ? Apakah aku bersedia membantunya lebih baik?

14. Cinta Itu Sabar Menanggung Segala Sesuatu
Bila dia mengalami situasi kurang beruntung, apakah aku juga bersabar mendampingi dan menguatkan dia?

Terkadang kita merasakan bahwa cinta kita terhadap pasangan belum sempurna. Justru disinilah kita mengharapkan rahmat Tuhan, sehingga kita bisa menyalurkan kasih Tuhan kepada pasangan dan anak–anak.

error: Content is protected !!