PSIKIS

ANANDA TAK MESRA DENGAN GURU? INI SOLUSINYA

ORANGTUA IDAMAN – Ada banyak hal yang akan dialami Ananda ketika memasuki tahun ajaran baru. Ia akan bersinggungan dengan banyak unsur di sekolah.

Guru adalah salah satunya. Hubungan antara guru dengan siswa adalah hubungan cinta-kebencian yang disekat oleh batas tipis.

Oleh karena itu, apa pun bisa terjadi dan dialami Ananda. Sangat tidak masuk akal jika Bunda mengharapkan hubungan Ananda dan guru selalu berjalan mulus.

Sebab, ia menghabiskan sebagian besar waktunya setiap hari bersama guru. Paling tidak, 5-6 jam setiap hari mereka bersama di sekolah.

Permasalahan muncul ketika Ananda lebih condong ke sisi kebencian kepada guru daripada sisi mencintai.

Umumnya, kebencian kepada guru muncul akibat anak nakal dan sulit dikendalikan guru.

Sebagai orangtua yang bijak, kita perlu menyadari bahwa tugas guru itu berat, perselisihan muncul ketika Ananda membuat keributan di sekolah dan berbuat salah.

Perselisihan dengan guru hanya akan memperburuk proses belajar Ananda. Akibatnya, hasil belajarnya menjadi tidak maksimal, bahkan buruk.

Perselisihan seperti itu jika dibiarkan akan kian parah dan serius. Ananda akan menghadapi rasa malu dan tidak dihargai.

Bahkan, bisa jadi anak menolak pergi ke sekolah. Ketika keadaan sudah parah, bisa jadi Ananda meminta pindah kelas, bahkan pindah sekolah.

Ada banyak hal yang melatarbelakangi kebencian seorang siswa kepada gurunya. Diantaranya yaitu:

1. Watak kasar seorang guru. Hal ini berpotensi merugikan perkembangan anak.

2. Sikap tidak peduli seorang guru. Berpotensi melukai perasaan anak.

3. Keberpihakan, obyektivitas, dan keadilan. Sikap bias seorang guru kerap mengecewakan siswa.

4. Sikap meremehkan atau tidak menghargai dari seorang guru. Sukses yang dicapai seorang siswa adalah kesuksesan guru. Sementara itu, kegagalan siswa dalah kegagalan guru.

Acap kali seorang guru hanya memperhatikan anak-nak yang pintar. Sementara anak-anak rata-rata dan di bawahnya sering dilupakan dan diacuhkan. Bahkan malah dicibirkan dan ditertawakan.

Lantas apa yang harus dilakukan oleh orangtua ketika Ananda terlibat hubungan yang tidak mesra dengan guru?

Ketika sudah di luar kendali, orangtua harus terlibat. Namun yang wajib diutamakan yaitu penyelesaian sacara bijak dan baik. Sikap emosional hanya memperkeruh keadaan.

1. Menanggapi Secara Serius
Ketika Ananda mengeluhkan hubungannya dengan guru, sebaiknya jangan diabaikan dan tak dianggap enteng.

Tanggapi keluhan itu sebagai isyarat Ananda sedang menghadapai masalah yang berpotensi menghambat perkembangannya.

Jika diabaikan, dapat menganggu proses pendidikannya.

2. Berdiskusi Dengan Guru
Diskusi dan komunikasi baik menjadi resep memperbaiki hubungan Ananda dengan gurunya.

Orangtua dapat berdiskusi empat mata bersama guru. Solusi lain yaitu berbicara bertiga dengan ananda dan guru.

3. Kendalikan Emosi
Waspada! Emosi berpotensi memperburuk keadaan. Memperbesar peluang berbuat kesalahan. Emosi kerap  menjerumuskan seseorang ke dalam lembah rasa malu.

Rendah hati, dan sabar adalah kunci penyelesaiannya.

4. Cek Ulang Fakta
Gunakan prinsip Cover Both Side. Dengarkan keluhan anak, demikian pula dengarkan keluhan guru.

Bila perlu, orangtua meminta keterangan dari pihak ketiga. Yaitu kawan Ananda. Itu lah pentingnya orangtua mengenal dan akrab dengan kawan-kawan Ananda.

Berkomunikasi dan cek fakta sangat penting. Karena fakta yang salah dapat membuat masalah kian rumit.

5. Ajari Ananda Beradaptasi
Kondisi tak selalu ideal, tak selamanya sama seperti yang diharapkan.

Itulah pentingnya bersikap luwes dan mudah beradaptasi.

Disarankan agar Bunda melatih Ananda agar selalu beradaptasi dengan orang-orang di sekitarnya.

Dengan demikian, Ananda dapat beradaptasi dan memahami sikap guru yang tidak responsif.

6. Berkenalan dengan Aktivitas Baru
Ketika permasalahan di sekolah merundung Ananda, rasa frustasi akan menghampirinya.

Beragam kegiatan di luar sekolah bisa dipilih untuk mengusir tekanan akibat permasalahan di sekolah. Misalnya: olahraga, musik, melukis, kursus etronik, dan robotik.

Prestasi yang dicapai dari kegiatan di luar sekolah mujarab untuk menjaga dan mengembalikan rasa percaya diri ananda.

7. Konsultasi Psikolog
Peran psikoog dibutuhkan. Terutama ketika Ananda menggembol perasaan negatif yang teramat besar terhadap guru.

Perasaan seperti itu biasanya dilampiaskan dalam bentuk amarah terhadap orang-orang di sekitarnya. Misalnya: saudara, orangtua, dan teman-temannya.

Konseling bertujuan menggali akar permasalahan. Selain itu juga menawarkan bantuan atau solusi kepada Ananda.

8. Memberikan Dukungan
Tanggalkan anggapan guru selalu baik dan benar, sebaliknya anak selalu salah. Jangan terburu-buru menyalahkan perilaku anak Anda.

Tawarkan lah dukungan. Jangan lupa mendengarkan setiap ungkapan perasaannya.

9. Reka Ulang Perkara
Berkolaborasi lah dengan Ananda. Ajak ia menelusuri kembali runutan dan penyebab terjadinya masalah. Permainan peran dapat membantu memecahkan masalah,

10. Peran Otoritas Lebih Tinggi
Dimungkinkan guru akan mengabaikan permasalahan tersebut. Ketika pengabaian seperti itu terjadi, tak ada salahnya menghubungi kepala sekolah atau otoritas yang lebih tinggi.

Apa pun permasalahannya, kunci utamannya adalah komunikasi.

Berkomunikasi dengan Ananda dan guru secara efektif dapat membantu menemukan titik terang permasalahan.

Di luar itu, menjaga pikiran agar senantiasa terbuka dan obyektif itu disarankan.

Mengumpulkan fakta terkait dengan permasalahan, tetap tenang, dan berusaha tetap menjalin hubungan positif dengan guru.

Kebaikan selalu melahurkan solusi terbaik. Yuk selesaikan setiap permasalahan dengan kebaikan (orangtuaidaman.com)

ARTIKEL MENARIK LAINNYA

Yohana Erlina

Guru, pemerhati pendidikan, dan penulis.

error: Content is protected !!