WARUNG KOPI JEMBATAN SOMOSARI: MANDI DI KALI BERSAMA SECANGKIR KOPI
ORANGTUA IDAMAN – Sepotong ‘surga’, kudapan sederhana, bersanding secangkir kopi tersaji disini. Bening embun, sejuk air sungai, sawah hijau bak permadani, indahnya tak tandas meski disantap sepanjang hari.




Pagi itu bagaskara belum lama menyingsing. Binar merahnya tak mengusik kedamaian padi-padi itu di bawah selapis tipis selimut embun pagi.
Keadaannya tak sepi lagi, kicau unggas sawah bersahutan. Membuat warna pagi kian cerah nan meriah. Bondol Jawa alias burung pipit terlihat bergerombol. Berpesta menikmati bulir-bulir padi masak susu.
Tak lama kemudian mereka terbang, bersama rasa kenyang diperutnya masing-masing. Menuju sarang, membagikan berkah dari sawah.
Sementara itu Prinia inornata atau Prenjak Padi terlihat sendiri. Bernyanyi tak henti memikat asmara sang betina.



Senandung alam merdu, mengalun seturut haluan air sungai. Membujuk siapa saja disana mendatangi asal senandung itu. Menyelupkan kaki, membasuh tangan dan muka, bahkan menceburkan diri kedalam aliran sungai.
Kolam Renang Alami
Sesekali terdengar tawa girang anak-anak. Bercanda bersama arus air sungai yang ramah. Yang lainnya bersukacita dalam kolam. Airnya senantiasa terjaga bening dan sejuk oleh beberapa pancuran di sisi kolam.

Suara anak-anak tadi memecah irama senandung alam yang ritmis dan monoton. Bak melodi menghadirkan kontras yang dinamis
Jangan dibayangkan kolam renang disini seperti kolam renang-kolam renang pada umumnya. Berbeda, lho. Kolam renang disini tak dibalut keramik. Airnya pun tak dibubuhi kaporit.
Di atas kolam itu bercokol sebongkah batu besar. Wajah kerasnya mendadak lunak disaput lembut deretan warna-warni bunga Zinnia angustifolia (bunga kertas).




Batu besar dan barisan meriah warna-warni kembang kertas itu menjadi pagar pembatas kolam dan lajur pondok-pondok kayu beratap sirap daun kelapa.
Larik pondok itu hangat oleh cinta-kasih keluarga yang sedang berwisata. Tiap pondok diisi satu keluarga, lengkap dengan jajanan dan muniman yang sudah dipesan.




Haus usai nyemplung di kolam? Yuk ke pondok menikmati jajanan alakadarnya. Awas, hati-hati melangkah. Kaki masih basah rawan terpeleset menapak di atas jalan setapak tanah liat. Namanya juga di alam bro, bukan di mall.

Sejenis pohon ficus tak bergeming di dinding tebing. Tajuknya lebar menutupi badan sungai. Buluh-buluh air merayapi muka tebing. Airnya mengucur, mengalir, lalu lebur bersama air sungai.
Tebing beserta buluh-buluh air tersebut menyangga teras-teras sawah padi di atasnya. Menopang kehidupan petani yang terlihat asyik bergiat mengolah tanah dengan cangkul setianya.
Di atas teras-teras sawah tadi nampak tajuk-tajuk pohon besar mekar. Membentuk atap hutan yang senantiasa melindungi bumi dari sinar bagaskara yang panas membakar. Menjaga buluh-buluh air itu agar tak mengering, senantiasa lestari mengalir.
Bongkahan batu-batu besar membisu di sepanjang bibir sungai. Laksana saksi berkat hajat yang dulu pernah dihelat kepundan Muria.




Berkat itu adalah kesuburan, yang kini mengejawantah menjadi sepotong ‘surga’ dan nasi kucing yang tersaji bersanding secangkir kopi di hadapan Anda.
Murah Meriah Indah
Hidangan sederhana yang dikemas dalam wajah semesta yang indah itu bisa ditebus hanya dengan membayar tiket Rp 2.000 per orang, plus Rp 2.000 untuk tarif parkir.

Kudapan disana tak mewah. Anda bisa memilih beragam Hidangan Istimewa Kampung (HIK). Diantaranya, nasi kucing ala angkringan, sosis bakar maupun goreng, bakso pentol saus daun bawang pedas, serta gorengan.
Agar kerongkongan tak seret ketika bersantap ria, jangan lupa memesan minuman. Jus jeruk, es teh, kopi, es kopi, es susu, serta beraneka varian minuman ringan siap dipesan.
Mungkin, pemilik tempat ini sengaja menyajikan menu sederhana. Agar pengujung kian menyatu dengan suasana persawahan.
Sebab memang tak pernah ada petani di sawah berbekal ayam bakar, gurami asam manis, beef steak atau malah pizza ala caffe dan resto.
Namanya juga wisata sawah warung kopi bawah jembatan, Bro!
Sungguh merakyat, murah, meriah, dan indah (orangtuaidaman.com)
INFO LOKAWISATA
Warung Kopi Jembatan Mosari
Alamat: Somosari I, Somosari, Kec. Batealit, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah 59461.
Buka: Senin – Minggu. Pukul: 06.00 – 21.00

SIMAK JUGA LOKAWISATA MENARIK INI
PANTAI AKARTINI BERSOLEK: KIAN MOLEK TAK MENJEMUKAN
ORANGTUA IDAMAN – Pantai Kartini kian rupawan. Tak…
BUKAN KLEIN SCHEVENINGEN KECIL: TIRTA SAMUDERA TETAP KHAS TANPA DIBANDINGKAN
ORANGTUA IDAMAN – R. A. Kartini pernah berkata,…
PULAU SEBESI: ZAMRUD TERSEMBUNYI DI SELAT SUNDA
ORANGTUA IDAMAN – Tak sekadar menyandang kemolekan bentang…
MONUMEN YESUS MEMBERKATI: MARILAH KEPADAKU, SEMUA YANG LETIH LESU DAN BERBEBAN BERAT…
ORANGTUA IDAMAN – “Suatu kerinduan besar bagi kami…
PANCURAN PITU BATURRADEN: BERENDAM AIR HANGAT BERBONUS PIJAT URUT
ORANGTUA IDAMAN – Sebutan wisata kesehatan lebih cocok…
JALAN-JALAN JANGAN LUPA JAJAN-JAJAN
KISAH TERCIPTANYA BATAGOR
ORANGTUA IDAMAN – Batagor ‘lahir’ di Bandung. Batagor adalah akronim dari bakso tahu goreng. Isan adalah penjual bakso keliling di…
KOPI JAWA: DIGORENG DALAM SEJARAH PERBUDAKAN
ORANGTUA IDAMAN – Di balik meriah warung kopi kelas kaki lima dan hinggar bingar caffe, kopi nusantara pernah melewati sejarah…
KULINER BURUNG PIPIT: BUDAYA, MITOS & NAFSU PRESTISIUS
ORANGTUA IDAMAN – Tongseng, oseng-oseng, krengseng, dan satai emprit, hingga semur gelatik menawarkan 101 sensasi bagi penikmatnya. Sensasi semu itu…
SAYUR ASEM JOGLO H. MATALIH: 40 TAHUN MENGAWAL RASA SPESIFIK BETAWI
ORANGTUA IDAMAN — Bagi masyarakat Jakarta, soal sayur asem, H. Matalih jawaranya. Kedai legendaris itu berlokasi di Jalan Raya Joglo,…
PASAR DURIAN KUTO PALEMBANG: ICIP-ICIP DURIAN LEGIT TAK KENAL MUSIM
ORANGTUA IDAMAN – Berlimpah, tak kenal musim, dan pantang tutup alias buka 24 jam. Hal itu membuat Pasar Durian Kuto…