Lentera

CHARLES FERLANI: TUKANG KOSEK WC  YANG JADI PENGUSAHA KEBUN SAWIT

KISAH SUKSES – Charles Ferlani, pemilik PT. Bhakti Karya Mandiri, perusahaan kontraktor dan perkebunan di Kalimantan Barat, saat ini memiliki 600 unit alat berat, kebun sawit seluas 13.000 ha, dan mempekerjakan 1200 orang karyawan.

Namun siapa sangka,  pada 1981, ia  hanyalah seorang pesuruh di perusahaan itu.  Bahkan dirinya pernah diminta untuk membersihkan toilet. Padahal  ia melamar sebagai karyawan yang diberi tugas  menangani laporan rugi laba perusahaan tersebut.  “Sebelum saya masuk, perusahaan ini tidak membuat neraca rugi laba,” tuturnya mengenang awal mula perjalanan kariernya.

Suatu ketika perusahaan ini melakukan tender dengan perusahaan pemerintah.  Agar dapat melaksanakan proyek itu, dibutuhkan tambahan alat berat. Konsekuensinya, sejumlah dana harus dipinjam dari bank untuk membeli alat berat. Agar bank sudi mengucurkan dananya, perusahaan tersebut harus memiliki laporan keuangan.  Pada saat itulah, Charles , begitu ia biasa disapa, diberi waktu 4 bulan untuk menyusun laporan keuangan.” Awalnya saya mengalami kesulitan karena data yang dibutuhkan tidak tersedia,” paparnya.

Menguak Kebenaran

Melihat Charles kesulitan memperoleh data, pimpinan tertinggi memerintahkan agar seluruh kepala cabang menyerahkan data kepada pria rendah hati ini. Itupun sebagian data harus diambil langsung ke lapangan. “Padahal banyak karyawan yang melakukan korupsi. Kehadiran saya menjadi ancaman bagi mereka. Laporan keuangan yang saya buat akhirnya menguak  satu-persatu keburukan yang mereka lakukan. Hal tersebut membuat saya diberi kepercayaan tambahan oleh pemilik perusahaan,” katanya.

Salah satu bentuk kepercayaan tersebut yaitu diperbolehkan ikut dalam proses rapat pemegang saham.  Sekadar  informasi, pada saat itu setidaknya ada 7 orang pemegang saham. Tahun 1989, untuk kali pertama  ia membeli saham dari salah satu pemilik perusahaan tersebut. Saat itu salah seorang pemilik  menjual sahamnya karena harus pindah ke Australia.

Tahun 2010 semua saham sudah ia beli.  Untuk mendapatkannya, Charles harus mencicil dan membayar bunganya. Karena waktu itu,  Charles mengaku belum memiliki uang yang cukup untuk membeli semua saham.  Namun ia percaya, selama memiliki niat yang baik dan tujuan yang jelas,  pasti banyak orang yang tertarik membantu. Menurut pria yang pernah berprofesi sebagai guru ini, bisnis bisa tumbuh besar bila mendapat  dukungan dari banyak pihak.

Membina Karyamah

Termasuk dukungan dari karyawan. Bagi Charles, karyawan adalah aset perusahaan yang harus dikembangkan. Ia rutin memberi  reward kepada karyawan berprestasi. Contoh penghargaan tersebut  yaitu tur ke Cina. Penghargaan lain yang diberikan yaitu bonus kesetiaan kerja yang dibagikan setiap bulan. Bonus tersebut sebesar 10%  dari gaji dan diterimakan dalam bentuk tabungan karyawan.

Melalui cara ini, diharapkan karyawan memberikan komitmen kerja terbaik untuk perusahaan.  “Komitmen adalah keutamaan di lingkungan kerja kami. Sebab dengan komitmen, kami bisa menjadi lebih baik dari hari ke hari,” kata pria berkacamata ini. 

Upaya lain yang dilakukan untuk membina karyawan yaitu menjaga kondisi lingkungan kerja tetap  kondusif.  Salah satunya, Charles selalu menganjurkan agar seluruh karyawan tidak mengeluarkan kata-kata kotor dan kasar di lingkungan kerja. Seberat apapun kondisi yang sedang dihadapi, makian dan umpatan harus dihindari. 

Jenjang karier karyawan juga diperhatikan. Menurutnya, di bidang kontraktor jenjang karier karyawan sering mentok pada posisi sub manager.  Guna menghindari hal ini, ia melakukan ekspansi usaha di bidang lain. Dengan begitu, Charles bisa memosisikan seorang sub manager menjadi pimpinan di bidang baru tersebut. Asal tahu saja, kini ia telah merambah bidang properti.

Dukungan pun diberikan pihak bank. “Pengadaan tenaga kerja handal, peralatan bermutu tinggi, lahan, dan work shop semua membutuhkan dana. Dalam hal ini bank menjadi partner yang selalu mendukung saya,” imbuhnya.

Bersama dukungan bank, pertumbuhan usaha bisa lebih cepat dibanding hanya mengandalkan modal sendiri.  Sejak 2006, Charles mengaku mendapat dukungan bank Danamon. Sekitar  76% dari total kebutuhan operasional PT Bhakti Karya Mandiri disokong oleh pinjaman bank Danamon. Charles mengaku proses pelayanan yang diberikan bank Danamon terbilang cepat. “Kurang dari 2 minggu sudah bisa beres. Kecepatan pelayanan menjadi faktor utama yang selalu pertimbangkan dalam menjalin kerja sama bisnis,” tuturnya.

Pamungkas, Charles mengatakan, jangan pernah melihat hasil yang dicapai. Tapi lakukanlah segala sesatu sebaik-baiknya dengan penuh komitmen. Berkat semangat itu, Charles berhasil mereguk kesuksesan sebagai pemilik kontraktor  sekaligus pemilik ribuan hektar kebun sawit di Kalimantan Barat (orangtuaidaman.com)

INFO

Kegagalan Modal Sukses

Bagi Charles,kegagalan  adalah modal awal sebuah kesuksesan. “Modal uang banyak orang yang bisa memperoleh. Mungkin dari warisan orang tua. Namun pengalaman harus kita cari sendiri. Dari kegagalan jangan sampai hanya kepahitannya saja yang kita peroleh. Namun pelajaran dan sisi positifnya juga harus kita dapatkan,” ujarnya.

Kontak

PT Bhakti Karya Mandiri

Jalan S. Parman Dalam No 28. Pontianak, Kalimantan Barat. 

LETERA

EntrepreneurshipEDU


error: Content is protected !!