MEMBELI RUMAH BUKAN JANJI SELEMBAR GAMBAR
TRANSAKSI PROPERTI BERDASAR REFERENSI GAMBAR DAN MAKET ITU BAK MEMBELI KUCING DALAM KARUNG. HITAM-PUTIH ATAU BELANGNYA TAK DAPAT DIPASTIKAN.
Gambar dan maket sering disodorkan kepada calon pembeli rumah. Fakta ini yang kerap terjadi di lapangan dan di pameran properti.
Di lapangan, tak sedikit pengembang hanya memiliki kantor pemasaran di depan sebuah lahan yang sudah dipatok-patok menjadi beberapa kapling. Ketika calon pembeli datang, tim pemasar segera menyodorkan gambar rumah dan seabrek penjelasan.
Membeli rumah dari pengembang seperti ini mengandung segudang risiko. Acapkali rumah yang dibangun tak sesuai dengan kesepakatan awal. Tak hanya itu, beberapa kasus menyodorkan pengalaman pahit. Oknum pengembang melarikan diri sebelum rumah yang dija jikan dibangun.
Pengembang lainnya yang bermodal lebih banyak membangun beberapa rumah contoh. Usai disuguhi gambar, maket dan menerima penjelasan, calon pembeli lantas diajak menyaksikan rumah contoh.
Pengembang seperti ini nampaknya lebih dapat dipercaya daripada pengembang yang sekadar bermodal tanah kapling seperti di atas.
Meskipun demikian, banyak kasus pula membuktikan bahwa rumah rumah yang sudah dibeli tidak sesuai dengan spesifikasi rumah contoh.
Pasangan muda yang baru pertama kali membeli rumah acapkali kesengsem iming-iming gambar, maket dan rumah contoh seperti ini.
Pasangan Andi (bukan nama sesungguhnya) adalah contohnya. Ia membeli rumah di sebuah komplek perumahan di kawasan Jagakarsa, Depok, Jawa Barat.
Pasangan muda menggunakan gambar dan penjelasan developer sebagai satu-satunya referensi membeli rumah. Mereka melakukan transaksi sebelum rumah dibangun.
Dalam perjalanannya, proses penggarapan mudur dari tenggat waktu yang sudah disepakati. Padahal cicilan sudah mulai bergulir. Sementara itu rumah yang di beli belum dapat dinikmati.
Tak hanya itu, spesifikasi material bangunannya pun ternyata tak semanis seperti yang dijanjikan. Belum genap setahun rumah itu dihuni, Andi mengeluhkan temboknya yang selalu rembes ketika hujan turun.
Usut punya usut, material yang dikunakan tak sesuai dengan kualitas material yangbsudah disepakati. Lebih parahnya lagi, bangunan itu menggunakan dinding bekas bangunan lama yang dulu berdiri di lokasi tersebut.
Bagi Anda yang sudah membaca airtikel ini, sebaiknya jangan melakukan hal itu lagi. Kita wajib mengetahui kondisi yang sesungguhnya, bukan hanya gambar atau maket.
Mengapa demikian? Gambar dan maket sering berbeda dengan kondisi riil bagunan. Gambar dan maket dibuat sebagus mungkin sebagai salah satu alat penarik minat calon pembeli.
Selain itu, realisasi serah terima bangunan terkadang tidak tepat waktu seperti yang dijanjikan.
Maket dan gambar itu sebatas penjelasan di pameran atau di bangku kantor pemasaran.
Selebihnya, kita wajib melakukan survei di lokasi. Oleh karena itu, sebaiknya Anda membeli rumah ready stock. Rumah seperti ini umumnya dibangun oleh pengembang terpercaya.
Soal harga memang berbeda. Rumah dalam perumahan ready stock yang dibangun oleh pengembang terpercaya itu dibanderol lebih mahal dibandingkan rumah pengembang abal-abal.
Meski dibanderol lebih tinggi, risiko kekecewaan yang harus ditanggung dapat diminimalkan. Dengan demikian, Anda tak lagi harus membayar mahal sebuah pelajaran dan pengalaman yang menyakitkan (orangtuaidaman.com)
SERBA-SERBI TIPS INVESTASI PROPERTI
MENGENAL 5 MACAM HARGA PROPERTI
ADA LEBIH DARI SATU HARGA PROPERTI. LIMA JENIS HARGA PROPERTI INI SEBAIKNYA ANDA TAHU. 1. Harga PermintaanDisebut juga sebagai harga