KULINER

GULAI KEPALA IKAN MAS AGUS: MENU RENDAH KOLESTEROL

ORANGTUA IDAMAN – Jangan  bayangkan makanan ini berkuah  santan kental  dengan irisan-irisan daging dan jerohan di  dalamnya.  Lewat  teknik pengolahan  khas,  dominasi rempah sebagai bumbu, dan  pemakaian santan yang minim, gulai kepala ikan  ini merupakan  makanan rendah kolesterol, yang lezat.   

Janji itu bisa Anda buktikan di  Resto Gulai Ikan Mas Agus, milik Sodikin, yang beralamat di Jl Parangtritis 115 Yogyakarta.  Selain kuahnya encer, aromanya juga sedap. Jika diseruput tanpa nasi, rasanya lebih segar. Ada sedikit rasa asam. Disantap tanpa nasi sekalipun oke.

Meski sebutannya gulai kepala kakap,  yang tersaji bukan  hanya kepala, melainkan ‘utuh’, mulai dari ekor hingga kepala. Tapi,  tak ada lagi daging bagian dalam. “Ikan ini  yang sudah  difillet. Daging bagian dalamnya  diambil untuk bahan pembuatan makanan lain. Dari luar memang seperti ikan utuh”, ujar Eko Purwanto, pengelola resto.

Sepintas menu  ini tidak tampak seperti gulai umumnya. Tampilannya lebih cerah dan bening. Disajikan dalam piring agak datar. Kuah tidak begitu banyak. Sehingga ikan  kakapnya tidak ‘tenggelam’ dalam kuah. Satu paket  ditemani sepiring nasi putih, lalapan dari daun singkong rebus dan camilan keripik singkong.  

Petunjuk  cara menyantap
Begitu masuk ke dalam resto,  terlihat  banner unik terpampang di dinding. Isinya petunjuk makan atau urut-urutan cara menikmati gulai kepala ikan itu. Sebagian  tertulis;  jangan lupa berdoa sebelum makan, ambil daging ikan setahap demi setahap, durinya yang besar dicabut, jangan lupa kuahnya diseruput pakai sendok, dan seterusnya. Lucu.

Lantaran mengkhususkan pada masakan ikan kakap, resto ini tak banyak menyajikan  menu  lain. Keistimewaan  masakannya terletak pada teknik pengolahan yang menghasilkan makanan rendah kolesterol. Caranya,  seminim mungkin penggunaan santan kelapa untuk pembuatan kuah. Dengan kemasan rendah kolesterol, diharapkan menu ini aman disantap oleh siapapun. Selain itu komposisi penggunaan bumbunya  dominan rempah-rempah.

Resto ini bisa dibilang tak pernah sepi pengunjung. Dalam sehari, menurut salah seorang pengelolanya, rata-rata menghabiskan 80 – 100 ekor ikan kakap. Apalagi jika musim liburan, jumlah pengunjung bisa dua kali lipat dari hari biasa. 

Mengandalkan words of mouth
Di Yogyakarta, resto ini buka di tiga tempat. Yakni di Jl Parangtritis No. 115, Jl AM Sangaji No.45, dan  Jl. KHA Dahlan No. 105, Yogyakarta. Mempekerjakan sekitar 42 orang karyawan. Pengambilan nama  ‘mas agus’ menurut Eko Purwanto karena resto ini merupakan franchise.   “Kami mengambil brand-nya dari  Solo. Pemiliknya namanya Agus. Tapi  bahan ikan kakap  kami datangkan dari para nelayan dari  Kendal, Jawa Tengah,” ungkapnya.

Kesuksesan resto ini nyaris di luar  perhitungan  ilmu pemasaran. Meski memiliki beberapa kendala, semisal  lokasi kurang strategis, berada di jalur sempit, padat dan kendaraan cenderung cepat. Tempat parkirnya-pun sempit dan panas, ruang makan juga tidak begitu luas. Logikanya, orang akan enggan mampir di warung semacam ini, namun kenyataannya laris manis.

“Cara promosinya juga tidak begitu spesifik, bahkan hanya gethok tular alias dari mulut ke mulut. Tapi kami memiliki resep untuk menarik konsumen. Yakni dengan pelayanan yang baik dan makanan yang special,” ungkap Eko Purwanto. Mau coba?  

Menu khas
*). Gulai kepala kakap   – Rp 11.000/porsi.
*). Tomyam kepala ikan – Rp 13.000/porsi
*). Dagu ikan  penyet – Rp 8.000./porsi
*). Plus aneka  juice buah dan beragam es serta teh.

Dagu ikan penyet  adalah menu ikan kakap yang memanfaatkan bagian dagu ikan yang dimasak sebagaimana bumbu gulai, kemudian digoreng lalu dipenyet, setengah diremukkan. “Sebenarnya menu ini dulunya diharapkan jadi andalan, tapi justru yang laris malah gulai kepala ikannya”, kata Eko..

Mengapa rendah kolesterol?
Keistimewaan gulai kepala ikan ini adalah teknik pengolahan yang menghasilkan makanan rendah kolesterol. Caranya,  seminim mungkin menggunaan santan kelapa untuk pembuatan kuah. Perbandingan antara air dengan kelapa parut yang selama ini diterapkan adalah 2 kg kelapa parut dicampur dengan 32  liter air. Inilah yang menyebabkan kuah gulai ini tampak encer dan bening.

Selain itu komposisi penggunaan bumbunya  dominan rempah-rempah. Misalnya dengan tambahan serai, pala, dan sebagainya. “Sebagaimana diketahui, rempah-rempah mampu mengikat kolesterol. Kecuali itu, dominasi rempah-rempah juga membuat masakan terasa segar”, lanjut Eko.

Info Resto
Gulai Ikan Mas Agus
Alamat;  Jl Parangtritis No. 115,  Yogyakarta
Buka: Setiap hari,  Pk 10.30  s/d  pk. 21.00

error: Content is protected !!