AYAM TALIWANG DUA-EM BERSAUDARA, ANDALKAN SATE SUMSUM SAPI
ORANGTUA IDAMAN – Selain menyajikan ayam bakar khas Taliwang dengan berbagai varian rasa, Dua EM Bersaudara memiliki menu andalan lain yakni sate sum-sum tulang belakang sapi yang diberi bumbu pedas manis.
Kalau saja masih hidup, H. Moehibbin Moerad pasti tidak menyangka restoran yang ia dirikan, Restoran Dua-Em Bersaudara, menjadi terkenal seperti saat ini. Adalah ayam taliwang yang membuat restorannya begitu kondang. Masakan berbahan ayam ini menjadi terkenal konon berkat resep bumbu warisan orangtuanya, H. Ahmad Moerad dan Hj. Salamah, yang dirasa sedap. Dalam perkembangannya, ayam taliwang tersebut dikenal di seluruh Indonesia sebagai masakan khas Lombok.
Makanan di tempat ini sangat enak terutama makanan lokal apalagi sate, karena di hidangkan dengan berbagai macam sayur lokal seperti pelcing kangkung dan lain lain. Sayuran khas tersebut yaitu plecing kangkung, beberuk, serta sayuran lainnya.
Tidak hanya itu. Sebagai pemain yang sudah pengalaman 22 tahun di bidangnya RM Dua EM Bersaudara mencoba membuat varian lain dari ayam dan ikan bakar yang dijual.
Berbagai varian ayam bakar yang ditawarkan yaitu ayam bakar julat, dengan rasa sangat pedas, standar, madu, kecap. Varian rasa yang sama diterapkan untuk ikan bakar,” jelas Hanafi lagi.
Dalam sehari, penjualan ayam taliwang Restoran Dua-Em Bersaudara, rata-rata sekitar 100 porsi. Pada hari libur, penjualannya bisa mencapai 200 – 250 porsi. Artinya, dalam sehari restoran ini menyerap 100 – 250 ekor ayam muda yang dipasok peternak ayam kampung di Desa Karang Taliwang, Mataram, Lombok. Ayam kampung muda umur 3 bulan sengaja dipilih untuk dijadikan bahan baku ayam taliwang. Ayam tersebut memiliki bobot hidup sekitar 1 kg. Karena berbahan ayam muda, maka ayam taliwang yang dihasilkan terasa empuk.
Ayam taliwang yang ditawarkan Restoran Dua Em Bersaudara memiliki tiga tingkatan kepedasan, yakni pedas, sedang, dan kurang pedas. Inilah yang kemudian menjadi salah satu pertimbangan para pecinta kuliner untuk datang dan memesan ayam taliwang. Tentu saja, rasanya yang enak tetap menjadi pertimbangan utama.
Harga ayam taliwang di Restoran Dua-Em Bersaudara Rp 33.000 per porsi. Dengan begitu, penghasilan restoran ini dari ayam taliwang saja minimal Rp 3.300.000 per hari atau Rp 99 juta per bulan. Penjualan ayam taliwang ini menyumbang sekitar 50 – 70% dari total penjualan masakan di restoran ini. Jika dihitung berdasarkan angka-angka tersebut, maka omzet restoran ini paling tidak Rp 198 juta per bulan.
Dari beragam menu ayam yang ditawarkan, dua jenis ayam taliwang, yakni ayam julat dan ayam pelecingan, menjadi masakan yang paling digemari. Ayam taliwang ini biasanya didampingi plecing kangkung dan beberok. Plecing kangkung adalah sayuran yang terdiri atas rebusan kangkung, kacang panjang, kecambah, yang diberi sambal tomat dan sambal kelapa (urap), plus taburan kacang tanah goreng di atasnya. Beberok adalah sambal yang disertai potongan kecil terong dan kacang panjang. Harga plecing kangkung Rp. 7.500 per porsi, sementara beberok Rp. 5.000 per porsi.
EVOLUSI DUA-EM MENJADI DUA-EM BERSAUDARA
Selain ayam julat, ayam plecingan, restoran yang berlokasi 10 menit dari jantung kota Mataram ini, juga menawarkan berbagai macam panganan lain berbahan ayam dan ikan. Misalnya, ayam bakar, ayam bakar kecap, ayam goreng madu, ikan plecingan, ikan bakar madu, ikan bakar kecap, ikan goreng, dan tambahan menu spesial seperti sate sum-sum.
Selama lebih dari 18 tahun restoran ini telah mampu mempertahankan rasa khas, mutu, kebersihan, dan sajian sehat yang ditawarkan. Konsep tradisional yang diterapkan dalam tampilan bangunan, dikombinasikan dengan konsep green living yang terbuka dan sederhana, memberikan kenyamanan bagi para pengunjung restoran.
H.Moehibbin Moerad membangun rumah makan ini pada tahun 1993 dan mulai beroperasi pada 1994 dengan nama Dua-Em. Nama tersebut diambil dari huruf awal namanya. Namun, ia mendirikan restoran ini bukan untuk kali pertama. Setelah cukup lama membantu orangtuanya mengelola rumah makan ayam taliwang, pada 1979 ia membuka rumah makan sendiri dengan nama Taliwang II. Letaknya di kawasan Shopping Center Mataram, depan Rumah Sakit Umum Mataram. Pada 1982 ia menjual Restoran Taliwang II untuk membangun rumah makan yang letaknya lebih strategis. Pada tahun 1983, ia membuka rumah makan dengan nama Denny Bersaudara di Jl. Pejanggik No.6, Mataram. Namun, rumah makan ini hanya bertahan selama 6 tahun lantaran ia mencoba mengadu nasib di bisnis lain, yakni di bidang transportasi dan perumahan.
Ternyata bisnis lain tidak seberuntung membuat rumah makan khas taliwang. Oleh karena itu, pada 1993 H.Moehibbin Moerad membangun rumah makan kembali. Ia hanya menjual ayam taliwang. Saat itu ia bisa menjual tidak lebih dari 50 porsi tiap harinya. Harganya pun hanya Rp 17.000 per porsi. Secara bertahap jenis masakan bertambah dengan berbagai panganan yang terbuat dari berbagai jenis ikan seperti ikan gurami, karper dan nila.
H.Moehibbin Moerad turun langsung mengelola Restoran Dua-Em hanya hingga tahun 2000. Setelah ia meninggal dunia pada 22 Januari 2007, restoran dikelola oleh putra-putrinya di bawah kendali Hanafi dan berganti nama menjadi Dua-Em Bersaudara. Restoran memiliki luas 500 m² dan mampu menampung tamu sekitar 200 orang.
Pada 2001, restoran ini pernah mengalami masa sulit akibat kerusuhan antar umat beragama yang terjadi pada bulan juli 2001. Pelanggan domestik dan mancanegara banyak yang tak lagi datang ke restoran ini. H. Moehibbin Moerad menghadapi kondisi tersebut dengan penuh kesabaran. Buahnya, ia tidak sampai mengurangi jumlah pegawai, hanya mengurangi jumlah ayam dan disesuaikan dengan jumlah pengunjung yang datang. Seiring dengan pulihnya keamanan di Pulau Lombok, usaha ini berangsur pulih hingga berkembang seperti kondisi saat ini.
INFO RESTO
RESTORAN DUA-EM BERSAUDARA
Jl. Transmigrasi 99, Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat
Telp.: 0370-622914, 636734
Buka: Pukul 09.00 – 22.00 WITA