PENANGKARAN AROWANA: 1 BETINA DIKEROYOK 3 PEJANTAN

13 December 2022 Teguh Jiwa Brata

ORANGTUA IDAMAN – LIUK TUBUH AROWANA YANG BERSINAR MEMBUAT SANTOSO MEMALINGKAN CINTANYA DARI GEMULAI TUBUH IKAN KOI.

Menurutnya, arowana banyak digemari tapi belum banyak ditangkarkan. Sehingga keberadaan siluk di pasar kerap langka.

Di Yogya, penggemar arowana meminang ikan impiannya dari pembiak di luar kota. Bahkan ceruk pasar ini malah diisi oleh para breeder dari luar negeri.

Sambil menggarap lahan, Santoso mengumpulkan informasi ihwal penangkaran Ikan Naga. Selang dua tahun kemudian, harapannya itu akhirnya terwujud.

Santoso berhasil meminang induk arowana dari negeri Samba. Induk unggul itu diboyong bertahap.

Jantan Lebih Dominan
Lahan seluas 800 meter miliknya, dibagi menjadi 9 petak kolam. Ukurannya beragam. Kolam-kolam tersebut dihuni sekitar 900 ekor induk arowana. Lima belas di antaranya adalah induk arowana super red.

Populasi induk betina sebanyak sepertiga dari jumlah total arowana. Agar dapat berkembangbiak baik, jumlah pejantan jauh harus lebih banyak daripada jumlah induk betina. Perbandingannya, 1 betina, 3 pejantan.

“Soalnya, tugas pejantan saat berkembangbiak lebih besar dibanding betina. Betina hanya bertelur. Setelah itu, proses pembuahan dan perawatan telur hingga menetas menjadi tanggungjawab pejantan,” jelas Santoso saat ditemui di area penangkaran Mina Karya di kawasan Berbah, Sleman, Yogyakarta.

Arwana berkembangbiak setahun sekali. “Umur indukan yang bisa ditangkar atau siap bertelur (betina) minimal tiga tahun. Indukan yang baik adalah yang sehat, tidak cacat fisik serta matang usia,” jelas Nasrul Hidayat salah seorang karyawan Mina Karya yang mengurusi penangkaran.

Seekor induk betina bertelur sebanyak 80 – 100 butir. Musim bertelur terjadi saat menjelang musim penghujan. Penetasan telur terjadi di dalam mulut pejantan. Telur menetas dalam tempo 35 – 40 hari. “Panen yang kali ini nanti pada sekitar akhir Desember hingga awal Januari”, lanjut Nasrul.

Jika ditangani benar, persentase kematian burayak sangat kecil, tak lebih dari 5%.

Ludes Dibeli
Menurut Nasrul, seluruh hasil panen diborong agen dari daerah Bandung dan Bogor. Ada juga sebagian yang disisakan untuk dijual di Yogyakarta, khususnya pada para hobiis yang ingin membeli secara eceran. Bahkan, sebelum panen tiba, pesanan sudah berdatangan.

Teknik Penangkaran
Proses penangkaran diawali dengan menyediakan air jernih. Suhunya sekitar 23-35 0C. Jangan lupa endapan lumpur di dasar kolam dibersihkan. Tumpukan lumpur dikhawatirkan dapat menimbun telur. Sehingga proses pembuahan terhambat. Air kolam diganti setahun sekali.

Kemudian penjodohan. Yakni memasukkan indukan ke dalam kolam. Perbandingan jumlah indukan adalah 1 betina dan 3 pejantan. Saat betina mengeluarkan telur-telurnya, pejantan akan membuahi. Setelah terbuahi, telur tersebut akanndierami dalam mulut pejantan.

Tanda-tanda yang menunjukkan telur mulai menetas, antara lain mulut indukan pejantan tampak membesar atau mengembung. Tanda lainnya, Indukan pejantan sering mengambang di permukaan kolam. “Atau bisa juga dihitung melalui hitungan waktu saat telur keluar. Jika mendekati hari ke-40, berarti saatnya memanen,” lanjut Santoso.

Cara pemanenan anakan dilakukan secara ‘manual’, Pejantan ditangkap, lalu mulutnya dibuka paksa untuk mengeluarkan anak-anak di dalamnya.

Jangan sampai indu melepas bebas anakan ke kolam. Sebab burayak arowana itu bisa disantap induk lain. “Begitu anakan keluar dari mulut induk, langsung ditampung dalam kantong plastik yang diisi air. Setelah itu baru dipindah ke akuarium,” jelas Nasrul.

Agar anakan tumbuh sehat, perlu dirawat dengan cara diberi makanan yang sesuai dengan tingkat umurnya. Pada usia satu hari hingga dua minggu diberi p cacing beku sebagai menu pakan.

Jika sudah berusia dua minggu sampai 4 bulan diberi pakan ulat hongkong. Sedangkan arowana berusia lebih daei 4 bulan diberi jangkrik dan jenis pakan arowana dewasa lainnya secara proporsional.

Makanan Untuk Induk

Makanan untuk indukan adalah katak sawah. Setiap hari Santoso butuh pasokan 19 kg – 20 kg katak sawah. Harganya Rp 10.000 perkilogram.