PENGAWET PAKAN UNGGAS: INI PEDOMAN PEMAKAIANNYA

14 November 2022 Teguh Jiwa Brata

TEMPERATUR DAN KELEMBAPAN TINGGI DI DAERAH TROPIS KERAP BERPENGARUH TERHADAP MUTU PAKAN. BAHAN PENGAWET MENJADI SALAH SATU SOLUSINYA.

Kondisi iklim seperti itu menjadi pemicu utama pakan menjadi mudah tengik. Sehingga nilai gizi pakan tersebut berkurang atau malah hilang.

Pakan tengik juga dapat memicu unggas keracunan serta mengganggu kesehatannya.

Berikutnya, nilai ekonomis pakan tengik itu sangat rendah. Dengan demikian berpotensi mengakibatkan kerugian.

Proses ketengikan pakan ternak dapat digolongkan menjadi 3 faktor penyebab mekanisme reaksi kimia. Yaitu, faktor suhu lingkungan yang tinggi, cahaya matahari, dan reaksi zat asam.

Namun, secara khusus ketengikan pakan ternak disebabkan oleh proses oksidasi, hidrolisis, dan proses ketonik.

Memahami ketiga penyebab ketengikan itu serta proses ketengikan yang diakibatkan penting dilakukan. Sebab, dengan demikian kita dapat mengetahui bahan-bahan penyebab pakan menjadi tengik.

1. Proses Oksidasi
Terjadi akibat adanya reaksi oksidasi pada ikatan-ikatan rangkap lemak tidak jenuh. Dipicu oleh zat asam. Berlangsung relatif cepat bila terpapar oleh sinar matahari atau panas.

2. Proses Hideolisis
Dipicu oleh reaksi hidrolisis atau terjadinya reaksi air (kebasahan) yang tidak bersamaan dengan proses ketengikan oleh proses lainnya. Proses hidrolisis berarti terjadi reaksi kimia antara gliserol dan berbagai asam bebas dengan pakan ternak.

3. Proses Ketonik
Dipicu oleh jamur. Jamur Aspergilus nigger salah satu penyebabnya. Kapang ini berwarna biru kehijauan.

Selain proses terjadinya keton, juga dikenal adanya jenis jamur Penisilium glaukum pada minyak nabati, benda-benda nitrogeneous yang sebagian besar dikantung dalam bahan baku pakan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Berbagai bahan pakan rawan mengalami ketengikan. Misalnya, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bekatul, dan tepung ikan.

Bahan pakan seperti itu harus dibubuhi antioksidan agar tak mudah tengik.

Nah, anti oksidan yang kerap digunakan yaitu B.H.T (Butylated Hydroxy Toluen), B.H.A. (Butylated Hydroxy Anisol), Propyl Gallate, Octyl Galate, Dodexyl Gallate, Tokiferol, dan Etoksykusin.

Pengawet tersebut dijual dengan berbagai nama dagang yang dipatenkan. Misalnya Antrasin, Toksomiks, dan Antoks. Umumnya, bahan pengawet ini diracik dari dua macam antioksidan serta dibubuhi sitrat.

Antioksidan adalah senyawa organik fenolis. Diaplikasikan pada pakan ternak dalam jumlah kurang dari 0,10%. Senyawa ini mampu menghabat proses oksidasi secara langsung maupun tidak langsung.

Secara teoretis, banyak jenis minyak lemak mengandung antioksidan secara alami. Lemak hewani hanya sedikit mengandung antioksidan. Terutama jika lemak hewani tersebut sudah dimurnikan.

Jenis antioksidan yang efektif yaitu vitamin E (tokoferol). Namun, jika vitamin E diaplikasikan pada pakan ternak yang sudah mengalami oksidasi, Vitamin E ini pun akan ikut rusak.

Derajad keasaman (pH) juga berpengaruh terhadap efektifitas bahan pengawet. Jika derajad keasaman pakan rendah maka prooksidan menjadi lebih menonjol. Sebaliknya bila derajad keasaman tinggi maka daya kerja antioksidan menjadi tinggi..

Prinsipnya, antioksidan bertugas sebagai donor hidrogen untuk mengikat radikal bebas pemicu pakan menjadi tengik (orangtuaidaman.com).