PENSIL TERBANG: PAKAR PRODUK LILIN KREATIF
ORANGTUA IDAMAN – Di tangan Andi Purnawan Putra dari pusat kerajinan Pensil Terbang, Yogya, lilin tak sekedar sebagai alat penerang atau asesori kue ulang tahun. Tapi muncul dalam berbagai macam bentuk yang menyimpan keunikan dan kecantikan. Tampilan pewarnaannya serba ngejreng nan segar.
Anda akan tertegun melihat aneka produk lilin berbentuk kue, replika patung, sandal, sepatu, boneka, bunga dan buah. Buah belimbing misalnya, dibuat sesuai ukuran aslinya, dengan detail tekstur dan tampilan sebenarnya. Pewarnaannya pun didesain sedemikian rupa sehingga menampilkan layaknya buah ranum yang enak disantap. Juga yang berbentuk kue pisang, jika dilihat sepintas, akan sulit dibedakan apakah itu kue beneran atau lilin.
Lilin-lilin unik itu dibuat dalam beragam ukuran, mulai yang mini sekitar 5 sampai 10 cm hingga yang raksasa berukuran 1 sampai 2 m. Di show-room Pensil Terbang, di Prawirodirjan GM 2/ 673 Yogyakarta, tak kurang dari 500 macam desain lilin kreatif diproduksi.
“Sebagian besar konsumen membeli produk ini bukan untuk digunakan sebagai alat penerangan semata, melainkan untuk hiasan kamar, kado ultah atau perkawinan”, jelas Andi pemilik usaha kerajinan lilin Pensil Terbang.
Pasar ekspor besar
Lewat tangan kreatif Andi, lilin yang bagi kebanyakan orang sekadar alat penerangan cadangan, diubah menjadi aneka hiasan atau assessoris ruangan bahkan untuk media terapi maupun perangkat meditasi. Semua produk lilin ini dibuat dengan sistem cetak. Untuk membuat lilin buah belimbing, terlebih dahulu membuat cetakan berbentuk buah belimbing.
Bahan baku parafin ditambah picman (pewarna berbasis minyak) dipanaskan hingga mencair. Kemudian dituangkan dalam cetakan yang sebelumnya dipasang benang katun untuk sumbu.
Andi memulai usaha lilin hias ini sejak tahun 1997. Semula yang diproduksi sebatas lilin konvensional berwarna –warni. Tahun 1999 mengembangkan produk lilin kreatif dengan beragam desain dan warna. Kemudian sejak lima tahun lalu, mulai mendesain lilin untuk interior ruang yang dibuat atas dasar pesanan.
Sebagai sebuah usaha rumahan, Pensil Terbang sempat mengalami kejayaan pada sekitar 2004 – 2006. Sebagian besar produknya saat itu untuk pasar ekspor Amerika, Spantol, Australia, Perancis dan Jepang. Dalam sebulan kala itu, Andi mampu meraih omzet senilai Rp 125 juta/bulan. “Untuk ukuran usaha kecil, hasil sebesar itu menurut saya termasuk lumayan”, jelas pria yang saat ini tercatat sebagai staf pengajar di STPI dan konsultan Kantor Pemberdayaan Masyarakat Miskin Kota (KPMP) Yogyakarta itu.
Gemar berbagi ilmu
Andi tak mau serakah mengeuk rezeki sendiri. “Sejak Pensil Terbang berkembang, Mas Andi tak hanya fokus dengan usahanya sendiri, melainkan melakukan pelatihan pada orang-orang yang ingin belajar padanya. Jika dihitung ribuan orang yang sudah belajar membuat lilin kreatif padanya. Setelah bisa mereka dilatih membuat usaha sendiri”, ujar Gandung (39 th) salah seorang perajin lilin yang juga pernah belajar pada Andi.
Paska tahun 2006 banyak perajin lilin bermunculan. Ini tak lepas dari jasa Andi. Hampir semua perajin lilin kreatif yang sekarang eksis di kota ini, adalah mereka yang pernah belajar pada Andi. Di Yogyakarta, nama Andi Purnawan bisa dibilang perintis usaha lilin kreatif sekaligus pengusaha yang paling gemar menularkan ilmu. Sampai sekarang Andi kerap diminta oleh berbagai istansi maupun lembaga swasta untuk menjadi instruktur wirausaha, terutama kerajinan lilin.
Saat ini Pensil Terbang mengkoordinir tujuh tempat usaha tersebar di kawasan Jogja, l dengan total karyawan 10 orang. Saat ini pemasarannya lebih difokuskan pasar domestik. Selain di show-room sendiri, juga dibantu sepuluh toko yang ada di kawasan Kota Jogja. Tak ketinggalan Andi juga memanfaatkan internet untuk pemasaran lewat websitenya : pensilterbang.com.
“Saat ini saya menjual 300 hingga 400 item produk. Jika dinilai rupiah nggak sampai sepuluh juta rupiah. Tapi yang membuat hati bahagia bukan itu, melainkan muncul dan berkembangnya puluhan perajin lain. Bahkan ada salah satu anak didik saya yang sukses mengembangkan kerajinan lilin hias di Malaysia”, katanya bangga.
Koleksi aneka penghargaan
Berkat kiprahnya membangun usaha lilin kreatif sekaligus membina wirausaha di kalangan muda ini, Andi mendapatkan beberapa penghargaan. Diantaranya penghargaan sebagai Pemuda Pelopor tingkat propinsi (2003), Pemuda Produktif tingkat propinsi (2004), nominator penghargaan Bisnis Inovasi dari Menpora (2005), Indonesia Creative and Innovative Award dari Asosiasi Bisnis Indonesia (2007). Selain itu juga pernah memenangkan sekitar 20 kejuaraan seni tingkat nasional, diantaranya seni desain, lukisan, grafiti, kaligrafi, logo, dan batik.
Mematok Harga
Untuk menentukan harga, tergantung pada ukuran dan desain produk. Makin besar ukuran dan makin rumit desain, harganya makin tinggi. Dari sekian banyak produk, harga paling rendah Rp 3000, yakni berupa replika bunga. Sedangkan yang termahal sekitar Rp 25.000/biji, berupa replika patung.
“Usaha lilin kreatif cukup prospektif saat ini. Pasarnya masih sangat terbuka. Asal mau terus kreatif mengembangkan desain. Soalnya kunci keberhasilan usaha ini yang paling pokok adalah kreatifitas mengembangkan produk”, lanjut sekretaris Asosiasi Pematung Indonesia (API) Yogyakarta yang sekaligus sekretaris Dekranasda Yogyakarta itu. ( orangtuaidaman.com )