PERSILANGAN ANTARSPESIES & ANTARGENUS

10 September 2022 Teguh Jiwa Brata

PERSILANGAN ANTATSPESIES DAN ANTAR GENUSI MELAHIRKAN KETURUNAN YANG PENTING DALAM PROSES PEMULIAAN TANAMAN.

Proses persilangan ini memungkinkan terjadinya kombinasi antarkarakter, sehingga sifat tanaman yang diinginkan dapat diciptakan.

Proses persilanhan antarspesies (interspesifik) tidak mengalami hambatan pada berbagai sepesies tanaman tertentu. Misalanya, jeruk, apel, dan pyrus.

Begitu pula persilangan antargenus (intergenerik) yang menghasilkan generasi hibrida tanaman pyrus dan cydonia, serta pyrus dengan sorbus.

Pada tanaman lain mengalami hambatan. Misalnya, persilangan intergenerik antara eukaliptus, pinus, dan populus.

Hambatan ini terjadi pada setiao perkembangan pasca polinasi.

Umumnya, spesies tanaman yang mempunyai stigma kering lebih sering mengalami hambatan dibadingkan dengan tanaman yang stigmanya basah.

Hambatan ini dipicu oleh akumulasi callose di bagian stigma itu.

Hambatan pertumbuhan polen-tube juga terjadi di bagian style dan ovary tumbuhan Rhododendron.

Saat Rhododendron disilangkan, polen tube dapat mencapai sel sinergid, namun kemudian mengalami hambatan pada saat pemlepasan sel sperma ke dalam ovule.

Pada tanaman berbiji tertutup, kebanyakan hambatan ini terjadi di daerah style.

Berbagai penelitian fokus mengatasi hambatan ini. Pada tanaman plum, persilangan interspesifik dilakukan dengan persilangan antar spesies berstyle pendek sebagai induk betina.

Diharapkan, cara tersebut dapat memperpendek jarak temuh yang dilalui polen untuk mencapai ovule.

Keberhasilan persilangan interspesifik antara pyrus X malus dan antara pyrus X sorbus dapat ditingkatkan dengan pengaplikasian hormon auksin, giberelin, boric acid dan succinic acid.

Hormon tersebut di aplikasikan di bagian dasar ovari menjelang penyerbukan.Cara ini mendorong pertumbuhan tabung sari dan partenokarpi.

Perlakuan stigma dengan zat pelarut hexane dan ethyl acetate menjelang penyerbukan, mengakibatkan hilangnya sekresi yang dikeluarkan stigma. Sekresi itu mengandung zat penghambat. Cara ini diterapkan pada persilangan tumbuhan eukaliptus dangb poplar.

Perlakuan yang diterapkan pada polen juga dapat mengatasi hambatan persilangan.

Radiasi sinar gamma dan perlakuan polen dengan mutagenic agent nitrosourea dan sodium azide meningkatkan keberhasilan persilangan antara Pinus nigra dengan Pinus silvetris.

Pencucian polen dengan ethyl acetate juga dapat mendokrak keberhasilan persilangan tanaman.

Cara lain yang dilakukan yaitu melalui fusi protoplas. Misalnya pada jeruk C. Sinensis dengan Severina disticha (orangtuaidaman.com)