BurungSATWA RUMAHAN

TROTOLAN ANIS MERAH: GENJOT EXTRAFOODING SEBELUM NGERIWIK

ORANGTUA IDAMAN – Nutrisi tambahan harus diberikan kepada trotolan anis merah sebelum mereka ngeriwik alias belajar ngoceh. 

Setidaknya, itulah pendapat Ardha Primanto Masdhani bandar besar anis merah di daerah Cibubur, Jawa Barat. Bagi pria yang kerap membawa ratusan trotolan asal Bali ini, pada saat “balita”, burung ini harus mendapatkan extrafooding berupa jangkrik, kroto dan cacing. Selain itu, ia pun memberikan aneka buah. Seperti pepaya, apel, pir, dan pisang.  

Langkah perawatan yang sama dilakukan oleh Tumin, pemandu bakat anis merah di kawasan Joglo, Jakarta Barat. Jangkrik, cacing, dan kroto jadi pilihan menu utamanya. Ia memberi menu tersebut secara bergantian. Langkah ini bakal menghindarkan trotolan dari rasa bosan dengan menu yang itu-itu saja.

Ajari Makan Voer
Jangan lupa untuk mengajarinya makan voer. Ardha memberikan pakan pabrikan ini pada saat trotolan menginjak usia sebulan. “Kalau sudah makan voer, aman untuk ditinggal pemiliknya selama 2-3 hari,” ujarnya. Bila ia sudah terbiasa dengan menu yang kita sodorkan, kini tinggal melatihnya mandi di keramba.

Tahapan di atas bagi beberapa hobiis bukan perkara enteng. Seperti yang dikemukakan Tumin. “Ketika saya memasukkan mereka ke dalam kandang berisi keramba, biasanya mereka belum mau mandi. Jadi saya menunggu sampai pada akhirnya mereka mengenal dan mengetahui bahwa keramba merupakan tempat mereka membersihkan diri,” papar Tumin. Hal senada diungkapkan oleh Ardha. Menurutnya, tujuan pelatihan ini agar pada saat dewasa, mereka terbiasa mandi di keramba.

Tentu saja, selepas mandi, anakan anis merah ini harus dijemur. Ardha sendiri kerap menjemur trotolan ini secara massal. Setiap pukul 09.00 pagi, Ardha menjemur trotolan anis merah selama 15-30 menit. Hal serupa pun dilakukan Tumin. Trotolan anis merah miliknya dijemur bersamaan dengan anis merah dewasa pada pukul 07.00 pagi. Menurut Tumin, penjemuran ini sebentar saja. Kalau penjemuran terlalu lama, dapat menyebabkan kematian anakan anis merah.

Langkah selanjutnya, proses pengisian suara alias mastering. Untuk melatih suara trotolan anis merah, Tumin menggunakan burung master. Seperti  cucak jenggot, jalak, love bird, dan cililin. “Umur yang pas untuk melatih suara, berada di kisaran 1,5 – 2 tahun (dewasa muda). Karena pada umur tersebut mental trotolan anis merah sudah siap,” jelas Tumin.

Karena anis merah bersifat soliter, Tumin pun tidak menyarankan mereka untuk digabungkan. Sebab akan memunculkan jiwa tempur dan mereka pun cenderung akan saling menyerang. Namun menurut Ardha, trotolan anis merah dapat hidup bersama hingga berusia 2-3 minggu.

Mengintip Kualitas
Agar waktu, tenaga, dan dana yang dikeluarkan tak sia-sia, sebelum memutuskan memboyong seekor trotolan ke rumah, ada baiknya intip cara hobiis memilih anakan. Pasalnya pada saat belia, burung ini belum bisa mempertonton kebolehannya dalam berolah vokal. Wajar jika banyak pemula mengalami kesulitan dalam memilih trotolan anis merah berkualitas tinggi. Agar tak kecele, Ardha membeberkan rahasianya dalam menyeleksi bakalan anis merah.

Trik pertama yang dilakukannya ialah dengan mencari tahu daerah asal anis trotolan tersebut. Karena daerah asal ini, diakui Ardha sangat berkaitan dengan keturunan (genetik) dan daya juang hidup (survival) seekor anis merah. Sehingga hal ini terkait erat dengan kakrater suara dan mental tempurnya.

Sedangkan cara yang kedua adalah dengan melihat dari katuragan (bentuk fisik). Seperti contoh, dengan melihat bentuk paruh dan leher tebal, bisa diprediksi burung ini punya volume besar. Sementara untuk menilik gayanya, bisa dilihat dari cara berdiri dan sudut kakinya. Hal senada juga diungkapkan oleh Tumin. Baginya seekor trotolan anis merah dipandang berkualitas jika mempunyai kondisi tubuh sehat dan tak cacat. “Kemudian secara fisik ia mempunyai paruh tebal, mata belo, kepala kotak, dan badan panjang,” ujarnya. Trik ini bila berpadu dengan pengalaman mumpuni, tingkat akurasinya bakal semakin tinggi (orangtuaidaman.com).


ANEKA SATWA MENARIK LAIN

error: Content is protected !!