FAKTOR PEMBATAS: ALAT ALAM MENJAGA KESEIMBANGAN
ORANGTUA IDAMAN – Agar dapat bertahan hidup dalam keadaan tertentu organisme harus mendapat unsur-unsur esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan dan bereproduksi.
Kebutuhan dasar tersebut bervarisi, tergantung species dan keadaan Dalam keadaan mantap, unsur esensial yang tersedia dalam keadaan mendekati minimum menjadi faktor pembatas.
Liebig adalah seorang pionir yang mempelajari pengaruh berbagai macam faktor terhadap pertumbuhan tanaman. Menurutnya, hasil pertanian kerap tidak hanya dipengaruhi nutisi yang dibutuhkan dalam jumlah banyak. Misalnya: karbondioksida, dan air, yang umumnya berlimpah di lingkungan.
Sementara itu, nutrisi yang jumlahnya sedikit justru berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Contohnya adalah Unsur Boron.
Hukum minimum Liebig mengatakan bahwa “The amount of plant growth is regulated by the factor present in minimum amount and rises or falls accordingly as this is increased or decreased in amount”. Artinya: Laju pertumbuhan tanaman diatur oleh adanya faktor yang berbeda dalam jumlah minimum dan penurunan faktor yang berbeda dalam jumlah minimum tersebut.
Konsep tersebut diilustrasikan dalam bentuk gentong. Dalamgmbar tersebut, potassium atau kalium (K) menjdi faktor pembatas. Air yang berada di dalam gentong merupakan pertumbuhan tanaman. Jumlah air yang bisa ditampung di dalam gentong ditentukan oleh Potassium. Apabila jumlah potassium di tambah, maka, air di dalam gentong bisa bertambah pula.
Penelitian lain memperluas pernyataan ini dengan melibatkan faktor-faktor lain. Diantaranya yaitu “Apabila keadaan steady state, yaitu energy dan materi dalam keadaan seimbang antaraninput dan output”.
Misalnya: Pada suatu danau kadar CO2 merupakan faktor pembatas, maka produktivitas seimbang dengan kadar CO2 yang tersedia apabila cahaya, nitrogen, dan air cukup tersedia. Apabila di suatu tempat terjadi angina rebut, maka kadar CO2 akan berubah. Diikuti oleh zat-zat lain. Maka dalam keadaan ini produktivitas tidak hanya tergantung kepada kadar CO2 saja. Akan tetapi juga unsur-unsur lain yang keseimbangannya berubah.
Pada keadaan eutrofikasi kultural akan menciptakan keadaan yang tidak mantap yang mengakibatkan isolasi perkembangan pada populasi. Misalnya ledakan populasi (bloomin) dari suatu species ganggang, kemudian die off diikuti oleh blooming dari species lain.
Dalam keadaan ini, faktor pembatas tidak menentukan karena kadar P, N2, CO2 pada lingkungan selalu berubah. Faktor lainnya yaitu adanya interaksi.
Konsentrasi yang tinggi dari suatu senyawa dapat berengaruh terhadap kecepatan penggunaan zat lain. Sering kali organisme dapat mengganti zat yang diperlukan dengan zat lain yang menyerupai bila zat yang diperlukan tidak ada.
Apabila ketersediaan Ca sedikit, sedangkan Strosium dalam jumlah banyak, maka hewan lunak atau mollusca dapat mengganti kebutuhan Ca dengan pasokan Sr. Sedangkan tanaman yang tumbuh di tempat teduh memerlukan Zn yang lebih sedikit dibandingkan tanaman yang tumbuh di tempat terang.
APLIKASI HUKUM MINIMUM LIEBIG: Populasi suatu jenis atau species mahluk hidup di alam ditentukan oleh faktor pembatas. Faktor pembatas itu bisa berupa kondisi lingkungan dan makanan yang tersedia. Populasi species mahluk hidup akan bertambah bila jumlah makanannya bertambah pula. Contohnya: Belalang pemakan daun jumlahnya akan bertambah ketika banyak tanaman menghasilkan tunas-tunas muda. Umumnya, tunas muda akan tumbuh saat musim hujan tiba. Oleh karena itu, pada saat itu, populasi belalang akan bertembah. Contoh yang lain yaitu, burung pipit akan berkembang biak ketika musim panen padi tiba. Contoh yang lain yaitu populasi manusia. Jumlah penduduk akan bertambah seiring dengan kesejahteraan dan kemakmuran yang kian bertambah.
Sumber:
- Ir. Suwasono Heddy, MS, (Ed), Prinsip-Prinsip Dasar Ekologi: Suatu Bahasan Tentang Kaidah Ekologi dan Penerapannya, 1994
- Dr. Ir. Liliek Agustina MS, Nutrisi Tanaman
Comments are closed.