EKOLOGI

HOMEOSTATIS: TAKDIR ALAM ITU KESEIMBANGAN

ORANGTUA IDAMAN – Ekosistem mampu mengatur dan memelihara diri sendiri, seperti halnya komponen yang menyusunnya, yaitu organisme dan populasi. Sementara itu, manusia cenderung mengacaukan sistem pengendalian alamiah.

Homeostatis meruapakan istilah untuk kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan.

Populasi setiap organisme dalam ekosistem tidak pernah sama dari waktu ke waktu. Besar-kecil populasi naik-turun berkisar pada garis keseimbangan . Menurut Allee et al. (1955), pertumbuhan organisme dibagi menjadi 5 tingkat, yaitu:

Tingkat I yang merupakan periode peningkatan populasi yang tumbuh pesat (sigmoid). Periode ini terdiri dari 3 tahap. Yaitu, tahap pembentukan populasi (A), dan tahap pertumbuhan cepat secara eksponensial (B), serta tahap menuju keseimbangan (C).

Tingkat II merupakan pencapaian aras atau letak keseimbangan yang merupakan garis lurus dari kurva. Pada tahap ini populasi telah mencapai stabilitas. Setelah tingkat II tercapai kemudian populasi bergejolak di sekitar aras keseimbangan yaitu pada tingkat III.

Tingkat III merupakan tahap guncangan (oskilasi) dan fluktuasi populasi. Oksilasi populasi adalah penyimpangan populasi sekitar aras keseimbangan secara simetris (A). Fluktuasi populasi merupakan penyimpangan populasi yangtidak simetris. Tingkat III berjaan daam waktu yang lama, tergantung pada mekanisme umpan balik negative yang bekerja pada populasi organisme tersebut.

Aplikasi: Memahami mekanisme Homeostatis dapat digunakan sebagai dasar pemahaman pengendalian hama dan penyakit. Mekanisme ini juga berlaku untuk pengendalian epidemi dan pandemi.

Ketika mekanisme ini tidak bekerja akibat gangguan faktor lingkungan . maka terjadilah tingkat IV yang merupakan periode penurunan populasi atau disebut juga dengan periode pertumbuhan negative. Jika periode ini berlanjut, maka akan terjadi tingkat akhir pertumbuhan populasi, yaitu tingkat V yang merupakan kepunahan populasi.

Pertumbuhan populasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

P2 = P1 + N – M +/- D

P2 = Populasi akhir
P1 = Populasi perulaan
N = Natalitas atau kelahiran
M = Mortalitas atau laju kematian
D = Penyebaran atau ‘dispersal” yang meliputi penyebaran keluar atau emigrasi (-) dan penyebaran masuk atau imigrasi (+)

Apabila P2 lebih besar daripada P1 maka terjadi pertumbuhan positif, dan sebaliknya bila P2 lebih kecil, itu artinya terjadi pertumbuhan negatif.

Pertumbuhan popullasi positf terjadi apabila laju kelahiran dan laju imigrasi lebihh besar daripada laju kematian dan laju emigrasi. Sebaliknya, pertumbuhan negative terjadi bila jumlah laju kelahiran dan laju imigrasi lebih kecil daripada laju kematian ditambah laju emigrasi.

Berbekal rumus sederhana tersebut, dapat kita etahui bahwa agar dapat mengurangi populasi suatu organisme, kita harus menambah laju kematian dan atau meningkatkan emigrasi, dan atau mengurangi laju kelahiran dan atau menguangi laju imigrasi melalui berbagai masukan dan pengelolaan.

Disini lah manusia sebenarnya dapat turut mengambil peran menjadi penyeimbang ekosistem, bukannya malah merusak dan menimbulkan kekacauan ekosistem (orangtuaidaman.com)

Sumber: Sumber: Ir. Kasumbogo Untung, M. Sc, Ph.D, Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu.

error: Content is protected !!