SEBELUM BAHAS EVOLUSI, YUK SIMAK DULU SOAL KEANEKARAGAMAN HAYATI
ORANGTUA IDAMAN – Meski masih dalam satu ras, mahluk hidup itu beragam. Coba, cermati setiap anggota keluarga yang berada di sekitarmu! Perbedaan antara individu selalu dijumpai.
Perbedaan antara mahluk hidup seperti itu dapat juga disebut sebagai keanekaragaman hayati. Berdasarkan penyebabnya, keanekaragaman hayati dibedakan dalam 2 kategori.
Yang pertama yaitu keanekaraganan yang disebabkan oleh adanya penurunan sifat atau pewarisan genetik. Yang kedua yaitu keanekaragaman yang disebebkan oleh adanya faktor lingkungan.
Keanekaragaman Akibat Lingkungan
Lingkungan merupakan pembentuk akhir mahluk hidup. Pengaruh lingkungan bereaksi dengan faktor keturunan atau genetik, akhirmya menghasilkan penampakan lahiriah atau fenotip.
Agar lebih memahami hal tersebut, yuk kita simak contoh berikut. Ada seorang anak kembar identik. Atin dan Ateng. Namun kedua anak itu diasuh oleh orangtua berbeda. Atin diasuh oleh orangtua paham soal faktor gizi dan kesehatan. Sebaliknya Ateng diasuh oleh orangtua yang belum sadar pentingnya gizi dan kesehatan bagi pertumbuhan anak.
Akibatnya, Atin selalu sehat bugar. Sedangkan Ateng kerap sakit saat masih kecil. Hal itu tentunya berpengaruh terhadap pertumbuhannya. Pertumbuha Atin lebih baik dibandingkan Ateng. Badan Atin lebih subur daripada tubuh Ateng yang kurus kering.
Contoh lain yang bisa kita lihat yaitu perbedaan tanaman. Tanaman yang tumbuh di atas tanah subur, cukup air, didukung cahaya matahari memadahi, serta kondisi cuaca yang sesuai tentunya lebih subur bila dibandingkan tanaman yang tumbun di atas tanah tandus, kering, intensitas sinar matahari kurang dan cuaca tak mendukung.
Faktanya, kondisi lingkungan itu berbeda-beda. Faktor-faktor lingkungan yang seragam tidak pernah ada.
Keanekaragaman Akibat Genetik
Variasi mahluk hidup juga dipengaruhi oleh faktor keturunan atau genetik. Keanekaragaman genetik bisa dibedakan menjadi dua kategori. Yaitu penurunan sifat kualitatif dan kuantitatif.
Sifat Kualitatif
Sifat kualitatif adalah sifat yang tidak bisa diukur. Misalnya warna kulit, bentuk rambut, warna bulu, warna bunga, dan bentuk daun. Sifat ini mudah dibedakan secara tegas, sebab dipengaruhi oleh gen sederhana. Sifat ini lah yang menjadi obyek penelitian George Johann Mendel.
Penelitian genetika Mendel meliputi segregasi, rekombinasi, lingkage, interaksi non allel dan lain-lain. Segregasi adalah peristiwa pemisahan gen yang diwariskan dari tetua kepada keturunan.
Mahluk hidup yang bersifat heterosigot (AaBb) memiliki pasangan gen lebih banyak daripada mahluk hidup homosigot (AABB atau aabb). Semakin banyak pasangan gen yang mengalami segregasi, semakin banyak kombinasi yang dapat terjadi pada keturunan. Mahluk hidup homosigot yang melakukan inbreeding (penyerbukan sendiri) segregasi akan terjadi pada generasi ke dua (F2).
Salah satu contoh mahluk hidup heterosigot yaitu tanaman hibrida. Misalnya varietas jagung hibrida. Apabila varietas jagung tersebut melakukan penyerbukan, keturunan yang dihasilkan bervariasi. Sehingga varietas jagung hibrida, bijinya tidak bisa ditanam ulang. Sebab, sifat-sifat tanaman generasi berikutnya beragam. Tidak seragam seperti induk sebelumnya.
Interaksi gen berikutnya yaitu rekombinasi. Merupakan suatu kombinasi baru dari pasangan gen yang saling bertautan (lingkage) sehingga berbeda dengan tetuanya. Sementara itu, lingkage adalah kesatuan antara dua atau lebih sifat menurun yang disebabkan oleh dua gen yang tergabung pada kromosom yang sama.
Contoh fenomena lingkage yaitu kucing belang telon yang biasanya betina. Hal ini diakibatkan gen penentu warna oranye dan hitam terpaut pada kromosom gen betina. Sehingga kucing belang 3 warna hanya dimiliki oleh kucing berkelamin betina.
Interaksi gen yang lain yaitu epistasis. Merupakan peristiwa saat suatu gen menekan kegiatan gen lainnya yang terletak pada lokis yang berbeda dalam suatu kromosom.
Sifat Kuantitatif
Sifat kuantitatif adalah sifat indufidu yang bisa diukur. Misalnya tinggi badan, berat badan, ukuran buah, ukuran biji, luas daun, jumlah tongkol, jumlah biji dalam suatu malai, dan lain sebagainya.
Teori gen yang dipaparkan oleh Mendel tidak dapat digunakan untuk mempelajari proses menurunnya sifat-sifat tersebut. Sifat kuantitatif tidak lagi didasarkan kepada variasi genetik, tetapi pada variasi fenotip tiap individu dalam suatu populasi.
Perintis genetika kuantitatif adalah Fisher (1918) yang membagi nilai fenotip menjadi komponen pengaruh gen dan lingkungan.
Keanekaragaman hayati berperan besar dalam kehidupan manusia. Salah satunya di bidang pertanian. Penemuan bibit unggul ternak dan tanaman tak terlepas dari peran keanekaragaman hayati di bidang pemuliaan ternak dan pemuliaan tanaman (orangtuaidaman.com).
Sumber:
James R. Welsh, Daras-dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman, Erlangga.
Soemardjo Poespodarsono, Dasar Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman, Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor.