DigiEDU

DIBUTUHKAN KONTROL, BUKAN MEMBATASI ANAK MENGGUNAKAN PONSEL

ORANGTUAIDAMAN.COM Melarang anak bersinggungan dengan smartphone saat ini menjadi keputusan yang tidak bijak. Bimbingan dan pembatasan menggunakan smartphone lebih dibutuhkan anak.

Smartphone merupakan PDA (personal digital assistant). Smartphone merupakan komputer atau PC (Personal Computer) mini yang memiliki kemampuan seperti PC biasa. Dikutip dari buku Sekolah Alternatif Untuk Anak yang diterbitkan oleh Kompas, membiarkan anak di depan layar komputer membuat anak menjadi lebih cepat belajar membaca dan menulis.

Penelitian para ahli di Universitas Newcastle Inggris mengungkapkan bahwa kemempuan membaca dan menulis anak yang rutin bersinggungan dengan komputer lima kali lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak sekolah dasar pada umumnya yang tidak kecnduannkomputer. Sementara itu, kemampuan berhitung juga meningkat hampir tiga kali lipat lebih cepat jika dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya.

Studi terhadap murid di 20 kelas sekolah tersebut menjadi bukti bahwa sekarang kekhawatiran orangtua terhadap penggunaan komputer tak perlu lagi terjadi. Melarang anak bersinggungan dengan komputer dan smartphone justru dapat menghambat perkembangan anak.

Smartphone adalah PC mini yang juga berfungsi sebagai ponsel. Berbagai fitur yang disematkan di ponsel memiliki fungsi dan kemampuan yang sama dengan fitur yang dimiliki oleh PC. Berbagai fitur tersebut diantaranya yaitu aplikasi office yang memungkinkan proses pengeditan teks. Fitur pendukung yang lainnya yaitu konektifitas nirkabel yang meliputi e-mail, browser, dan akses internet.

Berbagai fitur tersebut memungkinkan anak memperoleh informasi pembelajaran secara up to date. Jurnal hasil penelitian daring bisa diakses secara mudah. Dengan demikian, tingkat kebaruan informasi yang bersumber dari internet itu lebih diandalkan daripada literasi cetak. Anak yang minim bersinggungan dengan internet cederung ketinggalan informasi dibandingkan dengan anak yang memiliki akses internet yang baik dan memanfaatkannya secara positif.

Selama menggunakan ponsel, anak harus tetap di kontrol. Nah, disitulah peran aktif orangtua dibutuhkan. Sebuah studi mengungkapkan bahwa anak berusia kurang dari 14 tahun sebaiknya tidak menggunakan ponsel lebih dari 2 jam. Namun, pendapat itu pun masih perlu kajian lebih lanjut.

Ada baiknya, anak diajak menyusun jadwal pembelajaran. Di dalam jadwal itu disisipkan pembelajaran literasi secara daring. Disarankan pula, orangtua sebaiknya juga memiliki kerelaan mempelakari literasi daring yang disesuaikan dengan materi pembelajaran anak. Sehingga saat membimbing mereka belajar, orangtua dapat mengarahkan kepada sumber-sumber literasi yang bagus.

Comments are closed.

error: Content is protected !!