HOMEOSTATIS: BEGINI MEKANISME UMPAN BALIK KESEIMBANGAN POPULASI TERJADI
ORANGTUA IDAMAN – Ekosistem memiliki mekanisme pengendalian yang sangat efisien. Naik turunnya populasi organisme ditentukan oleh dua kekuatan. Yaitu kemampuan hayati atau potensi biotik dan hambatan lingkungan.
Potensi hayati merupakan kemampuan organisme berkembangbiak dalam kondisi yang optimal. Dalam kondisi ini organisme mampu melipatgandakan jumlahnya secara penuh sesuai dengan kemampuannya. Populasi suatu organisme tanpa adanya hambatan dapat meningkat secara cepat, sehingga dalam waktu singkat populasi tersebut dapat menutupi seluruh muka bumi.
Tetapi kenyataannya dia alam tidak terjadi demikian, sebab ada berbagai bentuk dan faktor penghambat yang ita sebut hambatan lingkungan. Hambatan lingkungan brasal dari faktor biotik dan abiotic di ekosistem yang cenderung menurunkan fertilitas dan kelangsungan hidup individu-individu dalam populasi organisme.
Ragam faktor tersebut menghalangi suatu organisme untuk dapat berkembang sesuai dengan potensi biotiknya. Populasi organisme diupayakan agar selalu berada dalam keadaan ideal atau berada pada keseimbangan.
Potensi biotik selalu berusaha membawa populasi menjauhi kedudukan keseimbangan, tetapi terhalang oleh mekanisme faktor hambatan lingkungan yang daya tahannya kian kuat apabila populasi semakin meningkat. Sebaliknya apabila populasi suatu jenis organisme turun menjauhi kedudukan keseimbangan, hambatan lingkungan semakin mengendorkan tekanannya. Sehingga popuasi organisme tersebut memperoleh kesempatan meningkatkan kembali mencapai kedudukan keseimbangan melalui peningkatan reproduksi dan kelangsungan hidup atau ‘survival’ individu.
Hambatan lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua. Yaitu, faktor yang berasal dari luar populasi atau faktor ekstrinsik dan faktor yang berasal dari dalam populasi atau faktor intrinsic. Faktor-faktor ekstrinsik dapat berupa faktor biotik. Misalnya: makanan, predasi, dan kompetisi. Sedangkan faktor abiotic contohnya adalah iklik, tanah, dan air.
Sementara itu, faktor intrinsik misalnya yaitu persaingan intraspesifik dalam bentuk teritorialitas dan tekanan sosial.
APLIKASI: Memahami mekanisme umpan balik ekosistem bermanfaat untuk mengelola kelestarian lingkungan hidup. Kita menjadi memahami bahwa antara organisme itu saling terkait. Demikian pula lingkungan juga organisme terkait dengan kondisi lingkungan.
Alam memiliki irama atau siklus. Populasi setiap organisme pada dasarnya selalu selaras dengan siklus alam itu. Saat kondisi lingkungan sesuai dengan potensi biotik maka populasi organisme itu akan bertambah banyak. Saat musim hujan, tunas-tunas tumbuhan akan bersemi. Kondisi itu menyediakan makanan berlimpah bagi herbivora. Pada saat seperti itu, mereka akan berkembang biak.
Cotohnya yaitu belalang. Sementara itu, saat musim panas tiba, banyak tumbuhan meranggas. Mereka menggugurkan daun sebagai salah satu upaya bertahan hidup. Persediaan makanan bagi belalang menjadi sedikit. Keadaan ini membuat populasi belalang berkurang.
Sumber: Sumber: Ir. Kasumbogo Untung, M. Sc, Ph.D, Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu.
Comments are closed.