ODI ANINDITO: MENGEDUKASI BUDAYA MINUM KOPI LOKAL INDONESIA
ORANGTUA IDAMAN – Kopi Indonesia di kenal di dunia, tapi banyak orang lokal tak mengenal kopi sendiri. Bahkan tak jarang harus membayar mahal untuk menebus rasa nikmat kopi.
Semangat ini yang mendasari Odi Anindito membuka gerai Coffe Toffee. “Semua terjadi secara tidak sengaja, kebetulan dahulu saat kuliah di Australia saya sempatkan dua hari dalam seminggu magang di sebuah cofee shop, disana saya menemukan banyak fakta tentang kopi indonesia yang mendunia,” ujarnya. Pemuda sukses ini juga mengatakan bahwa, kopi Indonesia ternyata terkenal di luar negeri. “Dari 31 Kopi peringkat teratas ternyata ada 12 jenis kopi yang berasal dari Indonesia semua merupakan base selling terbaik Ini yang mendasari saya dari yang tidak tahu menjadi sangat mencintai kopi Indonesia,” ujarnya.
Ini menjadi sebuah semangatnya untuk memperkenalkan kopi indonesia agar dapat diterima oleh banyak lapisan masyarakat Indonesia. Tujuannya tidak lain adalah mengedukasi banyak orang tentang kopi terbaik indonesia dan harga yang terjangkau. Usaha ini dimulai sejak tahun 2006 di Surabaya. Konsepnya dahulu coffee shop dengan konsep gerobak yang dijual dalam mall-mall, belum seperti sekarang dengan konsep independent coffee shop. Saat itu penjualan kurang bagus, sehingga Odi memutuskan metutup pada tahun 2007 dan hijrah ke Jakarta.
Di Jakarta usaha ini saya lanjutkan dengan konsep dan image berbeda. Ternyata hasilnya memuaskan. “Konsep yang dulu berupa gerobak saya rubah menjadi konsep mini cafe dengan 4-5 dengan modal 100 juta rupiah ternyata cukup positif sambutannya,” kata Odi. Independent coffee shop sangat baik, menurutnya karena fungsinya sebagai cafe tidak berubah fungsi sehingga para pengunjung yang datang dapat fokus untuk datang berkumpul dan minum kopi tanpa terpengaruh kepentingan lain seperti berbelanja atau berjalan-jalan. Selama kurang dari satu tahun ia sudah bisa membuka bisa membuka 3 gerai Coffee Toffee.
Pada tahun 2010, Odi kembali ke Surabaya, agak lama untuk memulai kembali di kota Surabaya karena Selama hijrah di Jakarta hampir semua resources tersedot disana sebagai akibat antusias dan respon yang begitu besar. Di surabaya sendiri gerai coffee toffee pertama di daerah Klampis, Surabaya. Hingga saat ini coffee toffe sudah membuka 120 gerai yang tersebar di Indonesia. Hampir semua kota besar di Indonesia kita bisa menemukan gerai coffee tersebut dan ramai oleh pengunjung yang datang. We blended with our love, passion dan euthismsme.
Rentang waktu yang singkat telah membuat Odi mampu mengembangkan usaha bisnis di bidang makanan dan minuman, awalnya memang tidak mudah hingga saat ini pun ia selalu membutuhkan resources dan inovasi-inovasi yang membuat usahanya tetap suistanable dan berlanjut dalam semangat, konsep yang dikemas sehingga mendukung untuk penyajian yang terbaik terhadap konsumen’ tambahnya.
Perjalanan Usaha
– Awal mula tercetusnya ide bisnis tersebut ketika Odi pulang dari Melbourne, Australia, negara dimana Ia bersekolah pada tahun 2005. Di negeri Kanguru tersebut Odi pernah bekerja paruh waktu sebagai Barista di kedai kopi, disanalah Ia mengetahui bahwa 12 dari 30 kopi yang disajikan ternyata berasal dari Indonesia dan responnya sangat luar biasa.
– Pada tahun 2006 Odi dan Rakhma sepakat untuk membuka sebuah tempat ngopi yang berawal dari garasi rumahnya. Ketika itu modal awal yang mereka keluarkan hanya Rp 5 juta.
– Dalam kurun waktu 2 tahun, Coffee Toffee justru mengalami kebangkrutan pada tahun 2008. Penipuan yang dialami oleh pasangan pemilik Coffee Toffee ini membuat seluruh usahanya habis, bahkan mobil serta rumah yang mereka miliki, digunakan untuk membayar hutang.
– Evaluasi tentang kesalahan mengenai sistem dan menejerial kembali mereka benahi. Tak ingin gagal lagi, pasangan ini sepakat untuk membentuk Coffe Toffee sebagai badan hukum, selain itu konsep kerjasama kemitraan pun dipilih sebagai bangkitnya Coffee Toffee.
– Memilih memulai langkah barunya di Jakarta, pasangan suami istri ini sepakat untuk fokus dan membagi tugas. Rakhma sang istri bertanggungjawab mencari informasi tentang sistem kemitraan dan menajemen, bahkan Ia pun rajin mengikuti pelatihan usaha kecil menengah yang diselenggarakan oleh beberapa lembaga pemerintahan.
– Merasa telah mampu menaklukan Jakarta, Odi dan Rakhma mencoba peruntungannya kembali di kota asal mereka, Surabaya, sekaligus ekspansi ke daerah-daerah lainnya pun mereka lakukan. Dan terbukti, kini 113 café Coffee Toffee telah tersebar di Pulau Jawa, Jakarta, Kalimantan dan Sulawesi, dengan omzet miliaran rupiah setiap bulannya.
Konsep Waralaba, Memaksimalkan Budaya Lokal
Coffee Toffee menawarkan konsep waralaba dgn sistem Francise dengan sistem kemitraan. Semua memang dilakukan sebagai upaya memaksimalkan dan mencari yang terbaik bagi perkembangannya kedepan. Konsep waralaba, francise atau kemitraan kami dasarkan pada kecocokan karakter mitra dengan nilai perusahaan, hal ini menjadi penting karena ini yang akan membuat sejalan dan selarasnya hubungan bisnis kedepan khususnya dalam keberadaan gerai bisa dikatakan terus menjadi besar dan berhasil. Kita tidak ingin hanya 5 tahun saja bisa berdiri sebuah gerai lalu kemudian tutup. Sehingga nilai, prinsip yang dibangun sebagai mitra menjadi yang terpenting dari sebuah modal. Mungkin banyak orang mempunyai uang sebagai dasar pendirian gerai senilai 400 juta, namun tidak hanya itu pengelolaan dan kesamaan prinsip serta nilai penting menjadi landasan usaha ini tambahnya.
Kami juga menerapkan sistem under manajemen sifatnya adalah mereka mempunyai modal, kemudian kita yang mengelola dengan profit sharing kedua belah pihak akan diuntungkan satu memiliki modal dan satu memiliki ‘how know’. Pengelolaan modal bersama ini berarti bila menguntungkan maka hasil akan kita dua demikian pula apabila kita merugi semua ditanggung bersama. Disamping kemitraan ada pula beberapa gerai yang merupakan ‘own store’ kepemilikan sendiri PT. Coffee Toffee.
Karena kemitraan tersebut kami melakukan banyak kerjasama dengan berbagai pihak, sehingga proses yang diterapkan agar lebih membuat coffee toffee lebih mendapat tempat di banyak pihak dan berlanjut. Penerapan kemitraan tidak berbeda jauh dengan kemitraan di perusahaan waralaba lainnya ada proses tes untuk calon mitra, survai, dan kebutuhan gerai seperti desain, setting interior, peralatan hingga Sumber Daya Manusia di kelola langsung oleh coffee toffee. Untuk awal akan ditempatkan orang langsung perusahaan kami yaitu senior operasional gerai untuk mengelola langsung di awal. Semuanya tidak ada pengecualiaan baik owner dan karyawannya harus terlibat dalam training yang dilakukan ujarnya sambil tersenyum.
Semua kopi adalah produk Indonesia dengan grade satu dengan konsep Go Local, Our Way artinya Coffee Toffee memaksimal sumber daya Indonesia yang terbaik. “Semua kopi yang disajikan di Coffee Toffee merupakan kopi lokal indonesia. Misalnya Java Mocca, Toraja Kalosi, Bali Batukaru, Sumatra Gayo, Sumatra Linthong. Biji-biji kopi tersebut adalah biji kopi yang sangat dikenal di dunia,” ujarnya. Untuk mencoba rasa dan kenikmatannya di gerai Coffe Toffe pengunjung tidak perlu membayar mahal untuk merasakan kopi indonesia dengan standar grade satu’ tambahnya. Di gerai tersebut juga di sediakan biji kopi asli Indonesia seperti yang disebutkan diatas, biji kopi tersebut tidak kami giling untuk menjaga rasanya, ketika ada yang berminat akan digilingkan untuk dibawa pulang’ tambahnya.
Kiat Sukses
– Keunggulan dari kedai kopi ini adalah harga dan service. Pemiliknya mengklaim bahwa harga produknya 50% lebih murah dari cafe lain
– Biji kopi yang digunakan adalah campuran antara biji kopi Java – Mocha dan Toraja Kalosi yang sudah terkenal akan kekuatan rasa dan aromanya.
– Perjalanan serta perjuangan yang berbekal love, passion, enthusiasm
Bukan hanya kopi yang ditawarkan, namun konsep lokal juga berlaku terhadap terhadap berbagai produk yang ada di dalam gerai kami seperti untuk gelas semua merupakan hasil pengerajin lokal seperti kita kerjasama dengan kampung keramik’ tambahnya. Jauh sebelum Coffee Toffee menjadi perusahaan, kita dahulu hanya merupakan UKM jauh sebelum besar seperti sekarang, jadi kita akan terus mengajak UKM dan masyarakat lokal untuk bersama berkegiatan di bisnis. Termaksud mereka yang tergabung dalam pengelolalaan semuanya melibatkan kelokalan komunitas.
Penghargaan Bank Mandiri
Bisnis yang berkembang dan konsep yang matang membuat Odi Anindito akhirnya terpilih menjadi Wirausaha Muda Mandiri pada tahun 2011 dan menjadi juara I nasional di bidang bisnis jasa boga. Pengahargaan ini menurutnya sebagai bagian terpenting dalam perjalanannya bisnis kedepan karena dengan anjang ini saya banyak dikenalkan pada banyak hal baru di bidang ilmu bisnis terutama ilmu, jaringan, publikasi dan network yang saya dapatkan. Proses keikutsertaannya sebenarnya karena didorong oleh beberapa teman untuk ikut serta dalam ajang tersebut. Dan kemudian mencoba untuk mengirimkan proposal bisnis sebagai awal penilaian. Prosesnya sendiri melalui administrasi, survei lapangan dan penilaian penjurian secara regional. Kalau mendapatkan penghargaan sebagai ajang pamer dan show up saya tidak mengamini, justru yang terpenting adalah ilmu dan jaringan yang didapat sangat besar manfaatnya dan kemudahan publikasi yang diberikan kepada saya saat memenangkan award tersebut, tambahnya.
Penghargaan:
– Nominee Indonesia Franchise Start Up Award2009 versi majalah Info Franchise
– Pemenang I Wanita Wirausaha Femina-BNI tahun 2010.
– The Best in Business Concept Indonesia Franchise Start Up Award2010 versi majalah Info Franchise.
Benefit dan suport yang diberikan untuk pembedayaan sangat membantu mengembangkan usaha coffe shop ini kedepan seperti pelatihan bahkan bimbingan motivator terkenal hingga pertemuan dengan beberapa CEO perusahaan besar seperti perusahaan ASTRA, Blue Bird, Garuda Food. Kesempatan ini ebih berharga karena belajar dari banyak orang besar.
Bagi coffee toffee menurut Odi, penghargaan ini berarti Coffee Toffee dapat merasakan suport yang diberikan, dengan ikut serta dalam berbagai ajang pameran tingkat nasional sekaligus difasilitasi dalam berbagai publikasi yang dilakukan Media. Hal ini menjadi kekuatan khusus dalam mengkampanyekan Coffee Toffe sekaligus mengedukasi penikmat kopi di Indonesia’ tambahnya.
Masih banyak mimpi yang dikejar oleh Coffee Toffee seperti membuka gerai kopi di luar negeri. Ada investor yang menawarkan untuk membuka gerai di Malaysia dan Singapura, saya tidak ingin terlihat seperti adu capital masih banyak yang kita kejar dari sekedar membuka gerai. Edukasi menjadi lebih penting untuk menyajikan kopi terbaik dengan harga terjangkau, masih banyak orang Indonesia terpaksa membayar lebih mahal 40 ribu untuk kopi terbaik yang padahal dari Indonesia sendiri’ ujar bapak dua anak ini sambil tersenyum.
Kontak
Coffee Toffee
Jl. Raya Dharma Husada 181, Surabaya, 60286. Telp. (031) 592 9500, Fax: (031) 594 1921
Biodata
Nama: Odi Anindito
Pendidikan: Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Sepuluh November
Usaha: Peluang Bisnis (Franchise) Take Away Coffee