PANCASILA DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI YANG BERADAB
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI HENDAKNYA MANUSIAWI. PANCASILA HARUS SENANTIASA MENJADI TUNTUNAN MORAL TUMBUH-KEMBANG IPTEK.
Praktis, efisien, cepat, dan ekonomis seolah menjadi
Tak bisa dipungkiri, saat ini mesin telah menggusur posisi manusia dan menenggelamkan nilai-nilai kearifan lokal.
Bukan hanya itu, mesin pun menggusur nilai-nilai kemanusiaan yang semakin dinilai tak efisien dan tak relefan dengan pertumbuhan ekonomi liberalis.
Nyatanya, pola ekonomi liberalis yang kini mendominasi kehidupan anak negeri. Napas sosialis pelan namun pasti berganti corak individualis.
Dulu, keberhasilan panen padi tak hanya ditakar dari tonase padi yang dihasilkan. Pemilik lahan sengaja menyisakan padi di sawah.
Memberi kesempatan bagi pemungut sisa padi turut menangguk berkah dari sawah. Pemungut padi itu biasa dijuluki sebagai tukang ngasak.
Kini mesin harvester menyikat habis padi-padi di sawah. Atas nama efisiensi dan moderinisasi, mesin itu menendang eksistensi tukang ngasak padi. Menggilas nilai sosial yang sudah turun-temurun dianut petani.
Tak hanya itu, di kota, teknologi digital pun kini siap merong-rong periuk nasi ribuan bahkan mungkin jutaan orang.
Kasir, petugas front office… harus bersiap-siap lengser akibat perannya digeser oleh teknologi digital.
Penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dapat menjadi sarana kontrol kemajuan iptek.
Hendaklah setiap iptek yang berkembang di Indonesia tidak bertentangan dengan Pancasila.
Ilmu pengetahuan dan teknologi hatus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia. Hal ini dikenal dengan istilah mempribumikan ilmu (indegenisasi ilmu).
Ada kecenderungan perkembangan iptek di negeri ini diiringi oleh cara berpikir dan bertindak pragmatis.
Penerapan benda-benda teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia dewasa ini menggantikan peran nilai-nilai luhur yang diyakini telah membentuk kepribadian manusia Indonesia yang berkarakter sosial, humanis dan religius.
Sifat-sifat itu kini mulai digerus dan digantikan sifat individualis, dehumanis, dan pragmatis.
Nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai daerah mulai digantikan oleh gaya hidup global. Sikap bersahaja digusur oleh karakter bermewah-mewah dan konsumerisme.
Solidaritas sosial digantikan dengan semangat individualistis. Musyawarah mufakat dilunturkan oleh semangat voting (orangtuaidaman.com)
SIMAK JUGA RAGAM BELAJAR PANCASILA INI
PANCASILA DALAM ARTI MATERIAL SUDAH ADA SEJAK ZAMAN SRIWIJAYA
SECARA MATERIAL, PANCASILA ITU SUDAH ADA SEJAK LAMA SEBELUM TERBENTUKNYA NEGARA PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945. Fakta membuktikan bahwa, nafas kehidupan
INDONESIA: NEGARA BERAGAMA, BUKAN NEGARA AGAMA
ASAS KETUHANAN YANG MAHA ESA MERUPAKAN UNSUR KHAS…
HAK ASASI DALAM PANCASILA
MENURUT PANCASILA HAKIKAT MANUSIA TERSUSUN ATAS JIWA DAN…
PANCASILA YANG TAK BERUBAH DI TENGAH KURIKULUM YANG BERUBAH-UBAH
PENDIDIKAN PANCASILA HARUS MENJADI ‘GIZI’ POKOK KURIKULUM. PORSINYA…
PENDIDIKAN DEMOKRATIS: LANDASAN KOKOH P5 KURIKULUM MERDEKA
Salah satu nilai dalam Pancasila yaitu demokrasi. Pengembangan…
RAGAM BUDAYA
HINDU NUSANTARA vs HINDU INDIA
KONSEP-KONSEP DAN KEAHLIAN TEKNIK HINDU DILOKALKAN DAN DIELABORASI KEMBALI. MENJADI BERNAPAS KHAS INDONESIA. Bagai sebuah jarum yang menusuk ke dalam
CANDI ITU GUNUNG MERU, BUKAN KUBURAN
CANDI DIBANGUN UNTUK MENGHORMATI RAJA DAN RATU YANG SUDAH MENINGGAL. Kata “candi” berasal dari kata candikagrha. Yaitu tempat tinggal Dewi
TONG SETAN: DARI MOTORDOME, WALL OF DEATH SAMPAI TONG EDAN
APA PUN SEBUTANNYA, WAHANA YANG SATU INI SELALU MERAMPAS ANTUSIAS PENGUNJUNG. Mesin Yamaha RX King meraung petang itu. Suaranya garang,
LAWANG SEWU: GEDUNG TUA ITU DIPENUHI PESONA CERITA KERETA
KATA ORANG, LAWANG SEWU TIDAK COCOK BAGI ANAK KECIL. NYATANYA, GEDUNG TUA ITU MEMBUAT ANAK KELAS 1 SD SEPERTI SAYA
BATIK TRUSMI: KAIN WARNA-WARNI YANG TERUS BERSEMI
KECAMATAN PLERED ADALAH SALAH SATU GUDANG BATIK DI CIREBON. BATIK TRUSMI DIUNGGULKAN DI SANA. Berbeda dengan batik selatan (Yogya dan