TIPS MENGELOLA KEUANGAN SUAMI – ISTERI

1 August 2022 Teguh Jiwa Brata

ORANGTUA IDAMAN – Peta keuangan keluarga terarah dan terencana menjadi salah satu modal utama membina keluarga bahagia.

Perencanaan finansial sebaiknya disusun sedini mungkin. Sementara banyak kawula muda melupakan hal tersebut, sebaiknya Anda tak demikian. Susunlah rencana keuangan jauh hari sebelum menikah.

Dengan demikian, usai menikan biduk keluarga Anda telah memiliki haluan pasti. Kawinkanlah dan satukanlah perencanaan finansial milik Anda dengan perencanaan keuangan pasangan Anda.

Pertanyaan jamak yang kerap muncul yaitu jumlah pengeluaran ideal itu berapa rupiah? Berapa dana yang harus disiapkan untuk keperluan pendidikan anak? Berapa nominal dana darurat yang harys disediakan? apakah seluruh kebutuhan harus dipenuhi suami? Apakah isteri harus bekerja?

Semakin banyak pertanyaan yang muncul, kian galau dan kalut pikiran. Hal seperti itu justru dapat menjadi bom waktu, pemicu konflik dan ketidak harmonisan dalam kelurga.

Perencanaan itu wajib, namun semua seharusnya dipraktikkan secara luwes. Perencanaan seperti itu bersifat berproses, disesuaikan dengan kondisi riil yang muncul dan dihadapi.

Perencanaan keuangan akan menjadi lebih baik jika dipraktikkan ketika masih lajang.

Sementara bagi yang sudah menikah, komunikasi dan kejujuran itu yang terpenging. Bangunlah komunikasi yang baik dan efektif.

Komunikasi baik tercipta dalam suasana yang kondusif dan mendukung. Biasanya dalam kondusi positif (senang). Misalnya saat bersantai, usai makan bersama, atau saat menonton televisi.

Upayakan anak sudah tidur terlebih dulu, atau bagi anak yang sudah cukup usia beri pengertian agar mereka memberi ruang bagi orangtua untuk berkomunikasi.

Ajaklah pasangan Anda merenungkan tujuan hidup atau arah haluan biduk keluarga. Tanpa uang, roda kehidupan rumahtangga tak dapat berputar. Namun, uang bukan tujuan utama keluarga. Sehingga, mencari nafkah bukanlah pengejaran uang yang berakibat melupakan segalagnya.

Utarakan tujuan keuangan yang ingin diraih. Padukan lah cita-cita keuangan Anda dengan cita-cita keuangan dari pasangan Anda.

Yang seharusnya disadari yaitu menyatukan arah dan cita-cita bersama. Sehingga tidak mengalahkan dan mengesampingkan cita-cita pasangan Anda.

Setelah tujuan atau cita-cita hidup bersama terwujud, tetapkanlah prioritas tujuan keuangan. Perjangkanlah bersama prioritas tersebut.

Rencana finansial keluarga sebaiknya disusun realistis. Perencanaan yang terlalu mengawang-awang, idealis tak realistis justru dapat menjadi beban dan batu sandungan.

Sebaliknya, sebaiknya juga tak perlu pesimistis. Hal ini justru dapat mengakibatkan keraguan dalam melangkah, serta hilangnya potensi yang sebenarnya dimiliki dan dapat diraih.

Kumpulkan dan catat semua pemasukan keluarga. Setelah itu, tentukanlah jumlah pengeluaran keluarga setiap bulan berdasarkan pendapatan bulanan keluarga.

Susun dan tulis perencanaan finansial itu dalam buku khusus. Gunakanlah buku itu sebagai pedoman bersama selama meraih cita-cita finansial.

Berbagilah tugas sesuai kemampuan. Misalnya, embagian tugas pembayaran listrik, telepon, air, dan belanja bulanan.

Pilihlah jenis tabungan atau investasi bersama-sama. Pilihlah dan sepakati bersama apakah akan menggunakan rekening bersama atau rekening terpisah.

Komunikasikan selalu segala perkembangan yang muncul dan dihadapi. Berkomitmen saling jujur dan terbuka itu wajib.

Segala pencapaian sebaiknya dirayakan dan disyukuri. Evaluasi bersama langkah yang sudah dilakukan. Hindari kebiasaan saling menyalahkan. Jauhi pula sikap klaim pencapaian. Tak ada lagi aku dan kamu. Yang ada hanyalah kita. Sukses atau gagal adalah buah upaya yang telah kita lakukan bersama.

Kesusksesan hendaknya tak menjebak kepada sikap hidup boros. Demiakian sebaliknya, kegagalan bukanlah sesuatu yang membuat pesimis, dan pemicu keributan.

Tetaplah berjuang bersama dan menikmati segala proses hidup bersama (orangtuaidaman.com)