BELAJAR CARA BELAJAREXPERIENTIAL LEARNINGIDE EDU

TUMBUH DAN BERKEMBANG BERKAT PEMBELAJARAN MENGALAMI

ORANGTUAIDAMAN.COM Belajar adalah mengalami, sebab belajar mensyaratkan terjadinya interaksi antar individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.

Menurut Sri Anitah W, dan kawan-kawan, dalam bukunya Strategi Pembelajaran di SD, terbitan Universitas Terbuka, berbagai contoh lingkungan fisik yaitu buku, alam peraga, dan lingkungan di sekitar anak. Sedsngkan contoh lingkungan sosial diantaranya yaitu guru, siswa, pustakawan, dan kepala sekolah.

Pemahaman tersebut sejatinya bisa diperluas. Lingkungan fisik kini tak hanya buku. Namun literasi berbasis digital yang banyak ditemukan di internet. Sementara itu, lingkungan sosial pun bisa dimaknai secara luas, yaitu semua orang yang mereka kemui.

Dibawah kondisi yang mememaksa peserta didik belajar di luar sekolah formal seperti saat ini (di bawah pandemi covid 19 atau di bawah kondisi bencana alam) lingkungan fisik dan lingkungan sosial seyogyanya dimaknai secara luas.

Buku dan literasi berbasis digital berkolaborasi mendukung proses pembelajaran siswa. Sehingga anak menjadi lebih kaya materi pembelajaran. Sementara itu, model pembelajaran di luar sekolah formal menjadi lebih cocok dilakukan. Anak berinteraksi dengan lingkungan di luar sekolah. Mengamati secara langsung pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam materi pembelajaran. Dengan kata lain, siswa memperoleh literasi secara langsung dari narasumber primer.

Pengalaman yang bersumber dari pengamatan dan berasal dari narasumber primer itu kemudian akan diolah dengan data yang berasal dari narasumber sekunder yang berasal dari buku, hasil penelitian atau jurnal penelitian.

Dalam bukunya, Sri Anitah W mengungkapkan bahwa belajar itu bisa melalui pengalaman langsung dan lewat pengalaman tidak langsung.

Kedua proses belajar tersebut harus berkolaborasi. Keduanya tidak bisa dibandingkan. Pengetahuan yang bersumber dari buku, pustaka online, dan dari guru harus diolah. Proses pembelajaran seperti ini pada gilirannya akan mengasah pisau analisa yang dimiliki peserta didik.

Pisau analisa tersebut yang dapat menuntun peserta didik memperoleh fakta. Fakta tersebut biasanya bersifat spesifik, sesuai dengan lingkungan di sekitar peserta didik. Data yang disajikan dalam buku dan literasi yang lain kebenarannya banyak yang tidak bersifat mutlak. Sebab, kondisi lingkungan penulis literatur berbeda dengan kondisi lingkungan di sekitat peserta didik.

Misalnya, sebuah literasi yang merupakan hasil penelitian mengungkapkan bahwa penyiraman suatu jenis tanaman dilakukan sekali pada saat sore hari. Sementara itu, kondisi lingkunhan peserta didik lebih kering, panas dan banyak tiupan angin. Sehingga mengakibatkan tingkat evapotranspirasi tinggi. Penyiraman satu kali sehafi tidak cukup.

Kondisi tersebut akan menggiring peserta didik menganalisa dan melakukan penelitian. Menentukan cara penyiraman tanaman di daerahnya yang efisien dan efektif.

Nah, minat terhadap analisa dan penelitian tersebut yang pada gilirannya akan membuat anak menjadi tumbuh dan berkembang. 

Comments are closed.

error: Content is protected !!