AGLAONEMA MUTASI: PERUBAHAN YANG MEMBAWA BERKAH

30 July 2022 Teguh Jiwa Brata

ORANGTUA IDAMAN- Waspadai kelainan yang terjadi pada aglaonema koleksi Anda. Siapa tahu aglo langka ini ada dirumah Anda. Flora tersebut banyak diincar kolektor dan dihargai tinggi.

Jenis aglaonema baru dan masih langka yang dibandrol mahal itu sudah biasa. Namun bagaimana bila aglaonema baru tersebut mengalami mutasi. Kesan biasa akan segera berubah. Harganya terdongkrak menjadi jauh lebih mahal dari harga normalnya. “Kalau aglaonema mutasi sih harganya tidak bisa dipatok. Sesuka hati pemiliknya. Kalau harga cocok ya dilepas. Kalau tidak tidak yang ga bakal dilepas,”papar William, penggemar aglaonema di Jakarta Barat.

**Aglaonema dutunyamane (Foto: Teguh Jiwa Brata)**

Di arena perlombaan, aglaonema penyandang kelainan genetik ini sering diuntungkan. Sebab juri akan memberikan poin tambaha. Yaitu pada kelangkaan. Aglaonema mutasi milik William banyak yang berhasil menyabet kejuaraan. Salah satunya adalah Legacy mutasi yang ia miliki menjadi juara dalam perlombaan yang digelar di Parkir Timur Senayan, November tahun 2008 lalu.

Pemicu Mutasi
Aglaonema mutasi bisa dihasilkan oleh indukan normal. William menuturkan bahwa aglaonema mutasi memiliki warna daun yang lebih merah. Atau sebaliknya daun menjadi tidak berwarna alias albino atau variegata. Sementara itu menurut Sun Sun, pehobi aglaonema dari Jakarta Barat, aglaonema mutasi juga bisa mengalami perubahan bentuk. Salah satu contohnya adalah legacy red jumbo. Tanaman ini memiliki ukuran daun yang lebih besar dari daun legacy normal. Warna kelir daunnya pun lebih merah.

**Aglaonema Moonlight (Foto: Teguh Jiwa Brata)**

Secara teoritis, mutasi bisa diakibatkan olah banyak hal. Misalnya kondisi lingkungan yang ekstrim. Radiasi sinar gamma, suhu lingkungan yang terlalu panas. Zat kimia juga bisa memicu terjadinya mutasi. Misalnya perendaman biji dan batang stek dengan PEG atau Poly Ethylen Glikol.

Sementara itu, aglaonema juga bisa mengalami mutasi bila diperbanyak secara vegetatif terus-menerus. Terutama stek batang. Mutasi inilah yang sering ditemui oleh pehobi dan breeder aglaonema.

Ada dua sifat mutasi yang bisa dialami oleh aglaonema. Tanaman pembawa rejeki tersebut mengalami mutasi stabil bila penampilannya berubah secara permenen. Aglaonema mutasi stabil tidak sifatnya tidak akan kembali kepada induknya lagi. Aglaonema mengalami mutasi tidak stabil bila aglaonema tersebut mudah mengalami perubahan sifat. Terutama yang dipicu oleh lingkungan.

William juga mengatakan bahwa kondisi mutasi juga dipengaruhi oleh urutan generasi. Aglaonema yang mengalami mutasi namun induknya masih normal biasanya belum bersifat stabil. Sosoknya masih sangat mudah berubah ke sifat asalnya. Sedangkan agaonema mutasi yang dihasilkan dari induk yang telah mengalami mutasi bisanya bersifat lebih stabil.

Aglaonema yang mengalami mutasi di bagian titik tumbuh biasanya sosoknya akan berubah secara keseluruhan. Namun bila mutasi hanya terjadi di bagian tertentu saja, maka sebagian tubuh aglaonema tersebut tetap bersifat normal. Aglaonema yang mengalami mutasi secara total, bila diperbanyak akan menghasilkan generasi baru yang sama dengan induknya.

Dipengaruhi lingkungan
Cara pemeliharaan aglaonema mutasi tidak jauh berbeda dengan cara pemeliharaan aglaonema normal. Agar sifat mutasi bisa terlihat jelas, kondisi aglaonema harus dijaga agar senantiasa dalam keadaan fit. Hal ini diterapkan terutama untuk aglaonema yang mengalami mutasi namun belum stabil. Mutasi variegata sering bersifat tidak stabil. Warna daun akan berubah kembali ke warna asal bila Aglaonema bule itu ditaruh di tempat yang kurang cahaya.

Aglaonema mutasi menghandaki tempat yang tidak terlalu banyak terkena sinar matahari. Namun juga tidak boleh terlalu teduh. Terik matahari yang berlebih bisa mengakibatkan daun menjadi kusam. William menggunakan para net dengan intensitas 55%. “Sinar matahari pagi antara pukul 8 – 10 sangat bagus untuk pertumbuhan aglaonema. Terutama yang mutasi,”imbuh pria berputeri 1 itu.

Sebagai media tanam, Pria yang sering menjuarai perlombaan aglaonema ini menggunakan campuran yang terbuat dari pasir malang, sekam bakar, sekam mentah, pakis, humus kaliandra dan humus andam. Bahan-bahan tersebut dicampur lalu difermentasi menggunakan EM4. Perbandingannya 1:1:1:1: 1:1. Untuk menetralkan pH media tanam, William menambahkan butiran zeolith. Dosisnya cukup satu sendok makan untuk setiap pot.

Pupuk kandang atau kotoran kambing tidak digunakan. Sebab, bahan tersebut sering mengakibatkan aglaonema menjadi mudah diserang penyakit busuk akar. “Pupuk kambing kan berasal dari dalam pencernaan kambing. Jadi banyak mengandung bakteri,” Papar Sun Sun.

Keberadaan nutrisi yang berasal dari pupuk kandang diganti oleh humus kaliandra dan humus andam. Bahan ini banyak mengandung hara nitrogen.sangat bagus untuk merangsang pertumbuhan anakan dan daun aglaonema. Sementara itu bahan yang lain berfungsi agar media tanam memiliki porositas yang bagus. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, Sun Sun memberikan pupuk NPK dengan dosis berimbang.1:1:1.