SAMIR & SADAR: JEJAK PETUALANG SANG PENGGEMBALA BEBEK

27 December 2022 Teguh Jiwa Brata

HAMPARAN SAWAH PASCAPANEN ADALAH TARGET UTAMA BAGI PENGGEMBALA BEBEK. JARAK RATUSAN KILO METER BUKAN PENGHALANG.

Adalah Samir dan Sadar, dua pria penggembala bebek dari Desa Selandaka, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas. Mereka beternak bebek sudah puluhan tahun lamanya.

Di kecamatan seluas 45 km² tersebut, bebek adalah binatang peliharaan paling populer. Unggas ini bisa ditemukan hampir di setiap rumah.

Kebiasaan penduduk setempat memelihara bebek didukung oleh keadaan alam. Sebagian besar Kecamatan Sumpiuh berupa persawahan. Desa Selandaka dan Desa Plangkapan dipisahkan oleh sebuah danau dan berbatasan langsung dengan persawahan.

Di areal yang luas itu bebek bebas berkeliaran menyantap pakan gratis dari alam. Meski tak terlihat, suara teriakan riuh kawanan bebek sesekali terdengar dari tepi telaga dan di sela-sela tanaman padi.

Kesan becek nampak ketika Anda menyusuri jalan pedesaan. Genangan air selalu ditemukan di setiap pekarangan rumah.

Bisa jadi Anda akan menilai kondisi seperti itu kumuh. Namun lain halnya dengan kawanan bebek. Di tempat-tempat seperti itulah bebek terlihat asyik mandi dan berenang.

Takdir lingkungan itu membuat penduduk memilih bebek sebagai binatang peliharaan daripada ayam.

“Dulu saya cuma punya 30 ekor bebek. Sekarang yang dikandang saja ada sekitar 200 ekor. Belum yang sedang saya lepas di sawah sana ada sekitar 200 ekor juga,”kata Samir sambil menunjuk hamparan sawah puluhan hektar di depan rumahnya.

Soal pasoka pakan menjadi alasan mereka menggembalakan bebek-bebeknya. “Usai digembalakan, bebek saya beri sega aking (nasi basi kering). Pakan tambahan ini saya beli Rp 4.000/kg,” kata Pria berusia 58 tahun itu.

Untuk memenuhi pakan bebek sebanyak 100 ekor, Samir membutukan suplai nasi basi sebanyak 7 kg untuk setiap hari. Pakan tersebut diberikan cukup sekali saja. Sementara itu, harga pakan pabrikan (konsentrat) untuk bebek saat ini berkisar antara Rp 7.500– 8.000 per kilo gram.

Bagi samir sawah yang menghampar puluhan hektar di depan rumahnya lebih dari cukup untuk menggembalakan bebek-bebeknya.

Areal sawah itu ditanami padi secara monokultur sepanjang tahun. Sehingga Samir bisa memperoleh pasokan pakan bebek secara gratis sepanjang waktu.

Pengalaman beda dimiliki Sadar, tetangga Samir. Ia pernah menggembalakan bebek-bebeknya sampai di kawasan Yogyakarta dan Cilacap.

Untuk mengangkut bebek-bebek itu, Sadar menyewa mobil. Sekali angkut biasanya dihargai Rp 300.000. Ongkos itu disangga bersama 2 penggembala bebek lainnya.

Jumlah semua bebek yang diangkut bisa mencapai 800 ekor. Biaya lain yang harus disangga bersama adalah sewa sawah tempat penggembalaan. Harga sewa sawah untuk satu kandang berisi bebek sebanyak 200 – 250 ekor dipatok antara Rp 40 – 50 ribu setiap bulan.

Ancaman di Lahan Penggembalaan

1. Bangkai Picu Kelumpuhan
Tak jarang usai digembalakan, bebek ditemukan lumpuh. Menurut pengalaman beberapa penggembala bebek di Banyumas, kelumpuhan itu dipicu karena bebek memangsa bangkai sewaktu digembalakan. Samir mengobati bebek lumpuh itu dengan es batu. Bongkahan es batu sebesar ujung jari kelingking dimasukkan kedalam mulut bebek. Lalu dibiarkan sampai unggas itu menelannya. Biasanya, sekitar 3 – 4 hari kemudian bebek telah sembuh.

2. Pancing ikan
Pemburu ikan kerap memasang umpan jebakan di sawah. Pakan yang ditancapkan di mata kail itu sering menarik perhatian bebek. Unggas-unggas itu pun tak ragu menyantap jebakan penuh bahaya itu. Alhasil, setelah pulang kandang, bebek ditemukan telah lemas bahkan mati. “Kalau tidak tertelan ya mengenai kaki,” kata Samir.

Hal seperti itu bisa dicegah dengan jalan memastikan bahwa lokasi menggembala bebek terbebas dari pemancing. Penggembala berhak meminta pemilik lahan untuk membebaskan lahannya dari pemburu ikan sebelum disewa.

Apapun metode penggembalaan yang dilakukan kedua pria tersebut, pada dasarnya berlatar belakang sama. Yaitu untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi para bebek.

“Di sawah kan banyak remis (keong) dan cacing. Pakan itu membuat bebek bisa bertelur banyak,” tutur Sadar. Pengalaman menggembala bebek itu membuktikan bahwa biaya penggembalaan lebih murah daripada biaya yang harus disediakan untuk pengadaan pakan bebek. Apalagi pakan pabrikan.

Samir mengaku mampu memanen telur sebanyak 70 butir setiap hari dari 100 ekor bebek. Telur itu dijual seharga Rp 2.100 kepada pengepul di pasar.

Untuk memenuhi kebutuhan bibit, Samir mengaku belum membibitkan sendiri. Bibit bebek dibeli dari Solo. Sedangkan Sadar telah melakukan pembibitan sendiri. “Sebagian telur yang saya hasilkan saya titipkan ke teman untuk ditetaskan,”katanya.

Bebek yang telah tak produktif dijual sebagai bebek pedaging. Di tempat penjualan itu, bebek uzur dibandrol seharga Rp 20.000 setiap ekor. Umumnya bebek tersebut telah berusia 4 tahun. Bebek yang sedang mabung biasanya juga tidak mau bertelur. “Bisa sampai 3 bulan ga mau betelur. Biar bulu lekas tumbuh dan selalu sehat saya beri minyak kelapa,” kata Samir.

Ramuan tersebut juga manjur untuk mencegah flu burung. Cara meraciknya mudah. Dua sendok makan minyak kelapa dilarutkan kedalam 5 liter air. Lalu disuguhkan sebagai air minum bebek (orangtuaidaman.com)

TERNAK & IKAN KONSUMSI

Ternak & Ikan Konsumsi

HIJAUAN SEBAGAI PAKAN UNGGAS, INI ATURANNYA

Teguh Jiwa BrataNov 18, 20222 min read

PEMANFAATAN DAUN SEBAGAI PAKAN UNGGAS HENDAKLAH DILATARBELAKANGI FAKTOR KELENGKAPAN NUYRISI BAGI TERNAK. BUKAN KARENA ALASAN EKONOMIS. Tak sedikit peternak menyuguhkan