BARON LIGHT HOUSE: MENYASAU SEKERAT COTTAGE DI ATAS TEBING KARANG
ORANGTUA IDAMAN – Sepotong Brownies Cheesecake berkawan sejuknya milkshakes disajikan di atas tebing batu karang. Beralaskan gejolak ombak menderu-deru.


Medan ekstrim dan berat? Ah, semua itu tergantung cara pandang dan kebiasaan. Anak kecil pun tetap asyik asalkan tak dibiasakan mengeluh meski menapaki haluan terjal berbatu.

Pagi itu seorang gadis kecil berusia 6 tahun berwisata bersama keluarganya, mengisi libur lebaran. Pantai Baron menjadi salah satu pilihan.
Pukul tujuh pagi kendaraan yang mereka tumpangi memasuki area parkir Pantai Baron. Pintu kendaraan dibuka, dengan penuh rasa penasaran dan tak sabar, si gadis berlari menghampiri bibir pantai.
Kala itu suasana masih sepi, kios-kios kuliner khas pantai Baron mayoritas masih tertidur lelap. Hanya ada sekawanan lobster di dalam akuarium yang dipajang di depan sebuah kedai makanan laut.
“Lihat Pak Lobster, seperti gambar yang ada di ensiklopedia anak. Enak enggak pak? Nanti, saya ingin makan ini”, tuturnya sambil menunjuk udang raksasa itu. Ya,… lobster menjadi salah satu makanan idola di Pantai Baron. Harganya pun relatif terjangkau.

Beranjak dari akuarium itu, si Gadis kembali berlari menuju garis pantai. Tepat di depan Tempat Pelelangan Ikan, langkah kaki mungilnya terhenti, dihadang batas dermaga perahu-perahu nelayan.

“Lihat Pak! Ada mercusuar. Seperti yang ada di dermaga Jepara. Ayo kesana! Kesana ya! Aku ingin kesana”, seru gadis itu pemprofokasi darah petualangan Bapaknya yang sudah uzur dan lama tertidur.
Teringat saat masih muda dulu, ketika bukit-bukit baron masih perawan, Pria paruh baya itu mengajak anak gadisnya mengayunkan langkah menuju arah kiri Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Disitu ada jalan setapak menanjak, dan berundak. Menuju puncak bukit Pantai Baron.


Sekitar 10 menit berjalan santai dari TPI, jalur pun berubah wajah. Yang awalnya berupa undakan susunan batu karang, kemudian berpengeras semen rata dengan pola batu kapur tertata.
Bukit Baron yang dulu perawan alami, kini telah bersolek. Tetap cantik dan menawan. Namun lebih tertata rapi. Wajah alami tetap terjaga berbubuh desain loka wisata yang estetik.
Baron Lighthouse
“Lihat Pak, di atas gunung seperti ini ada cafe,” seru Gadis kecil itu. “Baron Lighthouse”, suaranya lantang mengeja nama Cafe Itu.



Desain modern lengkap dengan kursi malas empuk membujuk siapa pun yang melintas di jalan itu sejenak singgah. Papan berisi aneka foro menu sajian dan minuman kian membuat bujukan itu tak terbantahkan.


Di tempat itu, makanan manca negara berbaur menjadi satu dengan masakan lokal. Pizza, seafood, spageti, burger keju, soto ayam, iga bakar, tempe mendoan, bakwan jagung, tahu walik, hingga nasi goreng kampung.
Keanekaragaman menu itu saling akur, mewarnai nikmat sajian Baron Lighthouse.
Mendaki Bukit Baron membuat rasa dahaga berontak. Tenaaang… Ada Violet Jane, milkshake yang siap membungkap rasa dahaga yang meronta itu.
Sisa dahaga tak kunjung padam? Pesan kelapa muda, aneka teh dingin pasti ceesss… dan tak membuat Anda clegukan lagi.

Tak hanya itu, Baron Lighthouse juga menyuguhkan ‘sepotong’ cottage menawan. Disajikan di atas sepotong tebing karang, beralas debur ombak menderu-deru.

Dilengkapi dengan Infinity Pool. Menyodorkan sensasi berenang di atas batu karang Laut Indonesia yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Tarifnya Rp 50 ribu unyuk dpanak, dan Rp 75 ribu untuk dewasa.

Bermaksud beramai-ramai nyebur ke kolam itu? Baron Lighthouse menyediakan paket untuk 5 orang. Tarifnya Rp 400 ribu, lengkap dengan 1 porsi pizza dan 1 teko es teh.
Fasilitas lainnya yaitu area bermain untuk anak-anak.

Tak rela melepas mentari tenggelam begitu saja, Anda bisa menyewa penginapan di tempat itu sembari menikmati tenggelamnnya matahari. Tatifnya Rp 750 untuk tipe standart dan Rp 1 juta untuk tipe kamar keluarga Rp 1 juta per malam.

Kamar standar bisa diisi 2 orang dewasa 1 anak, sementara kamar Family bisa dihuni 4 – 6 orang dewasa dengan extra bed.
Nah looo… masak kalah sama anak kecil? (orangtuaidaman.com)
INFO LOKA WISATA
Baron Lighthouse
Rejosari, Kemadang, Kec. Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta

LOKA WISATA MENAWAN LAINNYA
PANTAI AKARTINI BERSOLEK: KIAN MOLEK TAK MENJEMUKAN
ORANGTUA IDAMAN – Pantai Kartini kian rupawan. Tak…
BUKAN KLEIN SCHEVENINGEN KECIL: TIRTA SAMUDERA TETAP KHAS TANPA DIBANDINGKAN
ORANGTUA IDAMAN – R. A. Kartini pernah berkata,…
PULAU SEBESI: ZAMRUD TERSEMBUNYI DI SELAT SUNDA
ORANGTUA IDAMAN – Tak sekadar menyandang kemolekan bentang…
WARUNG KOPI JEMBATAN SOMOSARI: MANDI DI KALI BERSAMA SECANGKIR KOPI
ORANGTUA IDAMAN – Sepotong ‘surga’, kudapan sederhana, bersanding…
MONUMEN YESUS MEMBERKATI: MARILAH KEPADAKU, SEMUA YANG LETIH LESU DAN BERBEBAN BERAT…
ORANGTUA IDAMAN – “Suatu kerinduan besar bagi kami…
JANGAN LUPA JAJAN-JAJAN
KISAH TERCIPTANYA BATAGOR
ORANGTUA IDAMAN – Batagor ‘lahir’ di Bandung. Batagor adalah akronim dari bakso tahu goreng. Isan adalah penjual bakso keliling di…
KOPI JAWA: DIGORENG DALAM SEJARAH PERBUDAKAN
ORANGTUA IDAMAN – Di balik meriah warung kopi kelas kaki lima dan hinggar bingar caffe, kopi nusantara pernah melewati sejarah…
KULINER BURUNG PIPIT: BUDAYA, MITOS & NAFSU PRESTISIUS
ORANGTUA IDAMAN – Tongseng, oseng-oseng, krengseng, dan satai emprit, hingga semur gelatik menawarkan 101 sensasi bagi penikmatnya. Sensasi semu itu…
SAYUR ASEM JOGLO H. MATALIH: 40 TAHUN MENGAWAL RASA SPESIFIK BETAWI
ORANGTUA IDAMAN — Bagi masyarakat Jakarta, soal sayur asem, H. Matalih jawaranya. Kedai legendaris itu berlokasi di Jalan Raya Joglo,…
PASAR DURIAN KUTO PALEMBANG: ICIP-ICIP DURIAN LEGIT TAK KENAL MUSIM
ORANGTUA IDAMAN – Berlimpah, tak kenal musim, dan pantang tutup alias buka 24 jam. Hal itu membuat Pasar Durian Kuto…