BUKAN KLEIN SCHEVENINGEN KECIL: TIRTA SAMUDERA TETAP KHAS TANPA DIBANDINGKAN

3 August 2022 Teguh Jiwa Brata

ORANGTUA IDAMAN – R. A. Kartini pernah berkata, Pantai Tirta Samudera adalah Pantai Klein Scheveningen Kecil.

Konon, pantai ini adalah tempat bermain favorit R. A. Kartini semasa kecil. Di sisi lain, beliau pernah bercita-cita singgah ke Negeri Kincir Angin untuk bersekolah.

Cita-cita indah yang tak sempat terwujut itu lantas membuat R. A. Kartini menggelar gambaran indah Pantai Klein Scheveningen di atas Pesisir Trirta Samudera.

Molek Tanpa Harus Dibandingkan
Tirta Samudera adalah pantai tropis. Sementara Klein Scheveningen adalah pantai subtropis. Keduanya punya latar belakang geogragis dan klimatologis berbeda. Jadi tak bisa diserupakan.

Hangatnya sinar mentari yang tak dipenggal musim dingin memberi wajah khas Pantai Tirta Samudera. Memungkinkan aneka flora tropis tumbuh merimbun.

Perahu-perahu nelayan tradisional, pencari kerang dan pemancing ikan merendam diri di pantai yang tenang, air kelapa muda segar, tajuk pepohonan rindang khas alam tropis tak dimiliki Pantai Klein Scheveningen.

Tirta Samudera tetap molek khas tanpa harus dibandingkan.

Matahari Terbit Sampai Tenggelam
Ketika mayoritas pantai hanya menyajikan matahari terbit atau terbenam saja, Tirta Samudera menyuguhkan keduanya.

**Matahari Terbit di Pantai Tirta Samudera (Foto: Teguh Jiwa Brata)**

Di pantai ini matahari terbit bersanding Gunung Muria. Menggoreskan pemandangan siluet berkarakter nan menawan. Bayang-bayang tegas sosok Gunung Muria, cakrawala membara, terlihat kontras berpadu kilau keemasan riak-riak kecil laut utara Jawa.

**Matahari Tenggelam di Pantai Tirta Samudera (Foto: Teguh Jiwa Brata)**

Sementara belahan langit timur membara dipanggang cahaya mentari terbit, langit di utara dan barat membiru pekat. Begitu lembut berpadu birunya laut.

Saat itu laut begitu tenang. Hanya ada riak-riak kecil. Tak ada ombak berpacu menderu. Gemericik gelombang kecil di sela-sela kedamaian.

**Airnya begitu tenang bak sebuah kolam raksasa (Foto: Teguh Jiwa Brata)**

**Saat pagi hari, laut teramat tenang. Anda bisa bermain-main di pantai bak dalam sebuah kolam raksasa (Foto: Teguh Jiwa Brata)**

Gardu pandang berwujud perahu layar dibangun di sisi ujung paling utara. Dari tempat itu, Anda bisa menikmati sepotong pemandangan pesisir pantura ala pelaut kuno.

**Gardu pandang perahu kuno (Foto: Teguh Jiwa Brata)**

**Dek Gardu Pandang Perahu Kuno (Foto: Teguh Jiwa Brata)**

Pohon waru (Hibiscus tiliaceus) berjajar seturut pedestrian yang dibangun selaras dengan alam.

Tajuk-tajuk pohon berdaun jantung hati itu menaungi kursi-kursi santai yang berderet di sepanjang jalur pedestrian itu.

**Suasana tetap sejuk. Meskipun cuaca sedang panas terik (Foto: Teguh Jiwa Brata)**

Perlahan-lahan sinar bagaskara menjelma menjadi terik menyengat. Paparan sinar surya yang garang itu ditepis oleh berlapis-lapis dedaunan yang tumbuh disana. Menjadikan suasana Tetap, adem dan sejuk.

Terlihat keluarga asyik bertamasya. Pintu bagasi mobil dibiarkan menganga. Aneka sajian bekal dari rumah memenuhi bagasi mobil itu. Selembar tikar digelar di bawahnya.

Mobil keluarga itu kini sejenak menjadi meja perjamuan.

Bagi yang tak tahan belaian angin laut, bisa dipastikan Anda segera terlena dalam mimpi indah di tepi Pantai Tirta Samudera.

Sementara bagi yang ingin tetap terjaga, perahu-perahu wisata di dermaga siap membawa Anda nerlayar menuju Pulau Panjang.

Jaraknya tak jauh. Bisa ditempuh hanya dalam waktu 15 – 20 menit. Tiketnya pun tak mahal. Hanya Rp 10.000 per orang.

Perjumpaan dengan pemandangan yang molek membuat seakan-akan putaran waktu menjadi lebih pesat.

Bergegaslah menuju sisi paling ujung di utara Pantai Turta Samudera. Perhelatan semesta bertajuk matahari tenggelam segera digelar di sana.

Mari, duduk bersantai disepanjang pesisir ini bersama keluarga terkasih.

Melepas senja di Pantai Tirta Samudera (orangtuaidaman.com)