BISNIS RUMAHANDESA INSPIRATIF

DOMPET KULIT CAKAR AYAM: MENGOLAH LIMBAH JADI RUPIAH

ORANGTUA IDAMAN – Di Rumah Potong Ayam (RPA), cakar ayam hanyalah limbah.  Namun, di kediaman Aan Sudarwanto, pengerajin kulit di Solo, Jawa Tengah, benda remeh itu disulap menjadi bahan baku kerajian eksklusif.  Harganya berlipat lebih mahal daripada bila hanya  sekadar dibuat sop, bacem dan kerupuk.

Pria kelahiran Tegal dengan nama panggilan Aan ini memulai usahanya sejak tahun 1996.  Pada awalnya ia belum melirik kulit ayam sebagai bahan pembuat kerajinan.  Sama seperti pengerajin kulit pada umumnya, Ia memanfaatkan kulit sapi dan kambing sebagai bahan baku pembuat dompet dan tas. 

Setelah beberapa tahun menggeluti usaha kulit, Aan mulai mengendus potensi kerajianan berbahan baku kulit cakar ayam.  “Selama saya berwira-usaha kulit belum banyak produsen menggunakan kulit cakar ayam,” tutur lulusan Akademi Teknologi Kulit, Yogyakarta itu.

Nilai kerajinan kulit  cakar ayam bisa disejajarkan dengan kerajinan berbahan baku kulit ikan pari dan ikan kakap.  “Kalau kulit ikan pari dijual Rp 25.000 / inci kulit cakar ayam dijual seharga Rp 45.000 / feet (30 cm x 30 cm). Sedangkan kulit sapi dijual seharga Rp 22.000 / feet,” tegasnya.

Saat ini, Aan mampu menjajakan dompet kulit cakar ayam sebanyak 100 – 200 buah setiap bulan.  Dibandrol seharga Rp 100.000 setiap buah.  Pria ini dibantu oleh 2 tenaga pemasaran.  Ikut dalam berbagai pameran berskala daerah maupun nasional menjadi cara pemasaran yang ia tempuh. Dalam proses produksinya, Aan dibantu 8 orang karyawan.

Murah & Berlimpah
Ketersediaan, kulit cakar ayam jauh berlimpah daripada ketersediaan kulit ikan pari maupun ikan kakap.  Selain  itu juga, eksploitasi ikan pari dan ikan kakap berlebihan bisa mengganggu kelestarian lingkungan hidup.  “Kalau ayam kan hampir setiap orang mengonsumsinya.  Limbahnya pasti berlimpah.  Cakar ayam sangat potensial digunakan sebagai bahan baku pembuat kerajinan,” kata Aan.

Harga bahan baku cakar ayam jauh lebih murah dibanding harga kulit kerbau, sapi maupun kulit kambing. Sedikit kelemahan kulit cakar ayam, ukurannya tergolong mungil.  Untuk mengatasinya harus disambung-sambung.  Dengan cara dijahit.  “Pakai teknik jahit ikat atau stik balik,”imbuh pria berusia 39 tahun itu.

Kulit kaki ayam mengandung kadar air 65,90%, protein 22,98%, lemak 5,60%, kadar abu 3,49% dan kandungan lain 2,03%. Maka, kandungan protein  kulit cakar ayam tidak terpaut jauh dengan kandungan protein kulit ternak lainnya yang berkisar 25-30%. Karakter seperti itu membuat kulit cakar ayam dapat menghasilkan kulit samak berkualitas baik, karena berkadar protein 22,98%, sedangkan standar protein untuk kulit samak sekitar 23%.

Selain dijual dalam bentuk jadi.  Kulit cakar ayam juga bisa dipasarkan dalam bentuk bahan baku setengah jadi.  Berwujud lembaran-lembaran.  Dengan satuan jual  meteran, lembaran atau kiloan.  Kulit cakar ayam memiliki karakter yang bagus.  Kuat, tipis, sehingga mudah dibentuk. Kulit cakar yang sudah  disamak tebalnya berkisar antara 0,25-0,6 mm. 

Teksturnya mirip kulit biawak. Kaki ayam jago yang bertekstur kasar dan kaku, bisa lebih terkesan natural.  Kenampakan seperti itu tentu akan mendongkrak nilai tambah. Ukuran kulit cakar ayam : lebar 3 cm, panjang 5 cm. “Kalau kulit sapi kan ketebalannya lebih dari 1,5 cm.  Tidak perlu dibelah,” kata Bapak berputera 3 itu.

Proses penyamakan cakar ayam.  Teknik penyamakan pada dasarnya ada 2 .  Samak nabati: menggunakan bahan tumbuhan. Mudah menyerap warna.  Penyamakan secara nabati menggunakan tanaman yang mengandung tannin. kasia, Bakau-bakau, Trengguli, Mahoni, Pisang, Manggis, Mirobalan dan Teh. Cirinya kalau terkena goresan bekasnya tidak bisa hilang.

Modal Awal Kecil
Samak krom menggunkan bahan mineral yang berasal dari logam chromium.   Umumnya disebut dengan khrom. Hasil samak khrom banyak digunakan sebagai bahan dompet dan sepatu.  Teknik samak ini menghasilkan kulit berkualitas menengah keatas.  Cakar ayam juga disamak dengan teknik khrom.  Kulit yang disamak dengan khrom mempunyai beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan kulit yang disamak nabati.  Antara lain kulit  lebih lemas, tahan panas, daya tariknya lebih tinggi dan memungkinkan hasil yang lebih baik bila dilakukan pengecatan.

“Kalau mau usaha di bidang kulit cakar ayam itu sebenarnya sangat mudah.  Kita tinggal beli bahannya lalu disamakkan.  Sudah kda tukang samaknya.  Tak perlu menyamak sendiri,” tutur Aan. Cakar ayam bisa dibeli dengan harga Rp 200 / potong.  Aan memilih kaki ayam leghorn sebagai bahan baku kerajinan.  Sebab, ayam ini memiliki ukuran kaki yang lebih besar dibanding ukuran kaki jenis ayam yang lain.

Ongkos penyamakan murah.  Cuma Rp 1.000 / potong.  Prosesnya memakan waktu 1 – 2 hari.  Setiap dompet membutuhkan cakar ayam sebanyak 6 – 8 lembar.  Modal awal minimum yang harus dimiliki untuk memulai usaha ini berkisar antara Rp 2 – 3 juta.  Uang sebanyak itu bisa digunakan untuk memproduksi dompet sebanyak 100 buah.

Setelah disamak, kulit cakar ayam lalu dijahit, disambung-sambung.  Sehingga membentuk sebuah lembaran.  Ada beberapa teknik jahit yang digunakan untuk menyusun kulit cakar ayam antara lain jahit zik-zak, stick balik dan jahit tindes.  Dengan bantuan pola, lembaran kulit dipotong-potong.  Dijahit akhirnya terciptalah dompet eksklusif itu.

Begitu inovatif dan inspiratif (orangtuaidaman.com)

Informasi Penyamakan Kulit

ATK (Akademi Teknologi Kulit)
Jl. ATEKA Bangunharjo, Sewon, Bantul. Yogyakarta, 55187, Telp. (0274) 383729

Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik (BBKKP) Departemen Perindustrian,
Jl.Sokonandi no.9 Jogja 55166, Telp (0274)512929,563939 Fax (0274)563655



BISNIS RUMAHAN


INSPIRASI DARI DESA

error: Content is protected !!