FOOD STYLIST: PELUANG JASA PENATA MAKANAN
ORANGTUA IDAMAN – Anda pernah melihat iklan Supremi premium di media cetak? Atau iklan Pizza Hut, Es Krim Campina di televisi? Makanan dan minuman tersebut terlihat membangkitkan selera yang melihatnya.
“Nah di sinilah peran food stylist bagaimana menata makanan-minuman tersebut terlihat seperti ‘bernyawa’, mempunyai emosi. Hingga membuat orang tertarik mengkonsumsi,” ucap Puji Purnama, food stylisher.
Bagi sebagian orang profesi ini memang kurang familiar terdengar. Karena tidak banyak orang yang melakukannya. Secara sederhana Puji menjelaskan, profesi food stylist sama saja dengan profesi hair stylist. Bedanya kalau hair stylist yang ditata rambut, kalau ini makanan. Makanan yang ditata bukan hanya sekedar terlihat cantik dan menarik, tapi juga harus bisa membangkitkan selera.
“Untuk membuat hal seperti itu, tidak bisa sendiri, harus terlibat dalam tim. Untuk produk iklan media cetak misalnya, memerlukan fotografer yang punya rasa tentang makanan. Dia tahu persis bagaimana mengambil angle foto yang baik, seperti yang kita kehendaki. Begitu juga dengan desain grafisnya, harus juga mengerti,” ucap Puji, saat ditemui di rumah sekaligus tempat workshopnya, di Kota Kembang, Depok.
Kemampuan sarjana boga lulusan IKIP Jakarta ini (sekarang UNJ, Red) banyak digunakan untuk kepentingan iklan ataupun promosi. Produk-produk yang berkaitan dengan makanan, seperti restoran, produsen mie instan, fried chicken dan lainnya menjadi langganan penatannya untuk kepentingan iklan. Masih jarangnya orang yang menekuni profesi ini di Indonesia, membuat tenaga Puji banyak dibutuhkan.
Paling tidak dalam seminggu ia biasa mengerjakan 3 penataan makanan. Itu belum termasuk 4 penataan makanan untuk kepentingan iklan, baik cetak maupun audio visual, dalam sebulan.
Modal untuk menjadi food stylish ini yang utama adalah kecintaan pada makanan. “Sedari dulu saya memang senang dengan urusan makanan. Ketika di sekolah menengah, saya mengambil jurusan tata boga. Jurusan yang sama juga saya ikuti ketika kuliah,” terangnya. Ketrampilannya soal menata makanan makin dipertajam dengan mengambil beberapa kursus singkat seperti di Le Gordon Bleu Paris, Apicius Italia, Hong Kong, Bangkok, Bogasari Baking School, dan lainnnya. Salah satu kelebihan Puji lainnya adalah ia juga pintar memasak. Bahkan ia dulu sering mengikuti lomba memasak.
Lantas berapa tarif sekali order? “Tarif yang kita kenakan berbeda-beda, karena kita di sini menjual ide, menjual stres. Belum lagi untuk urusan transportasi, bolak-balik sebelum terjadi deal kerjasama,” terang Puji. Namun dari beberapa sumber mengungkapkan, untuk food stylist senior, sekali menata bisa puluhan juta rupiah.