PENDIDIKAN MEDIA MASSA

HINDARI BIAS KONFIRMASI: YUK MENJADI NETIZEN CERDAS!

ORANGTUA IDAMAN – Fenomena like and share bukan istilah asing bagi netizen. Hanya lantaran menyukai sebuah berita, tanpa berusaha melakukan konfirmasi dengan sumber akurat lain, kita turut menyebarkan berita itu.

Adalah hal yang menyenangkan ketika kita melihat berita atau opini yang mendukung keyakinan diri sendiri. Postingan atau sudut pandang sepaham membuat kita merasa tenang. Hati senang kala mengetahui bahwa orang lain berpikiran sama.

Ada kecenderungan kita tidak mempertanyakan sesuatu yang kita sukai, mudah tertipu berita palsu yang sejalan dengan keyakinan diri. Lantas tanpa menggubris segala pertimbangan berita palsu itu kita bagian (share) di beranda media sosial.

Berita palsu kerap cepat menyebar melalui seperti ini. Memanfaatkan emosi kita saat berbagi dan bereaksi terhadap cerita yang kita anggap benar.

Tiga Jenis Bias Konfirmasi
Bias konfirmasi adalah kecenderungan yang muncul dalam diri untuk lebih menyukai informasi atau berita yang sesuai dengan kesenangan dan keyakinan daripada menantangnya.

Kecenderungan tersebut dapat terjadi melalui tiga cara berikut:

1.  Bias Penelitian:
Hal ini terjadi ketika Anda mencari bukti pendukung pendapat Anda dengan hanya membuka sumber berpandangan serupa. Membuat Anda menjadi tidak obyektif.

Informasi yang kita peroleh di dunia maya adalah datum. Yaitu informasi atau keterangan yang diperoleh dari suatu pengamatan yang berupa angka, simbol atau bahasa (sifat). Kumpulan beberapa datum disebut data. 

Data yang sudang dikumpulkan kemudian diuji dan dianalisa akan melahirkan fakta.

Oleh karena itu, hendaklah kita bersikap kritis terhadap setiap informasi yang diperoleh dari dunia maya. Menangkapnya sebagai data yang harus dikonfirmasi, dianalisa terlebih dulu sebelum kita yakini sebagai sebuah fakta.

Saat melakukan konfirmasi, pastikan Indikator dari variabel merujuk pada literatur yang jelas. Indikator dari variabel yang tak bersandaran literatur sahih, akan membuat anda mengalami bias.

Kesalahan yang sering terjadi yaitu mengelola data dengan tujuan bisa mendukung perspektif atau opini pribadi.

Keberpihakan menjadi faktor yang berpengaruh terhadap obyektifitas, cenderung menggiring kita ke arah subyektif.

2.  Bias Interpretasi:
Kerap terjadi akibat perasaan cemas berlebihan. Prasangka buruk kerap terjadi ketika rasa cemas berlebihan muncul. Misalnya, si A punya rasa tak senang kepada si B. Perasaan tak senang itu muncul tanpa alasan (subyektif).

Kemudian, rasa tak senang itu membuat si A senantiasa menanggapi pemikiran dan perbuatan si B dari sisi negatif.

Ketika sikap seperti ini melekat pada diri Anda, kemudian mempengaruhi cara pandang Anda terhadap setiap informasi yang Anda peroleh, berarti bias interpretasi Anda alami.

Berdasarkan penelitan, kecemasan berpengaruh terhadap keputusan memilih homograf. Homograf adalah kata-kata dengan dua arti. Penelitian itu membuktikan bahwa pribadi yang cemas cenderung menghasilkan interpretasi mengancam.

3.  Bias Memori:
Ingatan kerap membuat kita menjadi bias terhadap setiap informasi yang kita peroleh. Ingatan itu bisa beruoa memori baik, namun dapat juga berupa ingatan buruk. Bias seperti ini yang kemudian akan mempengaruhi persepsi Anda terhadap sebuah informasi.

Bias memori dapat muncul akibat berbagai hal. Misalnya: efek humor, efek positif, dan efek generasi.

Keluarlah dari Zona Nyamanmu
Saat melihat berita online atau offline yang terdengar terlalu indah untuk kenyataan (bombastis), cobalah menyelidiki buktinya. Siapa yang memposting atau menulis hal itu, carilah alasan mengapa hal itu bisa terjadi? Apakah itu dapat dipercaya atau hanya sesuatu yang dirancang untuk menarik perhatian dan memancing opini Anda?

Permainan emosi adalah bagian besar dari ini. Berita palsu biasanya bertujuan untuk memancing reaksi dalam diri kita, mencoba membuat orang mengidentifikasikannya dan berbagi dengan orang lain. Tapi selalu ingat untuk berhenti sejenak sebelum Anda berbagi dan pikirkan apakah sebuah cerita menceritakan fakta atau hanya hal-hal yang ingin Anda dengar.

Sumber: BBC



PENDIDIKAN MEDIA MASSA


digiEDU


error: Content is protected !!