TEKNOLOGI TEPAT GUNA

KEMASAN PINTAR: DAPAT MEMASTIKAN KUALITAS IKAN DI DALAMNYA

ORANGTUA IDAMAN – Berkat teknologi ini Anda tak lagi bingung  memilih ikan dalam kemasan berkualitas baik. Juga tak direpotkan dengan acara mencari tanggal kadaluarsa. Cukup melihat warna kemasan, kualitas ikan di dalamnya bisa dipastikan.

Berwujud sepertikemasan pada umumnya. Perbedaannya, diberi lapisan label mirip plastik film. Label tersebut berfungsi sebagai penangkap sensor gas yang dikeluarkan daginh ikan. Daei situ tingkat kebusukannya bisa dipastikan.

Selama 15 jam akan terjadi perubahan warna kemasan. Ketika masih segar  ikan berwarna kuning, lalu berangsur-angsur berubah menjadi kuning tua, hijau muda, hijau, hingga hijau kebiruan. Jika sudah berwarna hijau kebiruan tandanya ikan sudah busuk dan tidak layak dikonsumsi.

Itulah hasil penelitian yang dikembangkan oleh Bambang Riyanto, Akhiruddin Maddu, dan Yogi Waldingga Hasnedi dari Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Kemasan  cerdas ini merupakan penelitian yang dilakukan  Yogi sebagai tugas akhir atau skripsi. Yogi terinspirasi dari penelitian yang dilakukan oleh Alexis Pacquit dari Irlandia, yang juga meneliti masalah ini.

Tahun 2009, penelitian kemasan ini meraih juara pertama untuk Peneliti Remaja Indonesia (PPRI) yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dalam pengembangan penelitiannya, ia dibantu oleh 2 dosennya di kampus. “Penelitian ini sudah lama kami lakukan, sekitar tahun 2009,” ucap Bambang, salah satu dosen yang ikut meneliti.

Terbuat dari Chitosan
Smart packaging ini terbuat dari bahan utama Polivinil Alkohol (PVA), ChitosanAsetat, dan Bromthymol Blue (BTB). Ketiga bahan tersebut kemudian dicampurkan. Setelah dicampurkan, dihomogenisasi dengan ultrasonic processor (selama 1 jam) dan dilakukan pencetakan (coated) dengan menggunakan kaca preparat berukuran luas 1,5 cm2 untuk selanjutnya dikeringkan pada suhu 50°C selama 30 menit.

Jadilah sensor Smart packaging. Sensor berbentuk label tersebut kemudian ditempelkan pada kemasan fillet ikan nila, yang akan mendeteksi tingkat kebusukan ikan.

Perubahan warna kemasan bisa diamati dalam waktu 15 jam sampai ikan terlihat membusuk. Secara kasat mata, hasil pengamatan smart packaging memperlihatkan  4 (empat) kelompok fase perubahan warna selama berlangsungnya proses kemunduran filetikannila, yaitu :

*   Fase ke-1 (jam ke-0 hingga jam ke-3)       :  sensor berwarna kuning.
*   Fase ke-2 (jam ke-4 hingga jam ke-6)       :  sensor berwarna kuning tua.
*   Fase ke-3 (jam ke-7 hingga jam ke-9)       :  sensor bewarna hijau muda.
*   Fase ke-4 (jam ke-10 hingga jam ke-15)   :  sensor berwarna hijau atau hijau kebiruan.

Kenapa terjadi perubahan warna label sensor? Karena label sensor yang bersifat asam, menangkap gas amonia dari ikan busuk yang bersifat basa, sehingga terjadi perubahan warna.  Cara kerja label ini mirip dengan kertas lakmus. Bahan sensor label bersifat biodegradable, yakni  akan segera lumer jika terkena air.

Fungsi Bahan Penyusun
Ketiga bahan sensor label ini  masing-masing memiliki fungsi. Chitosan atau kitosan dan PVA, merupakan bahan dasar untuk mengikat  warna dan menangkap gas amonia dari ikan. Sedangkan BTB, berguna sebagai indikator yang memperlihatkan terjadinya proses perubahan warna. Sebenarnya, banyak seullulosa lain yang bisa dipakai sebagai bahan sensor, tidak hanya kitosan. Kitosan yang berasal dari limbah udang, selama ini memang terkenal ramah lingkungan.

Akurasi penelitian, menurut Bambang, menggunakan nilai total basic nitrogen (TVBN) dan derajat keasaman (pH) sebagai pembandingnya. TVBN mengukur peningkatan nilai kebusukan ikan dan jumlah mikroba yang berkembang melalui kadar nitrogen yang keluar dari ikan. Bila melewati ambang batas tertentu, ikan sudah tak layak konsumsi atau dinyatakan sudah membusuk. Sedangkan pH melihat perubahan derajat keasaman dari netral ke asam.

Perkembangan Teknologi Smart Packaging 

a.  TTI (TIME-TEMPRATURE INTEGRATOR) :
      Indikator bekerja/bereaksi berdasarkan
      waktu dan suhu penyimpanan dari lingkungan sekitar kemasan pangan   

b.  FQI (FOOD QUALITY INDICATOR):
    Indikator bekerja/bereaksi berdasarkan
     indeks kualitas bahan pangan yang dikemas


Definisi Smart Packaging?

1.  Kemasan dengan indikator, baik di dalam  maupun di luar, yang mampu memberi informasi tentang keadaan kemasan dan atau kualitas makanan di dalamnya.

2.  Kemasan cerdas mampu memberikan jaminan terhadap integritas kemasan, bebas dari pemalsuan, kualitas dan keamanan produk, sehingga keaslian produk dapat dipertanggungjawabkan.

3.  Indikator yang digunakan meliputi: waktu-suhu, pewarna, sensor gas, gelombang mikro, pertumbuhan mikroba, tekanan fisik, dan sejumlah teknologi anti pencurian serta anti pemalsuan


Visualisasi Perubahan Warna

Visualisasi perubahan warna smart packaging, digunakan secara langsung sebagai kemasan ikan dalam mendeteksi kebusukan filet ikan nila selama waktu pengamatan 15 jam pada kondisi suhu ruang (±300C).


Departemen Ilmu dan Kelautan
Institut Pertanian Bogor
Gd. Marine Center lt. 3 FPIK
Kampus IPB Darmaga, Bogor
Telp: (0251) 8623644, 8623643


SIMAK JUGA TEKNOLOGI TEPAT GUNA YANG LAIN


PELUANG BISNIS RUMAHAN


error: Content is protected !!