KULINER DAGING MERAK KHAS WONOSALAM KINI TINGGAL KENANGAN

4 November 2022 Teguh Jiwa Brata

DULU POPULASI MERAK PERNAH BERLIMPAH. WONOSALAM TERNYATA KONON TERKENAL DENGAN DAGING MERAKNYA. CATATAN SEJARAH MERAK WONOSALAM ITU DITULIS OLEH ALFRED RUSSEL WALLACE. LANTAS SEPERTI APA MERAK KHAS WONOSALAM ITU?

Ditulis dalam Java a Traveler’s Anthology ditulis bahwa ilmuwan Inggris, Alfred Russel Wallace pada 1861 berkelana ke Jombang,. Di tempat itu, Wallace blusukan di area perkebunan kopi dalam rangka mengumpulkan spesimen burung merak dan ayam hutan.

Kini, kopi memang tetap menjadi produk unggulan Wonosalam. Sementara burung merak populasinya sudah luntur dari tempat itu.

Padahal, dulu, Wallace mengatakan bahwa Wonosalam adalah daerah yang dikenal sebagai sentra kuliner daging burung merak. “Merak dari tempat ini terkenal lantaran dagingnya lembut, putih, dan enak mirip daging kalkun,” papar Wallace dalam tulisannya di Buku Sejarah Nusantara (The Malay Archipelago).

Dari keterangan itu, saat populasinya masih berlimpah, burung merak pernah menjadi kuliner yang digemari. Bahkan mendunia. Aroma sedap daging Merak semerbak hingga menyusup ke hidung ilmuwan Inggis itu. Merak menjadikan Wonosalam terkenal, selain kopi.

Lalu, apakah Wonosalem dalam tulisan Wallace itu adalah Wonosalam yang saat ini berlokasi di ….? Atau kah Wonosalem adalah Wonosalam yang lain?

Menurut Junaedi Dosen Universitas Darul Ulum Jombang, dalam tulisannya di Tribun News megungkapkan, bahwa Wonosalem (Wonosalam) seperti ditulis oleh wallace adalah Wonosalam yang saat ini berlokasi di Jombang.

Dalam buku The Malay Archipelago, Wallace singgah di Candi Arimbi yang berada di Dusun Ngrimbi, Dusun Pulosari, Kecamatan Bareng. Secara geografis, lokasinya dekat dengan Wonosalam.

Meskipun demikian, nyatanya, Wonosalam zaman dulu berbeda dengan Wonosalam saat ini.

Lebih lanjut lagi Junaedi mengatakan, kondisi hutan di Wonosalam pada tahun 1861 masih alami. Sehingga pada saat itu beragam jenis ayam hutan dan merak populasinya masih berlimpah.

Hingga kisaran tahun 1990-an, ayam hutan dan burung merak di Wonosalam masih mudah dijumpai. Di area perkebunan cengkih pun, merak kerap berkeliaran.

Kondisi hutan yang rusak semenjak huru-hara reformasi, serta marak perburuan merak memicu populasi unggas cantik ini kian langka.

Merak Jawa vs Merak India
“Karena kecantikannya, aku rasa setiap orang jika ditanya apa burung tercantik di dunia, jawabannya pasti burung merak, lebih daripada burung cendrawasih di Papua atau para pedagang Bugis akan memilih burung cendrawasih sebagai yang tercantik”, tulis Wallace dalam bukunya.

Merak jawa berbulu hijau. Sedangkan merak India berbulu biru.

Lantas, seperti apa to perbedaan fisik antara merak India dengan Merak Jawa?

Menurut Wallace, leher merak jawa ditutupi bulu-bulu hijau. Susunannya seperti sisik ikan. Jenggernya pun berbentuk beda. Sedangkan matanya sama besar dan sama cantik dengan burung merak India.

Wallace tertarik dengan fakta unik distribusi georgafi burung merak. Unggas berbulu indah ini tidak ditemukan di Pulau Sumatera dan Kalimantan (Borneo). Sementara burung Argus dan burung pegar yang hidup di Sumatera dan Kalimantan tidak ditemukan di Pulau Jawa.

Distribusi merak di Jawa sama seperti fakta distribusi merak di Sri Lanka dan India Selatan. Populasi merak berlimpah di kedua daerah tersebut. Namun sebaliknya, tak satu pun Lophophopori dan burung-burung pegar cantik mendiami wilayang India Utara.

Jika burung-burung merak ini langka di wilayah asli mereka, dan tidak pernah diketahui hidup di Eropa, burung-burung merak ini secara pasti dianggap sebagai putri sejati dari suku berbulu. Secara keseluruhan kecantikan dan keangguannya tidak tertandingi.

Kita memang terlalu sering berbangga dengan kekayaan negeri, namun tak bijak merawat dan mengelola kekayaan negeri (orangtuaidaman.com).