NUGET SAYUR: JANJI RUPIAH DAEI NUGET RUMAHAN
ORANGTUA IDAMAN – Bisnis tak selamanya harus dimulai dengan modal besar. Usaha nugget layak dilirik. Modalnya ringan dengan keuntungan menjanjikan.
Ide berbisnis bisa muncul dari mana saja. Anindita Damayanti, pengusaha nugget sayur di Bogor menangkap peluang usaha ini justru dari sikap anaknya yang masih kecil enggan makan sayur. “Anak saya nggak suka makan sayur. Lalu saya akali dengan olahan nugget sayur. Rupanya dia tidak menyadari kalau lauk yang saya berikan itu sayur,” kata mantan model berputera 2 itu.
Sikap enggan makan sayur tersebut bukan hanya dialami oleh anaknya, namun mayoritas anak kecil memiliki sikap serupa terhadap sayuran. Fenomena tersebut menjadi ilham bagi Ibu berusia 28 tahun ini, untuk memulai bisnis nugget sayur. “Sekarang kesadaran masyarakat terhadap kesehatan semakin baik. Produk-produk makanan sehat menjadi berpeluang baik pula,”imbuhnya
Usaha rumahan itu diawali hanya dengan modal tak lebih dari Rp 50.000. Awalnya, Anindita hanya menjual 2 – 3 bungkus nugget sayur. Kawan, dan saundara menjadi target pasarnya. Cita rasa lezat nugget sayur itu ternyata tidak berhenti sampai di lidah saudara dan kawan. Mereka yang sudah mencicipi, lalu menyebar kabar kelezatan nugget sayur kepada orang lain. Pasarnya pun menjadi semakin luas. Nuget sayur karya Anindita laris manis.
Organik Lebih Sehat
“Saat ini setiap minggu saya rutin mendapat order nugget sebanyak 200 pak. Di luar pesanan rutin itu kadang masih ada order lain via internet,” tandas Anindita. Dengan kapasitas produksi tersebut, ia mampu meraup untung bersih Rp 1 – 1,5 juta per bulan. Ada 4 macam nugget yang dijual. Nugget bayam merah, bayam hijau, wortel dan nugget brokoli.
Kelompok nugget sayur tersebut dibedakan lagi menjadi dua kategori. Yaitu nugget sayur biasa dan nugget sayur organik. Nuget sayur biasa dijual seharga Rp 11.000 per pack. Isinya 10 potong. Sedangkan nugget sayur organik dijual seharga Rp 12.000. Dengan isi yang sama. Untuk melengkapi produknya, Anindita juga membuat nugget keju. Pesanan rutin berasal dari berbagai pasar swalayan dan gerai organik. “Saya masih terkendala soal sertifikasi. Padahal, saya pernah dapat order dari supermarket sebanyak 100 bungkus setiap minggu. Karena sertifikatnya belum kelar, batal deh pesanan itu,” keluhnya.
Saat ini, relasi dan kenalan masih menjadi senjata utama pemasaran yang ia lakukan. Beberapa gerai yang berhasil ditembus diantaranya adalah Kedai Organik, Bogor Permai, BSD Healthy Kios, Pasar Modern dan Station Organik di Bogor. Pemasaran lewat internet juga menjadi senjata lain untuk memasarkan nugget. Untuk mendukung pasar maya itu, Anindita membangun sebuah website.
Melalui berbagai milis dan situs bisnis yang lain, Anindita mengabarkan kepada calon pelanggan ihwal website nugget yang sudah ia bangun. “Produk saya distribusikan lewat beberapa agen reseller. pemesanan melalui email ataupun sms akan langsung dihubungkan ke reseller terdekat dari area pemesan. Pemesan itu bisa dilakukan melalui kontak melalui Yahoo Messenger,”tutur lulusan Akademi Pariwisata Sahid itu.
Bahan Baku
Nuget sayur diramu dengan campuran sayur dan daging ayam. Sehingga kandungan gizinya lebih komplit dibanding nugget konvensional yang hanya diracik dengan daging saja. Sayur di dalam nugget ini menjadi pasokkan kebutuhan serat. Vitamin dan mineral yang dikandung pun lebih lengkap.
Nuget satu pack butuh sayur sebanyak 500 gr dan daging ayam 500 gr. Bahan-bahan itu dibeli dari supermarket. “Untuk tepungnya saya beli dari toko kue langganan. Sedangkan sayur saya beli dari supermarket,” aku Ibu berputera 2 ini. Tepung yang digunakan adalah tepung maizena. Tepung jagung lebih bergizi dibanding terigu. Jadi, lebih cocok untuk anak-anak.
Anindita memberlakuka standar mutu untuk daging ayam. Daging yang dipilih harus berkandungan lemak rendah. “Ayam kampung lebih baik. Tapi kalau mau pakai ayam broiler juga tidak apa-apa. Asal dipilih bagian dada,”cetusnya. Lemak berlebih membuat nugget menjadi terlalu lembek dan tidak tahan lama.
Bahan baku lain yang dibutuhkan adalah sayur. Menurutnya, sayur di supermarket memiliki standar mutu lebih stabil dibanding sayur yang dijajakan di pasar tradisional. Selain itu, pasokannya lebih kontinyu. Terutama untuk pasokan sayur brokoli. Wortel dari supermarket rasanya lebih manis dan warna yang lebih menyolok daripada wortel lokal.
Sayur giling, daging giling, maizena serta bumbu lalu diaduk sampai rata. Dimasukkan dan dicetak dalam loyang. Kemudian dikukus selama 20 menit
Setelah matang, dipotong-potong dengan cetakan kue kering, dilumuri putih telur dan ditaburi tepung panir. Bila putih telur telah kering, nugget siap dikemas dalam plastik lalu disimpan dalam almari es.
Nuget siap dijajakan, semoga laris (orangtuaidaman.com)