ASMA PADA ANAK: WASPADAI GEJALA DAN PEMICUNYA, BEGINI PENANGANANNYA
ORANGTUA IDAMAN – Anak penderita asma mudah kambuh bila saluran pernapasan mengalami peradangan. Hal ini bisa dipicu oleh berbagai hal. Misalnya menghirup serbuk sari, massuk angin, serta infeksi pernapasan lainnya.
Atsma menganggu aktifitas harian anak. Sehingga penderita tidak dapat berolahraga, bersekolah, dan tidur pun tak nyenyak. Pada beberapa kasus, asma yang tidak ditangani secara baik dapat mengakibatkan serangan yang fatal.
Asma pada anak sama dengan asma yang menjangkiti orang dewasa. Menurut informasi yang bersumber dari Mayo Clinic, asma pada anak tidak dapat disembuhkan. Berpotensi berlanjut hingga dewasa.
Namun jangan khawatir. Berkat perawatan yang tepat, Anda dapat mengendalikan gejala dan mencegah kerusakan paru-paru yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Apa Penyebabnya?
Asma belum sepenuhnya diketahui penyebabnya. Beberapa faktor diduga dapat memicu asma. Diantaranya yaitu: Faktor keturunan atau genetik. Orangtua yang memiliki alergi pernapasan dan menunjukkan gejala asma umumnya akan diturunkan kepada generasi berikutnya.
Faktor genetik menentukan sensitivitas sistem kekebalan paru-paru. Anak yang mewarisi gen paru-paru sensitif mudah terpengaruh saat kondisi lingkungan tak sesuai. Akibatnya, paru-paru mengalami peradangan lalu menghasilkan lendir. Munculnya lendir di paru-paru ini disebut pneumonia.
Ada banyak hal yang dapat memicu kondisi seperti itu. Diantaranya yaitu: paparan asap rokok, polusi udara, alergi terhadap debu, bulu hewan peliharaan, serbuk sari dan jamur. Aktivitas fisik juga bisa menjadi faktor pemicu, dan perubahan cuaca atau udara dingin.
Selain faktor keturunan, asma juga bisa muncul akibat infeksi saluran pernapasan yang dialami ketika anak masih berusia dini. Anak yang masih kecil selalu terpaparan faktor lingkungan juga berisiko menderita asma. Misalnya asap rokok, serta polusi udara.
Begini Gejalannya
Tanda dan gejala asma anak yang umum meliputi: batuk sering yang memburuk saat anak Anda terkena infeksi virus. Gejala atsma juga muncul saat anak Anda tidur atau dipicu oleh olahraga, dan udara dingin. Gejala tersebut diikuti oleh suara siulan (mengi) saat bernapas, dan sesak napas.
Asma dapat menyebabkan anak kesulitan tidur karena sesak napas, batuk dan rasa tidak nyaman akibat napas bersuara (mengi).
Atsma dapat memperburuk kondisi dan memperpanjang masa pemulihan saat anak terjangkit flu.
Agar dapat memastikan anak terjangkit atsma atau tidak, Anda bisa memeriksakan anak ke dokter. Gejala atsma mirip penyakit pernapasan lain. Misalnya bronkitis menular.
Kapan harus ke dokter?
Langkah yang paling tepat yaitu membawa anak ke dokter sesegera mungkin. Perawatan dini dapat membantu mengendalikan gejala dan mencegah serangan atsma secara mendadak.
Lantas kapan saat yang tepat membawa anak ke dokter? Batuk yang berkepanjangan, batuk yang selalu muncul akibat aktivitas yang dilakukan anak, napas bersuaram sesak napas, keluahan nyeri dada, serta munculnya bronkitis dan pneumonia. Gelaja-gejala tersebut mengisyaratkan Anda agar segera mengajak anak melakukan pemeriksaan ke dokter.
Waspadai dan peka terhadap keluhan yang dikatakan anak. Misalnya “dadaku terasa aneh”, “aku kok selalu batuk”. Selain itu, bagi anak yang tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata akan mengungkapkan melalui rekasi emosional, misalnya menangis.
Gejala atsma juga kerap muncul saat anak mengekspresikan rekasi emosional secara kuat. Misalnya saat menangis, tertawa, berteriak, dan stres.
Waspadai Kondisi Darurat
Beberapa gejala berikut mengharuskan Anda segera membawa anak ke dokter, diantaranya yaitu: saat anak merasa kesulitan bernapas. Ditunjukkan dengan upaya menariknapas dengan otot perut, sehingga perut terlihat mengempis, tertarik ke dalam.
Gejala lainnya yaitu lubang hidung terlihat melebar saat bernapas, berkeringat, nyeri dada dan jantung berdetak kencang.
Pencegahan
Menghindari pemicu asma adalah cara terbaik mencegah serangan asma.
Batasi paparan pemicu asma. Bantu anak Anda menghindari alergen dan iritasi yang memicu gejala asma.
Jangan biarkan merokok di sekitar anak. Paparan asap tembakau selama masa bayi merupakan faktor risiko kuat pemicu asma.
Dorong anak agar aktif. Kontrol anak secara baik, aktivitas fisik secara teratur dapat membantu paru-paru bekerja lebih efisien.
Lakukan periksa secara teratur. Jangan abaikan saat gejala asma muncul. Berkonsultasi kepada dokter dapat membuat Anda dapat menyesuaikan pengobatan yang diperlukan agar kondisi tetap terkendali.
Bantu anak Anda menjaga berat badan ideal. Kelebihan berat badan dapat memperburuk gejala asma, dan mejerumuskan anak Anda ke dalam risiko masalah kesehatan lainnya.
Jaga kesehatan lambung anak. Jangan sampai telat makan. Sebab, penyakit asma dapat diperburuk oleh penyakit lambung.
Yang pasti, gaya hidup sehat adalah cara terbaik bagi anak penderita asma (orantuaidaman.com)