TIPS MEMASTERING CUCAKRAWA: DOKTRINASI SUARA JAWARA

19 July 2022 Teguh Jiwa Brata

ORANGTUA IDAMAN – Sama seperti manusia saat belajar berbicara, burung cucakrawa pun harus belajar agar fasih berkicau.

Generasi cucakrawa bersuara rovel biasanya dilahirkan dari tetua bersuara rovel pula. Hal ini bukan faktor genetis, melainkan karena faktor belajar dan meniru.

**Burung Cucakrawa (Foto: dok. orangtuaidaman.com)**

Cucakrawa yang terbiasa mendengar usara induk rovel, akan menirukan tipe suara yang sama.

Jadi, diupayakan agar cucakrawa muda senantiasa mengengarkan kicauan cucakrawa bersuara bagus. Pilih cucakrawa yang pernah menjadi juara.

Meniru Jenis Burung Lain
Selain menirukan suara cucak rawa jawara, dapat pula digunakan master jenis burung trucukan.

Cucakrawa dan trucukan (Pycnonotus goiavier) punya banyak kesamaan. Bentuk, irama, dan nada kicauannya sama. Hanya saja, suata burung trucukan lebih kecil dibandingkan dengan burung cucakrawa.

Burung trucuk atau trotokan punya lagu ganda yang benyak digemari. Suara seperti itu kerap dimenangkan dalam kontes tarik suara maupun pameran.

KLASIFIKASI ILMIAH Burung Cucakrawa (Pycnonotus zeylanicus)
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Passeriformes
Famili: Pycnonotidae
Genus: Pycnonotus
Spesies: P. zeylanicus

KLASIFIKASI ILMIAH Burung Trucuk (Pycnonotus goiavier)
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Passeriformes
Famili: Pycnonotidae
Genus: Pycnonotus
Spesies: P. goiavier

Menggembleng Mental
Selain bersuara merdu, burung cucakrawa juga harus bermental baja. Sehingga mentalnya harus digembleng.

Burung cucakrawa muda sebaiknya tidak ditaruh di dekat burung cucakrawa senior. Sebab burung muda tersebut akan takut dan merusak mentalnya.

Pilih sangkar yang tepat sebagai tempat berlatih. Sangkar yang digunakan bukan sangkar baru. Jeruji sangkar lama sudah tidak tajam, sehingga bulu burung tak rusak.

Biarkan cucakrawa yunior mendengarkan suara kicauannya tanpa berjumpa sosok cucakrawa senior.

Jika sudah mulai pintar berkicau, serta bermental kuat, cucakrawa muda itu boleh bersanding dengan burung senior.

Biarkan mereka berdua bernyanyi bersahutan, layaknya di arena perlombaan.

Latihan mental seperti itu penting. Burung yang tak pernah digembleng akan bermental memble di arena lomba meski ia pandai berkicau. Alhasil, burung bermental loyo itu pun mogok berkicau.

Sebaliknya, cucakrawa bermental baja selalu bersemangat berkicau, terutama ketia mendengar burung lain berkicau.

Walau demikaian, semangat yang terlalu besar itu tak baik. Cucakrawa yang terlalu bersemangat berkicau rawan menderita kerusakan pita suara. Bahkan, gangguan kesehatan dubur.

Berbagai cara pencegahan dapat dilakukan. Salah satunya yaitu mengistirahatkan burung cucakrawa. Tutuplah kandang dengan kain kerodong, atau taruh burung tersebut di ruang tertutup.

Belajar dari Kaset
Cara lain memaster burung cucakrawa dapat dilakukan menggunakan peralatan elektronik. Dapat berupa perangkat digital maupun kaset.

Pilih rekaman suara burung cucak rowo juara atau burung cucakrawa rovel.

Pantangannya, suara kaset tidak boleh terlalu keras. Hal itu justru bisa membuat cucakrawa muda berhenti berkicau. Sebab, ia tidak mampu mengikuti suara tersebut.

Tidak dianjurkan pula memperdengarkan lebih dari satu suara isian dalam waktu bersamaan. Sebab, hal itu dapat membuat burung menjadi kebingungan mengingat suara yang harus ditiru.

Latihlah dengan materi isian selajutnya jika burung berhasil lulus menirukan materi isian sebelumnya.

Sebagai pedoman, materi suara isian bisa diingat dan ditiru dalam waktu sekitar 2 minggu. Tiap burung punya kemampuan berbeda.

Nah, sebaiknya suara kaset lebih pelan dari suara cucakrawa yang sedang dilatih berkicau.

Ketika cucakrawa muda mulai mahir berkicau, pelatihan dapat berlanjut dengan menggangtungkan sangkar burung di tempat yang lebih tinggi.

Gantung sangkar burung di dahan pohon yangbtinggi dan teduh. Hal ini dapat menciptakan suasana alami, sehingga burung merasa singgah di habitatnya.

Latihan dilakukan secara rutin setiap pagi hari selama 3 atau 4 kali seminggu. Pukuk 07.00 – 09.00. Latihan dapat dilanjutkan pada sore hari, pukul 16.00 – 17.00.

Irama lagu dan frekuensi antara suara master dengan burung yang dilatih harus sesuai. Selain itu, jangan lupa mengikuti tren yang ada. Misalnya tembakan dan tonjolan yang sedang diminati.

Variasi irama lagu pun harus mewah. Pilihlah suara-suara master yang punya variasi kecepatan yang selaras dan irama lagu bercengkok dan mengalun.

Proses mastering tak perlu menunggu cucakrawa mabung (bulu rontok). Mastering dapat dilakukan ketika burung dalam kondisi normal dan top form.

Saat mabung, cucakrawa senang berdiam diri. Menggunakan sebagian besar waktunya untuk menyimak dan mengolah aneka suara di sekelilingnya. Jika suara itu sesuai dengannya, burung tersebut akan merekam dan menirunya.

Suara-suara master wajib diperdengarkan kepada burung cucakrawa muda secara berkala. Mastering itu sama seperti proses doktrinasi. Semakin sering didengarkan maka akan direkam dan ditirukan. Mastering sebaiknya dilakukan sejak burung masih berusia dini.

Proses mastering yang baik dilakukan ketika burung beristirahat. Yaitu saat siang hari setelah mandi-jemur dan malam hari, pada kisaran pukul 22.00 – 05.00.

Jangan lupa menutup kandang dengan kain kerodong saat proses master dilakukan. Dengan demikian burung bisa tenang dan lebih berkonsentrasi saat berlatih.

Umumnya, cucakrawa muda lulus proses mastering setelah ikut serta dalam pelatihan selama 3 bulan.

Selanjutnya, gantangan di arena tarik suara siap menunggu (orangtuaidaman.com)