JENIS AYAM HUTAN ITU BERAGAM

24 April 2023 Teguh Jiwa Brata

TAK BANYAK ORANG TAHU AYAM HUTAN ITU BANYAK JENISNYA. SELAMA INI HANYA AYAM HUTAN HIJAU YANG DIKENAL.

Ayam hutan termasuk dalam suku Phasianidae. Yaitu, jenis burung berbadan besar. Mereka menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk berkeliaran di atas permukaan tanah.

Saudara dekat ayam hutan yang terangkum dalam suku Phasianidae diantaranya yaitu Merak, Kuau, Sempidan, dan Puyuh.

Sosok ayam hutan jantan berbeda dengan ayam hutan betina. Tak hanya bentuk tubuhnya, kenampakan bulunya pun kontras perbedaannya.

Ayam hutan jantan diselimuti bulu indah. Di kepalanya terdapat pial atau jengger. Bentuknya berberda-beda tiap spesies. Begitu pula dengan warnanya.

Selain itu, jago hutan juga punya 1 atau 2 gelambir yang tumbuh menjuntai di bawah dagu berkelir indah.

Bulu leher, punggung dan sayap memanjang. Warnanya menyolok. Kombinasi antara warna merah, kuning, dan hijau. Bulu-bulu itu kian terlihat kontras dilatarbelakangi bulu gelap yang mendominasi bagian bawah tubuhnya.

Selain selimut bulu berkelir indah, pejantan juga dianugerahi taji di kakinya. Berfungsi sebagai senjata memperebutkan betina dan alat mencari nafkah, mengais berkah di atas permukaan tanah.

Tak hanya bulu indah, nenek moyang ayam kampung ini juga rajin bersuara nyaring dan merdu.

Sementara ayam hutan jantan berbulu indah, ayam hutan betina malah berbulu kusam. Didominasi warna cokelat, kuning gelap, hitam, dan putih.

Warna bulu gelap ini menjadi alat penyamaran atau kamuflase. Agar terhindar dari incaran predator. Diantaranya yaitu musang, ular, dan kucing hutan. Kamufalase penting terutama ketika ayam betina sedang mengerami telur-telurnya.

Saat musim kawin tiba, ayam hutan jantan sibuk menggoda perhatian ayam hutan betina. Menggelar ritual tari pamer bulu molek.

Ada 4 spesies ayam hutan yang sebaiknya Anda tahu. Keempat unggas ini hanya ditemui di kawasan Asia.

4 Spesies Ayam Hutan

1. Ayam hutan merah/Red Junglefowl (Gallus gallus, Linnaeus, 1758)
2. Ayam hutan abu-abu/Grey Junglefowl (Gallus sonneratii Temminck, 1813)
3. Ayam hutan Srilangka/Ceylon Junglefowl (Gallus lafayetii, Lesson 1831)
4. Ayam hutan hijau/Green Junglefowl (Gallus varius Shaw, 1798)

1. Ayam hutan Merah
Jenis ayam hutan inilah yang paling tenar. Hidup tersebar luas. Dari timur Pakistan, India utara dan timur, Myanmar, Yunnan (RRC), Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Guangxi dan Pulau Hainan (tenggara RRC) sampai Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa dan Bali.

Unggas ini suka menghuni pinggir hutan bersemak terbuka diselingi perdu.

Dalam bukunya, MacKinnon et al. (2002) menguraikan, ayam hutan merah punya jengger, muka, dan gelambir berwarna merah.

Bulu lehernya dihiasi kombinasi warna kuning, jingga, coklat dan garis hitam vertikal di tengah. Bulu tengkuk, penutup ekor, dan penutup sayap berwarna hitam bercampur hijau atau biru metalik.

Bulu ekornya panjang, berwarna hitam bercampur hijau berkilauan. Tubuh bagian bawah juga hitam kehijauan. Kaki abu-abu kebiruan. Tajinya melengkung runcing.

Ayam hutan merah betina berwarna coklat suram. Bulu lehernya kuning kecoklatan dengan coretan hitam vertikal di tengah bulu.

Ayam hutan betina asli tidak berjengger. Tidak pula bergelambir dan tak bertaji. Kalaupun ada, ukuran jengger dan gelambirnya itu sangat kecil.

Saat mentari terbit, ayam hutan jantan berkokok nyaring dari atas atap rimba. Suaranya keras, tapi tidak mengalun panjang layaknya kokok ayam kampung.

Ayam hutan memang tak serajin ayam kampung. Enggan berkok dinihari. Mereka tahu suaranya pada pagi buta dapat mengundang kedatangan hewan pemangsa.

Nah, ketika sinar matahari menerangi tanah, ayam hutan bergegas meluncur turun ke semak terbuka untuk mencari sarapan pagi.

Ayam jantan punya beberapa macam suara. Kokoknya yang nyaring berfungsi menegaskan kehadiran ayam jantan di suatu tempat. Bisa juga suara itu sebagai peringatan terhadap ayam jantan lain agar tidak seenaknya melanggar batas teritorial.

Saat menemukan menu sarapan, pejantan segera memanggil ayam betina dengan suara rayuan yang khas.

Nah, bila pejantan melihat burung elang atau hewan pemangsa lainnya, ia akan berkotek nyaring. Mengeluarkan nada peringatan.

2. Ayam Hutan Kelabu
Jenis ayam hutan yang satu ini merupakan satwa endemik daerah India.

Ayam jantan punya warna dasar hitam. Dihiasi bintik merah tanah. Bulu punggung dan dada tumbuh memanjang seperti bulu ayam bekisar. Didominasi kelir kelabu berpola indah.

Bulu lehernya tak sepanjang bulu leher ayam hutan merah. Warnanya lurik hitam dan kuning.

Layaknya ayam hutan merah, ayam hutan kelabu juga menggugurkan bulu lehernya usai musim berbiak.

Susunan bulu ekor sama seperti ayam hutan merah. Sedangkan bentuk bulunya berbeda. Lebih lebar dan berujung tumpul. Jengger berwarna merah berpial bilah dengan gerigi halus.

Mukanya merah, dengan sepasang gelambir di bawah dagu. Kakinya pun berwarna merah.

Berbeda dengan ayam hutan merah, ayam hutan abu-abu tidak mengepakkan sayapnya sebelum berkokok.

Ayam betina berwarna lebih suram. Tidak punya jengger dan gelambir di kepala. Bulu bagian atas berwarna kuning kecoklatan bercampur merah tanah, ekornya coklat agak kuning-kehitaman.

Ciri yang paling menyolok yaitu bulu dadanya tumbuh memanjang dan melebar. Berwarna putih dibingkai cincin hitam mengelilingi bagian pinggir bulu. Pola dan warna bulu dada ini menjadikan ayam hutan kelabu betina sebagai ayam betina terindah dibandingkan dengan spesies ayam hutan betina lainnya.

3. Ayam Hutan Srilangka
Merupakan unggas endemik yang hanya dapat dijumpai di Pulau Srilangka.

Tubuhnya berwarna dasar hitam. Lehernya berwarna kuning keemasan. Sedangkan bagian punggung berwarna jingga gelap.

Wajah dan jengger ayam jantan merah. Jengger itu berbentuk bilah besar bergerigi. Bagian tengahnya berwarna kuning. Sementara itu, ukuran jengger ayam betina mengecil setelah melewati musim kawin.

Sepasang gelambir besar menggantung di bawah dagu. Kaki berwarna kuning kemerahan. Dilengkapi taji agak lurus tapi runcing.

Ekor Ayam Hutan Srilangka berkelir hitam hijau keunguan. Bulu ekor itu susunannya serupa dengan ayam hutan merah.
Panjang ayam jantan berkisar 66-73 cm dengan berat 0,8-1,2 kg. Sedangkannayam betina jauh lebih kecil. Panjangnya 30-35 cm dengan berat 0,5-0,6 kg.

Ayam betina tubuhnya berwarna coklat. Bulu dada agak besar berwarna dasar coklat. Tepi bulu dada berwarna putih. Ciri khas ayam hutan Srilangka betina terletak pada bulu sayapnya berpola belang coklat dan putih.

Betina bersarang di tanah dengan 2-4 telur berwarna krem atau coklat.

Aves ini berperilaku unik. Betina bersifat polyandri. Menjalin hubungan dengan beberapa pejantan yang masih bersaudara.

Pejantan paling dominan (pejantan alfa), bertugas mengawini betina. Ia juga harus selalu siaga melindungi betina. Pejantan alfa dikaruniai kokok khas yang berfungsi seperti alarm. Saat bahaya datang mengintai, alarm itu segera bersuara nyaring.

Pejantan Beta lebih inferior. Bertugas menjaga dan berpatroli agak jauh dari sarang betina untuk melindungi sarang dari pemangsa. Ular dan musang predator utama mereka .

Telur-telur mereka menetas setelah dierami selama 20 hari. Sehari lebih awal dibandingkan masa eram ayam kampung.

4. Ayam Hutan Hijau
Merupakan fauna endemik Indonesia. Tersebar di Pulau Jawa, Bali, Lombok, Komodo, Flores, Rinca dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Ayam jantan badannya berukuran panjang 70-75 cm. Sedangkan betina, berukuran lebih kecil, yaitu 40-45 cm

Ayam hutan hijau dikaruniai bentuk dan warna paling unik di antara semua jenis ayam hutan. Anatominya menyerupai burung pheasant.

Jengger dan gelambir ayam hutan hijau ukurannya paling besar dibandingkan dengan jengger dan gelambir dari spesies ayam hutan lainnya.

Jengger ayam hutan hijau berbentuk bilah sangat besar, berwarna merah muda dengan tepi membulat tanpa gerigi. Bagian tengah jengger berwarna biru muda dan kuning.

Gelambirnya yang menggantung di bawah dagu juga sangat lebar. Berwarna merah muda. Tepi gelambir bagian bawah berwarna biru muda, sedangkan tepi gelambir bagian dalam berwarna kuning.

Unggas ini menyukai areal terbuka, tepi hutan, padang rumput dan daerah berbukit dekat pantai.

Mereka cenderung hidup berkelompok dengan anggota 2-7 ekor. Saat pagi dan sore hari, ayam hutan jantan memimpin beberapa ekor betina beserta anaknya, menuju padang rumput atau daerah terbuka.

Di tempat itu mereka mencari makan atau menuju sumber air untuk minum. Mereka suka menyanyap biji-bijian, serangga, pucuk rumput, daun, dan hewan kecil. Misalnya jangkrik, rayap, lipan, kadal dan katak kecil.

Tak jarang, ayam hutan hijau bergabung dengan kawanan banteng, sapi, rusa dan kerbau. Kebiasaan ini merupakan salah satu cara mereka menangkap serangga yang beterbangan, karena terusik pergerakan hewan besar.

Kadang-kadang, ayam ini juga mengais kotoran hewan besar itu. Di dalamnya mereka mencari biji-bijian yang masih tersisa atau menangkap serangga yang mengerumuni kotoran tersebut.

Ketika terik mentari mulai mendidih, mereka segera kembali merasuk ke dalam keremangan tajuk hutan. Menjelang senja, kawanan ayam ini terbang ke atas rumpun bambu, perdu, atau palem berketinggian 2-8 meter.

Lantas mereka lelap dalam dekapan rimba gelap (orangtuaidaman.com).