MENYIBAK FENOMENA CINCIN API DI PANTAI KARTINI
JAUH DI SEBERANG SELATAN LAUT PANTAI KARTINI, NAGA RAKSASA ITU TERTIDUR LELAP. ADA KALANYA SELIMUT KABUT DI ATAS LAUT TERSIBAK. MEMBUAT PUNGGUNG NAGA YANG MEMBELAH PULAU JAWA ITU TERLIHAT.
Bergurut-turut dari arah timur nampak Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, Ungaran, Sumbing, Sindoro, Bismo, dan Gunung Perahu atau Dieng.
Bak duri-duri di punggung naga. Barisan gunung itu melintang di sepanjang horizon ufuk selatan Pantai Kartini.
Deretan gunung yang nampak dari Pantai Kartini tersebut hanyalah sepenggal rangkaian gunung berapi di sepanjang tepi Samudera Pasifik.
Gunung-gunung berapi itu satu dengan yang lainnya berjajar membentuk sabuk atau cincin, sehingga disebut sebagai sirkum-pasifik atau cincin api. Mencakup wilayah sepanjang 40.550 km.
Lantas, di Pantai Kartini, kapan fenomena cincin api itu tersibak dan kasat mata?
Ketika hujan lebat dan merata membasuh angkasa. Menyapu debu-debu langit dan beraneka gas pemicu buramnya cakrawala.
Setelah itu, angkasa menjadi bening. Garis cakrawala tersibak. Pungung naga itu terlihat jelas. Terhimpit di antara langit dan laut.
Masih ada lagi syarat yang harus dipenuhi jika Anda ingin menyaksikan cincin api tersebut. Datanglah ke Pantai Kartini saat hari masih benar-benar pagi. Sebelum terik matahari menerpa air di muka bumi, lantas mengubahnya kembali menjadi kabut.
Pertunjukan punggung naga itu berlangsung pada kisaran pukul 06.00 – 7.30.
Warna-Warni Selimut Bumi
Dalam jeda waktu yang singkat itu, rona cakrawala berpadu dengan warna laut. Menyuguhkan pemandangan rupawan.
Punggung naga itu diselimuti selapis tipis kabut cokelat. Awan di atasnya berwarna putih.
Simak Juga
Semakin ke atas, langit kian pekat membiru. Berpadu dengan gumpalan awan berwarna putih dan kelabu. Sisa-sisa hujan tadi malam.
Air laut berwarna biru tua pekat. Permukaannya masih tenang. Warna birunya itu belum diusik oleh gelombang mengguncang.
Perahu-perahu nelayan hilir-mudik. Menembus birunya batas laut dan langit. Seolah menari-nari di hadapan naga yang sedang tidur pulas.
Mekita mentari kian melambung. Suasana menjadi berubah. Sinarnya seolah membangunkan seluruh isi alam. Pelan-pelan angin bertiup, gelombang laut pun mulai menggeliat.
Sinarnya yang lembut perlahan kian menyengat. Menghangatkan embun, air laut dan semua air di muka bumi. Menutup kembali naga yang sedang tertidur itu dengan selimut kabut (orangtuaidaman.com).
PANTAI-PANTAI PERMAI DI JEPARA
Tulisan Serupa
WARNA-WARNI WISATA
KALIURANG PARK – BOTANICAL GARDEN: BUAH EVOLUSI KALIURANG JADUL
SEKARANG, KALIURANG TAK SEKADAR MEMBUAT HATI SENANG. LOKA WISATA INI PUN MEMBIKIN ANANDA PINTAR. Bagi yang dulu pernah berlibur ke
GRAND ARKENSO PARKVIEW: MENGINAP DI ATAS KELAP-KELIP ATAP KOTA SEMARANG
DARI DALAM KAMAR GRAND ARKENSO PARKVIEW, PEMANDANGAN SENJA LANGIT SEMARANG, KERLIP LAMPU KOTÀ, DENYUT KEHIDUPAN SIMPANG LIMA DARI KETINGGIAN DISUGUHKAN
GEMBIRA LOKA ZOO: LEBIH INTIM DENGAN SATWA
DI GEMBIRA LOKA, PENGUNJUNG TAK SEKADAR MENYAKSIKAN BERAGAM SATWA. TETAPI JUGA BERKESEMPATAN BERINTERAKSI DENGAN FAUNA-FAUNA ITU. Adalah Petting Zoo, di
UMBUL WEDOK KLATEN: SEGARNYA BERENANG AIR “AQUA”, BERBONUS SPA GARRA RUFA “NDESO”
Selama ini Klaten populer dengan pemandian Umbul Ponggok. Padahal, Klaten punya banyak umbul. Jika Anda merindukan umbul di tengah suasana
SINDU KUSUMA EDUPARK: DARI BIANGLALA RAKSASA, SINEMA HOROR SAMPAI RUMAH TEROR
SORE ITU KAWAN-KAWAN DARI SD NEGERI 1 GEMULUNG LARI BERHAMBURAN DARI BUS. BERGEGAS MENYERBU ANEKA WAHANA SERU DI SINDU KUSUMA
LOST IN INDONESIA
SOTO LEDOK JATI: KUAH KAYA REMPAH, SEDAP BIKIN KALAP
SEPIRING PENUH DAGING AYAM KAMPUNG HANGAT HADIR MENGGIURKAN. LEMAKNYA MELELEH NEGITU ADUHAI. BERSANDING SEMANGKUK SOTO BENING. BERKAWAN SERBA-SERBI GORENGAN DAN
SENTRA IKAN ASAP PESAJEN: PATIKOLI PANGGANG PALING DIMINATI
BINGUNG MENCARI OLEH-OLEH KHAS JEPARA? YUK BERBELANJA IKAN ASAP DI KAWASAN PESAJEN. Soal ikan laut dan sea food Jepara gudangnya.
HINDU NUSANTARA vs HINDU INDIA
KONSEP-KONSEP DAN KEAHLIAN TEKNIK HINDU DILOKALKAN DAN DIELABORASI KEMBALI. MENJADI BERNAPAS KHAS INDONESIA. Bagai sebuah jarum yang menusuk ke dalam
CANDI ITU GUNUNG MERU, BUKAN KUBURAN
CANDI DIBANGUN UNTUK MENGHORMATI RAJA DAN RATU YANG SUDAH MENINGGAL. Kata “candi” berasal dari kata candikagrha. Yaitu tempat tinggal Dewi
SEGA TUMPANG LETHOK MBAH TUK’IN: SEPORSI CUMA TIGA RIBU RUPIAH
TERSEMBUNYI TAK HARUS NYELEMPIT DI TEMPAT SULIT. RASA NIKMAT LETHOK TUMPANG MBAH TUK’IN HANYA DAPAT DISANTAP OLEH MEREKA YANG TAK