PEMANIS BUATAN: INI PENJELASANNYA

29 August 2022 Teguh Jiwa Brata

ZAT YANG DAPAT MENIMBULKAN RASA MANIS ATAU MEMBANTU MEMPERTAJAM RASA MANIS DISEBUT PEMANIS BUATAN.

Kalori dalam pemanis buatan lebih sedikit daripada kalori dalam gula.

Zat pemanis buatan punya struktur kimia berbeda dengan struktur polihidrat gula alam.

Ada banyak macam pemanis buatan yang dapat ditemukan. Namun, hanya ada beberapa zat pemanis yang boleh dibubuhkan dalam bahan makanan.

Dulu, garam Na- dan Ca-sikamat dimanfaatkan sebagai pemanis buatan. Kedua zat itu punya derajat kemanisan 30 kali lebih manis dari sukrosa.

Namun, dalam perkembangannya, kedua pemanis buatan itu dilarang, sebab diperkirakan bersifat karsinogen.

Di Indonesia penggunaan sikamat masih diizinkan. Padahal, sebenarnya metabolisme sikamat menghasilkan sikloheksamina yang merupakan senyawa karsinogenik.

Menurut penelitian, pembuangan sikloheksamina melalui urin dapat merangsang tumbuhnya tumor kandung kemih pada tikus.

Walaupun demikian, uji ulang sikamat yang dilakukan terhadap beberapa galur tikus dan hamster menunjukkan hasil negatif terhadap sifat merangsang terjadinya tumor kandung kemih.

Zat pemanis sintetik yang kini banyak digunakan dalam makanan dan minuman adalah garam Ca- atau Na- Sakarin.

Porsi sakarin yang dibubuhkan disesuaikan dengan kebutuhan dan dersjat kemanisan yang dikehendaki.

Dalam konsentrasi yang tinggi, sakarin menimbulkan rasa pahit atau getir.

Kemanisan sakarin mencapai 400 kali lebih besar dari kemanisan larutan sukrosa 10%.

Penelitian di Kananda membuktikan bahwa penggunaan 5% sakarin dalam ransum tikus dapat merangsang tumbuhnya tumor kandung kemih.

Derejat kemanisan yang jauh lebih tinggi dari sukrosa (gula alami) itu membuat mendorong banyak produsen makanan memanfaatkan pemanis buatan.

Strategi itu membuat biaya produksi bisa ditekan.

Nah, seksrang sudah tahu pemanis buatan dan risiko yang bisa dipicu. Masih tertarik mengonsumsi makanan berpemanis buatan? (orangtuaidaman.com)