IkanSATWA RUMAHAN

GIANT SNAKEHEAD: PESONA PAMOR PREDATOR AIR TAWAR

ORANGTUA IDAMAN – Bagi para pecinta monster fish,  giant snake terbilang ikan populer.

Pasalnya, selain ukuran tubuhnya yang bisa tembus lebih dari semeter, ikan ini dinilai paling agresif dibandingkan ikan predator lain di habitat air tawar.  Bahkan tingkat kebuasaannya hanya bisa disaingi oleh piranha (di habitat air tawar) dan hiu (habitat laut) yang keduanya termasuk ikan pemangsa paling ditakuti.             

Tambahan informasi, diantara 30 jenis snakehead lainnya, giant snakehead termasuk keluarga Channidae dengan ukuran tubuh terbesar. Dalam kondisi optimal, tubuhnya bisa melar hingga 1,5 meter. Dan bobotnya bisa mencapai 20 kg.  Padahal ketika masih burayak, bodinya tak lebih dari 2 cm saja.

Kepala mirip ular
Pada saat masih berumur belia tersebut, kelir tubuhnya merah menyala. Ketika memasuki masa remaja, kelir merah pada tubuhnya meredup. Sebaliknya, timbul dua buah garis hitam tegas yang membentang dari mata hingga pangkal ekor. Kedua garis hitam ini mengapit kelir merah yang masih tersisa pada tubuhnya.

Setelah mencapai usia dewasa, garis hitam itu pun menghilang dan berubah menjadi warna hitam kebiru-biruan dengan tambahan warna putih pada bagian bawah perutnya. Tampilannya semakin unik berkat bentuk kepalanya yang lonjong dan datar. Sepintas mirip kepala ular.

Keunikan lain dari ikan yang kerap dipanggil gabus toman ini adalah caranya bernafas. Asal tahu saja, ikan ini mampu bernafas dengan 2 cara yang berbeda. Yaitu dengan menggunakan insang dan organ labirin. Dengan organ labirin, giant snakehead dapat bernafas di daratan dan mampu bertahan selama 4 hari. Berkat kemampuannya ini, tak heran jika giant snakehead bisa memburu mangsanya hingga ke daratan.

Dan kalau soal pakan, ikan ini pun tak neko-neko. Hampir semua jenis hewan yang ada disekitarnya, mampu dijadikan santapan utama. Mulai dari ikan mas, kepala ayam, kodok, kadal, dan bahkan tikus. Pokoknya semua yang Anda sodorkan bakal ia sikat habis. Pola pakan seperti ini biasanya sudah bisa terlihat pada saat ukuran tubuh giant snakehead  sekitar 40-50 cm ke atas. Sementara ketika masih burayak, menu yang bisa Anda berikan diantaranya cacing beku, ikan cere, dan  guppy.

Satu hal lagi, giant snakehead seolah-olah tak kenal rasa kenyang. Bayangkan saja, ketika ia dipasok 10 ekor ikan, tak berlama-lama ia bakal meluncurkan sebuah serangan dan melahap mangsanya tersebut satu persatu. Kemudian 10 ekor ikan dimasukan kembali, hanya dalam hitungan menit, giant snakehead segera menyapu habis semua mangsanya itu.

Bagi para hobiis, cara ikan ini memangsa jadi tontonan mengasyikan. Dengan giginya yang setajam silet dan serangan super cepat, mampu mengoyak tubuh mangsa berukuran jauh lebih besarnya darinya. Bahkan hanya dalam sekali serang, mangsanya tersebut bisa terbelah jadi 2 bagian.

Sedangkan untuk mangsa yang berukuran lebih kecil, giant snakehead langsung melahapnya dengan sekali telan. Seakan-akan, mangsa tersebut seperti tersedot ke dalam mulutnya. Seperti vacuum cleaner tengah menyedot debu.

Perawatan
Di Indonesia, sejak lama ikan raksasa berjuluk “Frankenfish” dan “Fishzilla” ini sudah mulai diperjual belikan.
Untuk merawat giant snakehead terbilang simpel.

Pertama tentu saja Anda harus menyediakan akuarium berukuran jumbo. Karena pertumbuhan tubuhnya dipengaruhi oleh kapasitas volume akuarium. Semakin besar akuarium yang digunakan, semakin cepat pula pertumbuhannya. Ukuran ideal sebuah akuarium untuk memelihara giant snakehead adalah 1,5 meter x 2,5 meter x 1 meter.

Berikutnya, jika ingin menggabungkan giant snakehead dengan ikan lainnya, pastikan mereka berukuran jauh lebih besar atau setara dengan giant snakehead itu sendiri. Karena jika tidak, hanya dengan sekejap, giant snakehead dengan mudah melahap teman “sekamar” nya tersebut.

Penjagaan Ketat Telur dan Anak
Selain mendapatkan predikat sebagai jenis snakehead terbesar, gabus toman menjadi satu-satunya jenis snakehead yang ditakuti karena memiliki sifat “kejam” dan tak mengenal rasa takut. Terlebih lagi pada saat musim kawin.

Giant snakehead jauh lebih agresif pada saat menjaga anak-anaknya. Disaat bersarang, sepasang indukan akan saling bekerja sama. Induk jantan kerap berada di dekat sarang untuk menjaga telur dan anakannya.

Sedangkan induk betina akan berpatroli dari jarak jauh. Bila dirasakan ada ancaman terhadap telur atau anaknya, ia akan kembali ke sarang dan menyerang benda yang dianggap ancaman tadi. Bahkan bila itu seorang manusia. Memang dalam beberapa kasus penyerangan giant snakehead terhadap manusia sudah sering terjadi. (orangtuaidaman.com)


SIMAK JUGA SATWA MENARIK INI


KEBUN & TAMAN


error: Content is protected !!