PEPINO: KERABAT TOMAT BERAROMA MELON
ORANGTUA IDAMAN – Siapapun pasti terpikat dengan tanaman buah ini. Tingginya tidak lebih dari 50 cm. Jumlah buahnya bisa mencapai 15 butir pertanaman. Rasanya semanis melon dan berkasiat obat.
Tumbuhan merambat ini banyak tersebar di daerah Kolombia, Peru dan Chili. Tanaman ini juga dikenal dengan nama Melon pear, Melon piore, atau Sweet cucumber. Ia pertama kali hijrah ke Indonesia pada tahun 2003. Pepino (Solanum Muricatum Aiton) masuk ke Indonesia berkat seorang peneliti dari salah satu Universitas Swasta di Yogyakarta Buah bulat sebesar kepalan orang dewasa ini mulai dipasarkan pada bulan Mei 2005.
Buah pepino bisa dimakan langsung sebagai buah meja, ataupun dibuat jus. Selain itu, pepino juga sering digunakan sebagai salah satu bahan campuran salad dan kue. Di luar negeri, aroma buah pepino banyak dimanfaatkan di bidang industri. Terutama industri sabun dan parfum.
Menurut Riri petani pepino di Yogyakarta, mudah sekali tumbuh. Pada usia tanam 2 bulan tanaman beruas ini sudah mulai belajar berbuah. Kalau sudah berbuah sekali, keluarga dekat terung dan tomat ini tidak pernah capai memberi hadiah buah manis kepada Anda. Ukurannya yang tidak besar membuat Pepino cocok ditanam dalam pot.
Berkasiat Obat
Buah pepino banyak mengandung air. Rasanya manis dengan aroma menyerupai buah melon. Di dalamnya terdapat biji yang banyak dengan ukuran sangat kecil. Menurut penuturan Riri, buah pepino sangat baik dikonsumsi oleh penderita batu ginjal dan tekanan darah tinggi. Penderita batu ginjal dan tekanan darah tinggi disarankan mengkonsumsi pepino sebanyak 2 butir setiap hari dan rajin minum air putih.
Pepino adalah jenis tanaman yang menghendaki kondisi lingkungan yang banyak terkena sinar matahari dan tanah yang lembab. “Jika ditanam di tempat yang terlalu teduh danya bisa keriting,” terang Riri. Media tanam bisa diracik sendiri dengan bahan tanah dan pupuk kandang. Kedua bahan itu dicampur secara merata dengan perbadingan masing masing 1 bagian tanah dan 1 bagian lain pupuk kandang.
Pepino tumbuh subur di atas media ber pH 6,5 – 7,5. Tanah yang memiliki pH terlalu tinggi sering mengakibatkan bunga pepino rontok. Selain itu, pH tinggi juga bisa membuat bunga jantan menjadi mandul. Akibatnya proses penyerbukan tidak bisa terjadi. Tanah ber pH tinggi banyak terdapat di daerah berkapur. PH yang terlampau tinggi bisa diatasi dengan jalan pemupukan. Gunakan pupuk kandang atau pupuk dengan kandungan belerang tinggi. Semisal Amonium Sulfat.
Ukuran biji pepino sangat kecil. Akibatnya, tanaman ini sulit dikembangbiakan secara generatif dengan biji. Pepino bisa diperbanyak dengan cara stek. Ruas yang sudah siap distek ditandai dengan tumbuhnya akar dan memiliki daun sebanyak 4 – 5 helai. Ruas batang tersebut lalu dipotong dengan bantuan pisau atau gunting yang tajam.
Potongan stek sepanjang kira-kira 7 – 12 cm. Olesi akar di setiap ruas dengan hormon perangsang pertumbuhan. Semisal rhotone F lalu tancapkan batang tersebut ke media tanam. Supaya tunas bisa cepat tumbuh, stek harus dikerodong dengan plastik transparan.
Jika hendak ditanam dalam pot, maka media tanam harus mudah meresap air. Pot yang dipilih harus berdiameter minimal 20 – 25 cm. Di bagian dasar pot harus dibuat saluran pengeluaran air. Pepino adalah keluarga solanase. Ia menyukai kondisi media tanam yang lembab namun air tidak menggenang.
Air yang terlampau banyak bisa mengakibatkan akar jadi mudah terjangkit penyakit busuk akibat serangan bakteri dan jamur. Riri menyiram pepinonya sebanyak 3 kali sehari yaitu pada pagi, siang dan sore hari. Penyiraman pada siang hari tidak boleh mengenai bagian daun. Sebab bisa menyebabkan daun terbakar.
Rajun Berbuah
Jika dirawat dengan benar, pepino akan mulai berbuah sekitar 2 minggu setelah penanaman. Pepino tumbuh subur di daerah yang memiliki suhu harian berkisar antara 18 °C – 30 °C. Temperatur harian sangat berpengaruh terhadap rasa buah. Daging buah pepino terasa manis jika ditanam di daerah bersuhu 28°C – 30°C. Jumlah buah pertama memang tidak banyak. Sebab tanaman itu masih dalam tahap belajar berbuah.
Nah, pada periode berbuah berikutnya sudah bisa dipastikan jumlah buah bakal meledak. Satu tanaman bisa digelantungi buah sebanyak 15 – 20 butir. Namun demikian jumlah buah harus tetap dibatasi. Tujuannya supaya ukuran buah bisa besar. “Satu tanaman hanya boleh berbuah sebanyak 5 – 6 butir saja. Agar buah bisa mencapai bobot 8 ons tiap butir.
Perawatan lain yang harus dilakukan yaitu pemangkasan. Percabangan yang terlalu rimbun bisa membuat pepino ogah berbuah. Hal tersebut juga bisa membuat pepino mudah diserang penyakit. Cabang – cabang tersebut akan banyak tumbuh ketika musim hujan berlangsung. Pangkaslah pepino setiap dua minggu sekali. Potonglah cabang atau daun yang tertutup oleh dahan di bagian atasnya.
Tanaman yang sudah berbuah banyak harus dibantu berdiri dengan lanjaran yang terbuat dari kayu atau bambu. Jika tidak, batang tanaman bakal patah lalu roboh. Selain itu, lanjaran juga berfungsi untuk mencegah supaya buah tidak menempel di tanah. Keadaan seperti itu membuat buah menjadi mudah diserang oleh hama dan penyakit.
Buah pepino siap dipetik jika sudah berusia 2 – 3 minggu setelah pembungaan. Meski bisa berbuah tanpa musim, namun tanaman ini akan berbuah lebat pada bulan Maret – November. Sebaliknya, jumlah buahnya menjadi sedikit ketika memasuki bulan Desember – Februari.
Pepino masak ditandai dengan warna kulit hijau kekuningan. Buah pepino yang sudah dipetik harus segera dimasukkan ke dalam pendingin. Buah ini bisa bertahan segar jika disimpan dalam tempat bersuhu 10°C – 20°C. Seusai panen, Anda harus segera memupuk pepino dengan pupuk kandang. Tujuannya supaya ia tidak mogok berbuah.
Kandungan Gizi
Berbagai kandungan gizi yang terdapat dimiliki oleh Pepino yaitu, 35 mg vitamin C dalam setiap 100gr, 7% karbohidrat, 92% air, Protein 0.60gr, gula 4,8 g, fiber 1,1 gr.