Serangga

RESIDU PESTISIDA PICU LEBAH CACAT OTAK 

ORANGTUA IDAMAN – Agar dapat mengenali sumber nektar, lebah kecil harus belajar terlebih dulu. Paparan pestisida berisiko merusak kemampuan belajar lebah muda.

Di daerah yang masih alami, kondisi ekosistem yang masih setabil.  Disana suara lembut lebah berdengung di antara bunga seolah menjadi lantunan musik alam.

Namun, di beberapa lokasi, dengung sayap lebah tak lagi terdengar. Tak hanya itu, suara tawon pun semakin senyap.

Berbagai faktor seperti perubahan iklim dan hancurnya habitat memicu populasi lebah menyusut.

Sebuah penelitian mengungkapkan, pencemaran pestisida turut berdampak negatif terhadap kehidupan lebah.

Lebah terpapar pestisida mengalami kesulitan belajar mengenali sumber makanannya.

Proses terpapar residu pestisida mulai dialami ketika lebah masih dalam fase larva. Induk menyuguhkan pakan tercemar pestisida.

Dampaknya, ketika larva itu tumbuh menjadi lebah muda, ia menjadi kesulitan menemukan pakan.

Beberapa lebah dan tawon membentuk koloni. Ada juga yang hidup soliter.

Lebah sosial hidup dalam koloni yang terdiri dari 50 sampai ribuan ekor lebah. Jumlahnya tergantung species.

Di dalam koloni itu, tugas mengumpulkan serbuk sari (polen) dan nektar diemban lebah pekerja.

Poleh dan nektar yang sudah didapatkan lalu dibawa pulang ke sarang. Diberikan kepada larva sebagai bahan pakan.

Populasi tumbuhan yang kian berkurang, paparan pestisida mengancam keberlangsungan hidup koloni lebah. 

Populasi lebah yang kian ciut membuat produktifitas tanaman berkurang. Tak sedikit petani tanaman buah mengaku hasil panennya berkurang.

Lebah berperan penting sebagai penyerbuk bagi semua jenis tanaman. Berkurangnya populasi lebah adalah masalah serius bagi manusia.

Paparan Pestisida
Manusia menyemprotkan pestisida untuk mengendalikan serangga perusak tanaman (hama). Diantaranya yaitu kutu daun, thrips, lalat putih dan berbagai jenis kumbang.

Namun tak disadari, cara itu ternyata merenggut kelestarian hewan lain yang tak merusak tanaman. Salah satunya yaitu fauna penyerbuk bunga.

Hewan penyerbuk rentan keracunan pestisida. Sebab, serangga ini setiap hari selalu berpindah-pindah dari bunga satu menuju bunga lain.

Perilaku berpindah-pindah itu membuatnya terpapar pestisida berulang kali.

Kondisi yang lain lebih parah. Lebah membawa nektar dan polen ke sarangnya. Seluruh anggota koloni yang menyantap oleh-oleh itu pun turut terpapar pestisida.

Larva adalah generasi penerus sebuah koloni lebah. Dalam kondisi normap, koloni lebah tumbuh semakin banyak seiring waktu.

Namun, cemaran pestisida di lahan pertanian berdampak negatif kepada pertumbuhan koloni lebah.

Richard Gill, ahli ekologi berkebangsaan Inggris dari Imperial College London melakukan penelitan dampak pestisida terhadap larva lebah.

Dalam penelitian itu, enam koloni lebah dijejali pakan tercemar pestisida selama tiga minggu pertama. Kurun waktu 3 minggu adalah waktu yang dibutuhkan larva menjadi kepompong, kemudian tumbuh jadi dewasa.

Enam koloni lainnya menerima asupan menu berpestisida pada hari ke 22 hingga akhir penelitian (hari ke 45). Lebah disini hanya terpapar saat dewasa.

Sebagai kontrol, Gill menggunakan koloni lebah yang disuguhi air gula tanpa bumbu pestisida.

Gill dan timnya lalu menguji kemampuan belajar lebah berusia 3 dan 12 hari.

Masing-masing diletakkan di depan kipas angin yang bertiup pelan. Kipas angin itu mengembuskan udara beraroma lemon ke arah lebah selama 10 detik.

Langkah lain yang dilakukan yaitu mengolesi antena lebah dengan setetes air gula. Hal ini membuat lebah menjulurkan belalainya (probasis). Lebah kemudian dibiarkan meminum cairan manis itu.

Lebah sehat menggunakan aroma untuk menemukan bunga. Dalam penelitian tersebut, aroma bunga diganti dengan aroma lemon.

Setelah 10 menit, peneliti memberi setiap lebah aroma lemon yang sama diikuti dengan air gula. Mereka mengulangi proses itu 10 kali untuk setiap lebah.

Usai percobaan, tim memindai setiap lebah dengan mikro-CT. Alat ini menghasilkan gambar 3-D struktur otak lebah.

Salah satu jaringan di dalam otak lebah yaitu “tubuh jamur”. Berfungsi untuk tempat memproses informasi dan membentuk ingatan.

Kerusakan Otak
Gill menyimpulkan bahwa lebah muda yang tidak terpapar pestisida punya kemampuan mengenali sumber makanan lebih baik. Mereka belajar lebih baik.

Beberapa ekor lebah tersebut hanya butuh dua atau tiga kali mencoba sebelum menjulurkan belalai ketika mencium bau lemon.

Sementara itu, lebah yang terpapar pestisida membutuhkan waktu lebih lama untuk merespons bau lemon. Beberapa lebah itu bahkan tama sekali tidak melakukannya.

Lebah terpapar pestisida memiliki tubuh jamur lebih kecil daripada lebah yang tidak terpapar.  Hal ini yang membuat lebah terpapar pestisida lebih lama belajar mengenali sumber makanan mereka.

“Tubuh jamur berfungsi sebagai organ penunjang proses belajar dan kognisi”, kata Gill.

“Paparan pestisida selama awal kehidupan mungkin telah mempengaruhi perkembangan neuron di dalam tubuh jamur,” imbuhnya.

Mengerutnya tubuh jamur akibat cemaran pestisida adalah kerusakan otak lebah. 

Jadi, residu pestisida terbukti mengakibatkan lahirnya lebah cacat. Mereka tak mampu menemukan sumber makanan. Hal tersebut bisa berdampak serius kepada kelangsungan hidup seluruh koloni.

Penerapan pestisida selayaknya dipertimbangkan lagi. Masih ada predaror alami yang efektif melindungi tanaman dari hama.

Sehingga hama bisa dikendalikan tanpa merenggut keselamatan serangga penyerbuk bunga (orangtuaidaman.com)



SIMAK JUGA ANEKA FAUNA INI!


EKOLOGI


error: Content is protected !!