ARTEMIA: MENU SEHAT SARAT GIZI
ORANGTUA IDAMAN – Kalau tak kenal maka tak sayang. Banyak keuntungan yang bisa diperoleh dari satwa renik ini. Cobalah berkenalan dengan artemia lalu buktikan manfaatnya.
Bagi pehobi ikan pemula artemia belum banyak dikenal. Binatang mungil ini dianjurkan disuguhkan sebagai menu pokok anak ikan. Artemia juga cocok bagia ikan berbadan kecil.
Meskipun dibandrol sedikit lebih mahal dibanding kutu air, artemia jauh lebih aman daripada jenis pakan hidup lain. Menurut Leo Pratomo, peternak ikan hias di Jakarta, berbagai pakan hidup, misalnya kutua air, jentik nyamuk, dan blood worm berpotensi menukarkan bibit penyakit.
Selain itu, pakan-pakan tersebut juga kerap tercemar zat beracun dari berbagai senyawa polutan di sungai.
Anda tidak bisa menggantungkan diri pada pasokan pakan hasil tangkapan dari alam. Sebab, menu tersebut bersifat musiman.
Kehadiran artemia membuat Anda tak perlu kawatir kehabisan stok pakan. Telur artemia bisa disimpan dan digunakan kapan pun saat butuhkan.
Telur artemia kemasan banyak dijual di toko perlengkapan akuarium dalam bentuk kalengan dan eceran. “Sebaiknya beli saja yang kalengan. Soalnya seringkali artemia eceran memiliki persentase daya tetas kecil,” papar Leo sambil menunjukkan salah satu contoh produk artemia kalengan.
Artemia banyak mengandung Kalsium (Ca), dan Pospor (P). Zat ini dipercaya bisa mendongkrak warna ikan menjadi semakin cemerlang.
Selain itu, pada ikan bersirip lebar, zat-zat tersebut berperan penting mendukung pertumbuhan tulang-tulang sirip. Misalnya, ikan cupang dan guppy. Kedua jenis ikan ini butuh dukungan unsur kalsium dan pospor supaya sirip ekornya tidak menguncup.
Artemia adalah sejenis udang-udangan penghuni perairan payau hingga asin. Binatang ini termasuk phylumArthropoda. Artinya mereka punya kerangka di luar badan.
Artemia yang hidup di air payau memiliki kerangka atau cangkang lebih tebal dibandingkan artemia yang hidup di air asin.
Wadah penetasan
Wadah penetasan bisa dibuat sendiri dengan bahan kaca atau botol bekas kemasan air mineral. Usahakan agar wadah penetasan berbentuk meruncing ke arah bawah.
Arsitektur wadah seperti ini bertujuan supaya semua telur artemia bisa tetap bersirkulasi dengan baik di dalam wadah pembiakan.
Jika Anda hendak membuat wadah penetasan dengan botol bekas kemasan airmineral maka Anda tinggal memotong pangkal botol.
Setelah itu, buatlah lubang dibagian tutupnya. Masukan selang aerator melalui lubang itu. Biar tidak bocor, oleskan lem kayu atau lem kaca di bagian persambungan antara selang dengan tutup botol. Jika sudah beres lalu jungkirkan botol itu.
Nah sekarang botol bekas kemasan air mineral sudah siap digunakan sebagai wadah penetasan artemia.
Wadah juga bisa dibuat dari kaca. Anda bisa memesannya kepada tukang kaca. Wadah penetasan berbahan kaca umumnya berbentuk limas terbalik dengan volume sekitar 3 – 4 liter. Di bagian ujung bawah prisma diberi saluran selang aerator.
Meramu media
Binatang keluarga udang-udangan ini menghendaki kondisi air yang berkadar antara 20 – 30 ppt. Air seperti itu bisa diracik sendiri menggunakan air suling dan garam ikan.
Takaran garam ikan yang dilarutkan sebanyak 1 – 2 sendok teh setiap liter air. Pertahankan agar suhu air tetap stabil pada kisaran 27°C – 30°C. Lakukan pula pengecekan tingkat kemasaman air (pH).
Telur-telur artemia menetas dan hidup sehat dalam ber-pH antara 8 – 9. Tingkat keasaman air tersebut bisa dipertahankan dengan bantuan menuangkan soda kue. Serbuk berwarna coklat ini berfungsi untuk mendongkrak pH air.
Media penetasan yang sudah diracik lantas bisa segera dimasukkan ke dalam wadah penetasan.
Menangani telur artemia
Sebelum dimasukkan ke dalam wadah penetasan, telur artemia butuh perlakuan khusus. Tujuannya untuk mengikis cangkang (kista) supaya artemia muda bisa gampang menetas.
Masukkan telur artemia sebanyak 1,5 sendok makan (5 gram) kedalam 400 ml air. Biarkan telur-telur itu selama 1 – 2 jam. Setelah itu, tambahkan larutan pemutih (kaporit) sebanyak 27 ml kedalam rendaman telur artemia tersebut.
Biarkan selama 5 menit atau hingga telur-telur atremia berubah warna menjadi merah jambu atau jingga. Setelah itu bilas telur-telur tersebut menggunakan air bersih sampai kaporit benar-benar hilang.
Telur-telur yang cangkangnya sudah dihilangkan bisa langsung ditetaskan atau disimpan. Agar tahan lama, simpan telur-telur itu dalam almari es.
Nah, setelah itu telur-telur artemia boleh dituang ke dalam wadah penetasan. Jumlah telur dalam wadah penetasan tidak boleh terlalu banyak. Kepadatan yang optimal yaitu 2 gram setiap liter air.
Nyalakanlah selalu aerator. Selain sebagai piranti penambah Oksigen, aerator juga bertugas membuat telur-telur dalam wadah penetasan tetap bersirkulasi.
Sekitar 20 jam kemudian telur-telur artemia menetas. Bayi artemia yang sudah menetas nampak bergerak-gerak dalam air. Untuk memastikannya, Anda bisa menggunakan bantuan lensa pembesar.
Nah, artemia-artemia muda itu sudah siap disajikan kepada ikan kesayangan Anda. Semoga ikan Anda bertambah sehat (orangtuaidaman.com).
SIKLUS HIDUP ARTEMIA
Telur artemia biasa disebut juga sebagai kista. Sekitar 24 jam kemudian kista akan berkembang menjadi embrio dan menetas menjadi Naupli. Seminggu kemudian, naupli akan tumbuh menjadi artemia dewasa. Usia rata-rata artemia berkisar antara 1,5 – 3 bulan. Seekor artemia dewasa mampu mnghasilkan telur sebanyak 2500 – 3000 butir.